IKN Disorot Media Asing, Disebut Berpotensi Jadi Kota Hantu

Femi Diah - detikTravel
Jumat, 31 Okt 2025 05:31 WIB
Taman Kusuma Bangsa di IKN (Fauzam/Antara)
Jakarta -

Ibu Kota Nusantara (IKN) disorot media asing. Difokuskan kepada istana megah di tengah hutan, namun diprediksi menjadi kota mati meski pun ada harapan dari warga.

"Ibu Kota baru Indonesia, Nusantara, sebuah proyek utopis, seolah muncul begitu saja di tengah kehampaan. Di dalam hutan lebat, sebuah jalan raya besar tiba-tiba muncul di antara pepohonan, mengarah ke sebuah istana yang di puncaknya terdapat burung garuda bersayap berkilau di bawah matahari khatulistiwa. Namun, di antara deretan gedung futuristik, jalan-jalan besar Nusantara tampak sepi, hanya ada beberapa tukang kebun dan segelintir turis dengan rasa ingin tahunya."

Itu adalah kalimat pembuka dalam The Guardian dalam artikel berjudul Indonesia's New Capital, Nusantara, in Danger of Becoming A 'Ghost City'. Artikel itu ditayangkan Selasa (29/10/2025).

Artikel tersebut dilengkapi dengan foto wisatawan sedang berpose dengan latar patung instalasi sayap yang terletak di plaza Taman Kusuma Bangsa, yang berada tepat di seberang kompleks Istana Garuda (kantor presiden) di kawasan inti pemerintahan IKN.

Artikel itu juga menyebut bahwa setelah tiga tahun diluncurkan oleh mantan Presiden Joko Widodo, kini IKN justru dibayangi kekhawatiran menjadi kota hantu. Saat itu, Jokowi menyebut pembangunan IKN untuk menggantikan Jakarta yang dilanda polusi berat, penduduknya terlalu padat, dan berpotensi tenggelam.

"Di bawah Presiden Prabowo Subianto, yang menjabat sejak Oktober lalu, pendanaan negara untuk proyek ibu kota baru telah anjlok lebih dari setengah, dari 2 miliar pound sterling pada 2024 menjadi 700 juta pound sterling pada 2025. Tahun depan, pemerintah mengalokasikan anggaran untuk IKN sebesar 300 juta pound sterling, sepertiga dari jumlah yang diminta. Investasi swasta juga turun lebih dari 1 miliar pound sterling dari target," pernyataan dalam artikel itu.

Dalam artikel itu juga disebutkan bahwa Prabowo, sebagai sosok yang belum pernah mengunjungi IKN setelah menjadi presiden, juga diam-diam menurunkan status Nusantara menjadi "ibu kota politik" pada Mei. Prabowo kemudian mengumumkan kepada publik pada September.

Merujuk artikel itu, saat ini sebanyak 2.000 ASN dan 8.000 pekerja konstruksi tinggal di IKN, jauh dari target 1,2 juta orang pada 2030. Blok apartemen, gedung kementerian, rumah sakit, jalan, sistem air, dan bandara telah dibangun.

Herdiansyah Hamzah, pakar hukum tata negara dari Universitas Mulawarman di Kalimantan Timur, mengatakan IKN sudah menjadi kota hantu dan penetapan ibu kota politik tidak memiliki makna dalam hukum Indonesia.

"Ibu kota baru bukan prioritas bagi Prabowo," katanya. Secara politis, ia tidak mau IKN mati, tetapi di saat bersamaan juga tidak ingin IKN hidup.

Meskipun ada penundaan dan penurunan, mereka yang terlibat dalam proyek IKN tetap optimistis.

"Presiden (Prabowo) mengatakan kepada saya, 'Ini komitmen saya untuk melanjutkan dan menyelesaikannya bahkan lebih cepat'," kata Basuki Hadimuljono, kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN).

Basuki juga memastikan bahwa laporan tentang perlambatan konstruksi dan kurangnya kemauan politik adalah tidak benar.

"Pendanaan ada, komitmen politik ada. Mengapa kita harus meragukannya? Pendanaan telah dialokasikan kembali, bukan dipotong," kata Basuki lagi masih dalam artikel tersebut.

Dalam artikel itu, The Guardian menemui pemilik toko dan pekerja bangunan di IKN. Mereka sama-sama mengatakan bahwa IKN mulai sepi, tidak seramai dulu.



Simak Video "Video: Kebakaran Hunian Pekerja IKN, Asap Hitam Membubung"


(fem/fem)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork