Anggota DPR RI, Jamaludin Malik mengusulkan agar data dari BMKG, BPBD hingga KLH diintegrasikan guna memperkuat sistem peringatan dini terhadap bencana banjir.
"Pemerintah harus mendorong integrasi data BMKG, BPBD, dan KLH untuk memperkuat early warning system," kata Jamaludin dikutip Antara, Kamis (18/9/2025).
Peringatan dari BMKG tentang potensi musim hujan ekstrem pada 2025-2026 hingga krisis sampah yang memperparah banjir seperti di Bali, harus direspons dengan kebijakan yang terukur, terintegrasi, dan berbasis teknologi.
"Banjir bukan semata fenomena alam. Krisis sampah yang tak terkelola di daerah wisata seperti Bali sudah memperparah dampaknya. Ini saatnya pemerintah membangun sistem peringatan dini yang canggih sekaligus membenahi tata kelola sampah secara nasional," kata dia.
Di Bali, Jamaludin menilai akumulasi sampah di sungai dan pantai sudah memicu kerusakan lingkungan, mengganggu pariwisata, bahkan menelan korban jiwa. Kerugian akibat banjir tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga ekonomi dan sosial.
BMKG: Sistem Peringatan Dini Banjir Butuh Kolaborasi
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sudah mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem sebagai modal awal untuk mitigasi bencana hidrometeorologi, termasuk banjir dan tanah longsor.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengatakan sistem peringatan dini banjir atau tanah longsor tersebut memerlukan kolaborasi lebih luas dan tidak bisa hanya mengandalkan prakiraan hujan atau peringatan dini cuaca ekstrem.
"Curah hujan itu hanya salah satu faktor. Faktor lain seperti kondisi tanah, kemiringan, topografi, dan tutupan lahan juga sangat menentukan," katanya.
Guswanto menilai peringatan cuaca ekstrem tetap relevan untuk memicu kewaspadaan masyarakat dan pemerintah daerah agar mereka siap dalam menghadapi bencana.
"Kalau sudah ada peringatan hujan lebat, itu bisa dijadikan dasar awal untuk siaga banjir atau longsor. Tinggal dilanjutkan dengan analisis faktor lingkungan," ujarnya.
Simak Video "Video: BMKG Resmikan Gedung Backup Sistem Peringatan Dini di Bali"
(wsw/wsw)