Hubungan China dan Jepang sedang tidak baik-baik saja hingga berdampak kepada sektor pariwisata negeri sakura. Beijing merilis peringatan perjalanan hingga maskapai menawarkan refund.
Dikutip dari Reuters, Selasa (18/11/2025), situasi panas itu berawal dari pernyataan Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi dalam sidang parlemen pada 7 November 2025. Dia mengatakan bahwa jika China menggunakan kekuatan militer terhadap Taiwan, kondisi itu bisa dianggap sebagai ancaman bagi kelangsungan hidup Jepang.
Ucapan tersebut merujuk pada aturan keamanan Jepang pada 2015, yang memungkinkan Jepang ikut turun tangan secara militer bila sekutunya diserang atau situasi regional mengancam Jepang secara langsung.
China bereaksi keras. China menilai komentar Takaichi sebagai bentuk campur tangan dalam urusan dalam negeri, karena Beijing menganggap Taiwan bagian dari wilayahnya.
Pernyataan Takaichi juga dinilai sebagai sinyal dukungan Jepang terhadap kemungkinan intervensi militer, sehingga China menuntut klarifikasi dan permintaan maaf.
China langsung mengimbau warganya untuk tidak bepergian ke Jepang, dengan alasan meningkatnya risiko keselamatan. China juga memperingatkan pelajar China di Jepang agar lebih waspada, bahkan menyarankan calon mahasiswa untuk mempertimbangkan ulang rencana studi.
Maskapai-maskapai berbasis di China juga mengambil sikap. Air China, China Southern, China Eastern, Hainan Airlines, Sichuan Airlines, Xiamen Airlines, dan Spring Airlines menawarkan refund untuk penerbangan menuju Jepang. Langkah itu menjadi sebuah pertanda bahwa arus perjalanan diperkirakan akan menurun.
Dikutip dari South China Morning Post, sebagian besar kebijakan berlaku untuk tiket yang dibeli sebelum Sabtu siang, sedangkan Sichuan Airlines memperpanjang batas waktu hingga pukul 14.00.
Kementerian Luar Negeri China juga mengingatkan soal risiko keamanan warga China di Jepang belakangan ini. Disebutkan sejumlah serangan yang ditargetkan sepanjang tahun ini kepada turis Chin di negeri sakura.
Sekretaris kabinet Jepang, Minoru Kihara, mengatakan Jepang mengajukan protes terhadap peringatan perjalanan tersebut dan meminta Beijing untuk mengambil tindakan yang sesuai. Dia menilai kedua belah pihak memiliki pemahaman berbeda mengenai situasi tersebut.
Situasi itu langsung berdampak kepada pariwisata Jepang. Saham perusahaan pariwisata Jepang menurun, di antaranya Isetan Mitsukoshi anjlok 10,7%, operator Tokyo Disneyland Oriental Land juga turun 5,9%, dan Japan Airlines (JAL) turun 4,4%.
Baca juga: Wisata Jepang Mulai Terimbas Larangan China |
Simak Video "Video: Tegang! Jepang Imbau Warganya di China untuk Hati-hati "
(fem/fem)