Tradisi Bisoq Keris, Memandikan Keris dengan Darah di Lombok

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Tradisi Bisoq Keris, Memandikan Keris dengan Darah di Lombok

Wahyu Setyo Widodo - detikTravel
Senin, 28 Jul 2025 19:05 WIB
Alquran dan Benda Pusaka di Desa Tetebatu Lombok
Keris pusaka di desa Tetebatu, Lombok (Rachman/detikcom)
Lombok Barat -

Setiap tahun, ada satu tradisi yang digelar masyarakat suku Sasak. Mereka akan memandikan keris-keris pusaka dengan bunga, minyak cendana dan darah.

Tradisi itu dikenal dengan nama Bisoq Keris. Dalam bahasa Indonesia, 'Bisoq Keris' memiliki makna mencuci keris. Ritual itu berlangsung setiap awal bulan Muharram dalam penanggalan Hijriah.

Bisoq Keris biasanya digelar selepas Isya dan berlangsung hingga dini hari. Para sesepuh dan tokoh adat suku Sasak yang akan memulai upacara pemandian benda-benda pusaka itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya, mereka sudah menyiapkan bahan dan peralatan yang dibutuhkan. Bahan yang diperlukan antara lain air, jeruk nipis, bunga, minyak cendana hingga darah. Darah yang digunakan untuk upacara ini adalah darah ayam.

Darah ayam dalam upacara ini digunakan untuk membersihkan keris. Fungsinya agar keris pusaka yang diwariskan secara turun temurun itu menjadi makin bertuah dan kemuliannya semakin kuat.

ADVERTISEMENT

Selain darah, keris juga akan dimandikan dengan air bunga dan terakhir dioleh dengan minyak cendana. Lantunan doa, mantra, dan tembang berbahasa Sasak mengiringi penyelenggaraan ritual bisoq keris. Malam yang hening menambah aura magis dan sakral dalam prosesi adat tersebut.

Bagi orang suku Sasak, Bisoq Keris bukan sekadar membersihkan keris, tetapi juga membersihkan hati adan pikiran para pemilik keris dari hal-hal yang buruk.

Menurut Majelis Adat Sasak, bisoq keris awalnya diadakan secara tertutup oleh kelompok tertentu saja. Namun, ritual itu kini dibuka ke publik agar tidak ada lagi kesan eksklusif.

Alquran dan Benda Pusaka di Desa Tetebatu LombokKeris Pusaka di Desa Tetebatu Lombok Foto: Rachman_punyaFOTO

Bagi pemangku adat dan warga suku Sasak, bisoq keris bukan kegiatan mistis, melainkan tradisi yang membudaya untuk menyatukan berbagai suku, ras, dan agama di Pulau Lombok.

Orang-orang suku lain yang memiliki keris maupun barang-barang pusaka lain seperti tombak dan pedang di rumahnya bisa ikut terlibat dalam ritual magis tersebut.

Pemerintah Lombok Barat pun memandang kegiatan bisoq keris potensial untuk menjadi objek ritual budaya yang kaya pertunjukan dan atraksi wisata.

Tradisi yang secara umum sudah banyak ditinggalkan oleh generasi masa sekarang kini tengah berusaha untuk terus dilestarikan agar kearifan lokal di Lombok tetap abadi.

Keris sendiri telah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya tak benda pada tahun 2005 silam. Puncaknya pada gelaran MotoGP Mandalika 2023, para pebalap yang menjadi juara mendapat hadiah keris dari perajin asli Lombok.




(wsw/wsw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads