×
Ad

Sudah Diskon Kamar, Hotel di Jepang Tetap Minim Turis China

Syanti Mustika - detikTravel
Jumat, 19 Des 2025 11:50 WIB
Ilustrasi keramaian di Shibuya, Jepang ( Getty Images/CHUNYIP WONG)
Jakarta -

Semenjak pemerintah China mengeluarkan larangan bepergian ke Jepang, efeknya begitu terasa pada pariwisata Jepang. Banyak pembatalan pemesanan hotel dan penurunan penjualan di pusat perbelanjaan.

Dilansir dari Straits Times, Jumat (19/12/2025) banyak pengusaha yang khawatir situasi ini terus berlanjut menjelang liburan Tahun Baru Imlek pada bulan Februari mendatang.

"Banyak warga China telah membatalkan pemesanan mereka. Kami telah menurunkan tarif akomodasi kami untuk pertama kalinya dalam beberapa waktu," kata operator sebuah hotel di Distrik Nakagyo, Kyoto, pada 17 Desember.

Operator tersebut mengatakan tarif kamar telah dipotong sekitar 10 persen dari Desember 2024. Tarif hotel di Kyoto telah terus meningkat sejak 2024, karena peningkatan permintaan pariwisata setelah Covid-19 dan efek Expo Osaka-Kansai 2025. Namun, permintaan dari pengunjung China anjlok akhir-akhir ini, memaksa hotel di Kyoto untuk menurunkan tarifnya.

"Jika situasi ini berlanjut hingga Tahun Baru Imlek, dampaknya akan semakin parah," kata operator hotel tersebut.

Pengunjung dari China daratan dan Hong Kong bersama-sama menyumbang 28 persen dari seluruh wisatawan ke Jepang dari Januari hingga November 2025. Selama periode ini, jumlah wisatawan China yang datang ke Jepang melonjak sebesar 37,5% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2024.

Namun, pertumbuhan tersebut turun menjadi hanya 3 persen pada bulan November. Penerbangan antara China dan Jepang telah dikurangi dan kapal pesiar membatalkan pemberhentian di pelabuhan Jepang. Dan hingga saat ini, hubungan bilateral kedua negara belum juga membaik.

Selain hotel, industri ritel mengeluhkan juga penurunan yang mereka alami, imbas imbauan pemerintah China tersebut. Penjualan bebas bea di toserba Takashimaya antara 1 dan 14 Desember turun 9,8 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2024. Penjualan dari pelanggan China menurun sebesar 23,9 persen. Mengingat pelanggan China menyumbang lebih dari 40 persen penjualan bebas pajak, hilangnya mereka berdampak besar pada kinerja perusahaan.



Simak Video "Video: Speedboat Bawa Turis China Meledak di Labuan Bajo"


(sym/ddn)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork