Pembatasan penjualan alkohol di Thailand masih menjadi perdebatan. Kini dari sisi turis yang merasa bingung dengan kepastian dari aturan tersebut.
Terkini, Pemerintah Thailand disebut-sebut tengah mempertimbangkan untuk mencabut aturan tersebut. Karena banyak mendapatkan kritik dari industri.
Melansir Pattaya Mail, Minggu (16/11/2025) bagi banyak turis asing, persoalannya bukan sekadar soal jam larangan. Mereka mengeluhkan inkonsistensi aturan, kebingungan di lapangan, hingga penegakan hukum yang dinilai tidak merata sehingga membuat wisatawan merasa terjebak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di Pattaya, kota yang terkenal dengan kehidupan malam, wisatawan mengaku sering kali tidak tahu kapan atau di mana membeli minuman bisa tiba-tiba dianggap melanggar hukum. Tumpang tindih antara aturan nasional, peraturan provinsi, hingga interpretasi aparat lokal membuat semuanya terasa mengambang.
"Tidak ada yang tahu pasti seperti apa aturannya, semua tidak jelas. Apakah aturan ini dibuat hanya untuk membuat wisatawan asing melanggar hukum dan membayar denda?," kata seorang ekspatriat.
Saat ini, aturan resmi melarang penjualan alkohol mulai pukul 14.00-17.00 waktu setempat dan setelah tengah malam. Namun pelaksanaannya berbeda-beda, ada bar dan restoran di Pattaya yang tetap menyajikan minuman secara diam-diam, sementara lainnya memilih menutup total di jam yang sama demi menghindari masalah.
Bagi banyak turis, ketidakpastian tersebut justru mencoreng citra Thailand sebagai destinasi yang ramah dan fleksibel. "Ini pertanda bahwa aturan jam 12 malam itu lelucon yang buruk," kata seorang ekspatriat.
"Semua orang tahu aturan itu diabaikan di beberapa tempat dan ditegakkan di tempat lain. Sekarang, bahkan para pejabat pun tampaknya menyadari betapa konyolnya aturan itu," lanjutnya.
Pelaku usaha di sektor bar dan pariwisata pun telah lama menilai regulasi alkohol yang tidak konsisten ini hanya menimbulkan pesan membingungkan bagi wisatawan dan berdampak pada pengeluaran turis.
"Pemerintah mengatakan menginginkan pariwisata berkualitas tinggi. Tapi bagaimana Anda bisa menarik wisatawan serius jika tidak ada yang tahu kapan minum bir boleh dilakukan?," tutur seorang pemilik bisnis di Walking Street.
Di sisi lain, Pemerintah Thailand tetap bersikeras bahwa pembatasan jam penjualan alkohol dapat membantu menekan angka kecelakaan lalu lintas dan kekerasan dalam rumah tangga.
(upd/wsw)












































Komentar Terbanyak
KGPH Mangkubumi Bantah Khianati Saudara di Suksesi Keraton Solo
Kisah Sosialita AS Liburan di Bali Berakhir Tragis di Tangan Putrinya
Keraton Solo Memanas! Mangkubumi Dinobatkan Jadi PB XIV