Round Up

Dikecam Usai Minta Surat Sakit ke Pramugari yang Meninggal, Maskapai Minta Maaf

Syanti Mustika - detikTravel
Minggu, 26 Okt 2025 07:07 WIB
Ilustrasi pesawat Eva Air (reuters)
Jakarta -

Maskapai penerbangan asal Taiwan, Eva Air, menyampaikan permintaan maaf setelah meminta surat cuti kepada seorang pramugari yang telah meninggal dunia. Permintaan maaf diberikan setelah kritik publik membanjir.

Pramugari Eva Air bermarga Sun meninggal dunia pada 10 Oktober 2025. Dia tutup usia setelah setelah jatuh sakit saat bertugas dalam penerbangan dari Milan ke Taoyuan, Taiwan.

Pramugari berusia 34 tahun itu dirawat di rumah sakit setelah kondisinya memburuk.

Keluarga Sun mengungkapkan bahwa seorang perwakilan Eva Air dilaporkan mengirimkan pesan ke ponsel Sun pada hari pemakamannya. Mereka meminta Sun untuk menyerahkan dokumen yang membuktikan bahwa ia telah mengajukan cuti sakit pada akhir September.

Keluarga Sun kemudian mengirimkan salinan surat kematian Sun.

Kematian Sun telah membuat banyak orang marah di dunia maya di tengah spekulasi bahwa ia terlalu banyak bekerja. Pihak berwenang Taiwan dan Eva Air kini sedang menyelidiki apakah Sun ditolak bantuan medis atau dilarang mengambil cuti sakit.

Maskapai meminta maaf

Dalam sebuah pernyataan yang diberikan kepada BBC minggu lalu, Eva Air mengatakan bahwa mereka telah menghubungi keluarganya ketika ia dirawat di rumah sakit dan sangat berduka atas kematian Sun.

"Kesehatan dan keselamatan karyawan dan penumpang kami adalah prioritas utama kami," kata maskapai tersebut, seraya menambahkan bahwa mereka sedang melakukan peninjauan menyeluruh atas kasus tersebut.

Pejabat senior Eva Air mengatakan pesan teks tersebut merupakan kesalahan yang dilakukan oleh karyawan internal. Dalam konferensi pers yang digelar minggu lalu, maskapai mengatakan telah meminta maaf secara pribadi kepada keluarga Sun atas kesalahan tersebut.

"Kepergian Sun adalah duka yang mendalam bagi kami selamanya. Kami akan melakukan penyelidikan atas kematiannya dengan sikap yang paling bertanggung jawab," kata Presiden Eva Air, Sun Chia-Ming.

Pengguna media sosial anonim yang mengaku sebagai rekan kerjanya menuduh Sun dipaksa untuk terus bekerja meskipun ia merasa tidak sehat. Rumah Sakit Universitas Kedokteran Tiongkok di Taichung, tempat ia meninggal, belum secara resmi mengungkapkan penyebab kematiannya.

Dalam laporan CNA Taiwan, catatan penerbangan dalam enam bulan terakhir menunjukkan bahwa Sun telah terbang rata-rata 75 jam per bulan, yang masih dalam batas regulasi. Ia bergabung dengan maskapai tersebut pada 2016.



Simak Video "Video Cerita Unik Pramugari Bertugas saat Ramadan: Sahur di Surabaya, Buka di Arab"


(sym/fem)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork