Pendaki Meninggal di Gunung Sagara Garut, Pihak Keluarga Tolak Otopsi

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Pendaki Meninggal di Gunung Sagara Garut, Pihak Keluarga Tolak Otopsi

Hakim Ghani - detikTravel
Minggu, 03 Agu 2025 18:30 WIB
Pemandangan Talaga Bodas di punck Gunung Sagara.
Gunung Sagara di Garut (Indra Gumilar/via Cerita Pendaki)
Garut -

Seorang pendaki dari Bandung meninggal dunia saat mendaki gunung Sagara di Garut. Pihak keluarga menolak proses otopsi.

Iyep, seorang pendaki asal Bandung meninggal dunia dalam perjalanannya turun dari Gunung Sagara di Garut, Jawa Barat. Iyep diduga meninggal dunia karena mengalami sakit.

Peristiwa ini terjadi di Gunung Sagara yang berlokasi di Desa Tenjonagara, Kecamatan Sucinaraja, Garut, pada Sabtu (2/8) sore.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Korban mendaki bersama rombongannya berjumlah 18 orang," kata Kapolsek AKP Abusono, Minggu, (3/8/2025).

Kejadian bermula ketika korban bersama teman-temannya mendaki Gunung Sagara sejak Sabtu pagi, sekitar jam 08.00 WIB. Mereka, kemudian tiba lima jam kemudian. Saat berada di puncak gunung, korban mengeluhkan sakit.

ADVERTISEMENT

"Korban mengaku sakit di bagian dada, kemudian mengeluarkan busa dari mulutnya," katanya.

Seorang rekan korban, kemudian memberikan pertolongan. Di momen tersebut, terdapat sejumlah mahasiswa kesehatan yang melihat kejadian itu, dan turut serta memberikan pertolongan.

"Korban sempat sadar dan beristirahat di Pos 4," katanya.

Namun sayang, nyawanya tidak tergolong. Korban kemudian dinyatakan meninggal dunia, kemudian dievakuasi oleh tim SAR gabungan sekitar jam 16.30 WIB.

Abusono menuturkan, usai mendengar kejadian tersebut, pihaknya langsung melakukan penyelidikan. Menurut informasi yang dihimpun dari pihak keluarga, korban memiliki riwayat penyakit.

"Menurut keterangan saksi, korban memiliki riwayat penyakit hipertensi dan jantung," pungkas Abusono.

Setelah dievakuasi dari puncak gunung, korban kemudian langsung dibawa oleh pihak keluarga. Keluarga menerima hal tersebut sebagai musibah, dan menolak dilakukannya otopsi, terhadap jasad lelaki berusia 64 tahun tersebut.

--------

Artikel ini telah naik di detikJabar.




(wsw/wsw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads