Tempat Wisata Bandel di Puncak, Terus Dibangun Tanpa Peduli Lingkungan

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kaleidoskop detikTravel 2025

Tempat Wisata Bandel di Puncak, Terus Dibangun Tanpa Peduli Lingkungan

Tim detikTravel - detikTravel
Sabtu, 20 Des 2025 07:01 WIB
Tempat Wisata Bandel di Puncak, Terus Dibangun Tanpa Peduli Lingkungan
Pembongkaran bangunan Hibisc Fantasy Puncak, Bogor, Jawa Barat (M Sholihin/detikcom)
Jakarta -

Kaleidoskop detiktravel di bulan Maret 2025 soal tempat wisata di Puncak yang bandel dan terus melakukan pembangunan tanpa peduli terhadap kerusakan lingkungan.

Pemberitaan detikTravel di bulan Maret 2025 diramaikan soal Hibisc Fantasy Puncak yang bermasalah dengan perizinan. Tempat wisata tersebut berdiri di atas lahan yang seharusnya menjadi resapan air hujan. Akibatnya, banjir besar melanda Bogor hingga Jakarta.

Selain itu, ada pula berita tentang alasan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menertibkan lahan di kawasan Puncak, hingga respons Bupati Bogor saat disindir soal alih fungsi lahan di Puncak. Berikut ulasan lengkapnya:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. 'Dasar Bandel, Bangun Lagi, Bangun Lagi

Hibisc Fantasy adalah tempat wisata di kawasan Puncak, Bogor yang dikelola oleh anak perusahaan PT Jasa dan Kepariwisataan (Jaswita) Jabar yaitu PT Jaswita Lestari Jaya (JLJ) yang bekerja sama dengan mitra serta PT Perkebunan Nusantara VIII.

ADVERTISEMENT

PT Jaswita merupakan Badan Usaha Milik Daerah yang sahamnya 100% milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Lokasi tempat wisata itu berada di desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Bogor.

Sementara itu, saham PT JLJ dimiliki oleh PT Jaswita 70% dan PT Bajo Tirba Juara (30%). Pemerintah Kabupaten Bogor ternyata sudah pernah beberapa kali menegur obyek wisata milik BUMD Jabar tersebut.

Yang pertama adalah soal luasan lahan yang ternyata tidak sesuai dengan perizinan PBG (Persetujuan Bangunan Gedung). PBG yang diterbitkan untuk PT Jaswita-KSO PTPN hanya untuk bangunan seluas 4.138 meter persegi di lahan perkebunan teh Gunung Mas.

Namun pada kenyataannya Hibisc Fantasy Puncak memiliki puluhan bangunan di dalamnya dengan luas keseluruhan 21 ribu meter persegi.

"Sehingga ada pelanggaran 16,9 ribu luas lahan yang tidak sesuai dengan izin. Jadi, sebenarnya ini berawal dari mereka itu tidak pernah mengindahkan apa yang sudah kita tegur," kata Teuku Mulya, Kepala Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Bogor

Bangunan yang didirikan Hibisc Fantasy juga harus memenuhi aspek ramah lingkungan (green house) yang dilengkapi resapan air, sumur biopori, hingga sumur resapan. Namun sejak awal PT Jaswita tidak mengindahkan rambu-rambu yang diberikan Pemkab Bogor sehingga DPKPP Kabupaten Bogor pada Agustus 2024 beberapa kali melayangkan surat teguran hingga berujung pada penyegelan.

"Dasar bandel, bangun lagi, bangun lagi. Sampailah kita menyegel dua kali bersama Satpol PP Kabupaten Bogor. Terakhir pada Desember 2024. Saat itu kita nggak tahu mereka sudah buka, akhirnya kita segel bangunan yang tidak berizin," kata dia.

Pada akhirnya, Hibisc Fantasy Puncak dibongkar Gubernur Jabar Dedi Mulyadi untuk kemaslahatan umum.


2. Mau Kopermu Jadi yang Pertama Diturunkan dari Pesawat? Pakai Trik Ini

Dilansir Escape, berikut adalah trik dan tips yang memungkinkan untuk memastikan koper bisa menjadi yang pertama diturunkan dari pesawat:

- Membayar Layanan Bagasi Prioritas
- Check In di Batas Waktu Akhir
- Gate Check


3. Alasan Gubernur Dedi Nangis Tertibkan Lahan Puncak: Martabat Saya Direndahkan

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menangis saat menertibkan lahan di Puncak, Bogor. Ia mengaku martabatnya merasa direndahkan. Dedi mengatakan, sebagai orang Sunda, gunung adalah sesuatu yang dihormati dan sakral.

"Karena bagi orang Sunda dan orang Jawa, gunung itu sesuatu yang sakral, gunung itu sesuatu yang dihormati," ujarnya.

Menurut Dedi, gunung adalah sumber kehidupan. Hal itu terlihat dari tradisi tumpeng yang biasa dilakukan oleh adat Sunda dan Jawa.

"Makanya, lambang orang Sunda dan orang Jawa itu sama, lambang ritualitasnya itu tumpeng, tumpeng itu mancit ke atas, satu itu tunggal ya, kemudian ke bawahnya banyak makanan, dari titik yang satu di gunung itu, melahirkan bagaimana proses ekologi yang melahirkan produksi," jelasnya.

Menurut Dedi, merusak gunung dan hutan adalah suatu hal yang tidak dapat diterima. Terlebih kerusakan itu dilakukan hanya demi mendapatkan keuntungan. Karena itu, Dedi merasa martabatnya direndahkan ketika aktivitas merusak gunung dilakukan.

"Jadi saya ini termasuk orang yang begitu menghormati gunung, begitu menghormati gunung, sehingga ketika gunung itu orang seenaknya, demi kepentingan komersial membelah hutannya, hanya untuk kesenangan-kesenangan dan duit, saya nangis. Kenapa? Bagi saya, sebagai orang Sunda, saya merasa martabat saya direndahkan," ucapnya.


4. Pramugari yang Twerking Pagi-pagi di Pesawat Buka Suara Usai Dipecat

Nelle Diala, seorang pramugari Alaska Airlines dipecat karena videonya twerking pagi-pagi di pesawat viral di media sosial.

Diala mengungkapkan bahwa maskapai tersebut mengutip pelanggaran kebijakan media sosial sebagai pemecatannya.

"Saya memasang wajah bangga setiap kali melangkah ke pesawat itu dan bagi mereka untuk memecat saya tanpa memberi saya kesempatan, itu tidak adil," katanya.

"Saya benar-benar bangga pada diri sendiri karena telah melangkah sejauh ini. Saya hanya tidak berpikir video dan unggahan saya serta cara saya menari akan dianggap tidak pantas."

Dalam sebuah pernyataan kepada The Independent, Alaska Airlines mengatakan: "Meskipun kami tidak mengomentari masalah personal, kami menjunjung tinggi standar perilaku dan kepedulian terhadap tamu kepada semua pramugari. Semua pramugari baru harus menjalani masa percobaan, sama seperti semua karyawan Alaska Airlines."


5. Kebijakan Gubernur Jabar Larang Study Tour, Pengaruhnya Meluas ke Provinsi Lain

Kebijakan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang melarang kegiatan study tour, memberikan dampak besar pada sektor pariwisata, terutama di provinsi lain di luar Jawa Barat.

"Persoalannya adalah ini juga mendatangkan reaksi dari para pengusaha tour and travel yang ada di Jawa Tengah. Karena Jawa Barat menutup diri, mereka pun tidak melakukan perjalanan ke Jawa Barat," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Cirebon, Agus Sukmanjaya.

Karena kebijakan itu sudah diterapkan maka mau tidak mau pariwisata Jabar harus pandai-pandai mencari solusi alternatif, di antaranya, mengajak para pengusaha travel, khususnya yang berada di wilayah Cirebon Raya atau Ciayumajakuning, untuk mencari potensi yang bisa dimanfaatkan.

"Misalnya Kota Cirebon punya apa, Kabupaten Cirebon punya apa, Kuningan punya apa, Majalengka punya apa dan Indramayu punya apa. Nanti teman-teman asosiasi (pengusaha travel) ini lah yang menjahit paket-paket (wisata) yang pelibatannya kabupaten/kota se Cirebon Raya. Itu nanti kita tawarkan ke wilayah lain, misalnya Bekasi, Depok dan lain-lain," kata dia.


6. Pendaki Ini Hampir Tewas di Carstensz, Selamat karena Bakar Peralatan

Pendaki wanita ini hampir tewas karena hipotermia di kawasan Puncak Carstensz Pyramid. Ia selamat karena berhasil membuat api dengan membakar jaket, tali GoPro, dan peralatan lain di area tebing.

Cerita ini berasal dari Chintya Tengens Kastanya. Dia melakukan pendakian ke puncak tertinggi di Oseania itu pada 2015. Dia mengungkapkan kembali ceritanya karena insiden terbaru di akhir pekan lalu di tempat yang sama.

Di awal cerita, Chintya mengungkapkan rasa duka atas meninggalnya dua pendaki di Carstensz Pyramid. Ia mengaku sangat dekat dengan peristiwa nahas itu.

"It's never been easy mendengar kabar duka dari dunia pendakian yang begitu dekat dengan kehidupanku. One of my near death experience juga aku alami di sini. Menginap di tebing sendirian karena kelelahan dan AMS yang aku alami saat itu," kenang Chintya.

Kelelahan ekstrem dialami Chintya, karena dalam pendakian mereka mengangkut sling baja dan berbagai perlengkapan untuk pembuatan jembatan tyrolean, serta menghabiskan banyak waktu untuk pembuatan jembatan yang memudahkan para pendaki sampai ke puncak tertinggi Indonesia.

Chintya pun hilang kesadaran di tali berkali-kali ketika sedang rappelling turun ke bawah. Dia memilih bertahan di tebing, sementara rekannya meminta bantuan. Saat ditinggal di tebing itu, Chintya bertahan hidup dengan membuat api agar tetap hangat.

Dia mulai membuat api bermodalkan barang-barang seadanya. Ia mulai menyobek bungkusan coklat, potong-potong sandal karet yang ada di dalam carrier untuk dijadikan sumber api.

Apinya tidak perlu besar, namun harus cukup bertahan hingga matahari terbit agar tubuh bisa tetap hangat. Berujung dengan Chintya membakar satu buah jaket (karena aku pakai 3 lapis).

Tali temali cadangan, tali GoPro pun dibakar agar menjadi sumber kehangatan. Namun akhirnya Chintya berhasil bertahan dan diselamatkan tim rescue.


7. Cinta Pandangan Pertama, Dapat Surat Cinta dari Pilot Saat Duduk di Bandara

Seorang wanita dibuat happy hingga tersenyum malu-malu. Saat sedang duduk menunggu penerbangan, dia mendapatkan surat cinta dari seorang pilot.

Steph Bohrer (23), seorang influencer, mengisi waktu menunggu penerbangan dengan makan di. Tiba-tiba saja, seorang pilot datang mendekat dan meletakkan sebuah tisu makan yang berisi pesan singkat.

Kertas tisu yang berwarna coklat itu diletakkan di samping botol airnya di atas meja. Tanpa sempat bertatapan, si pilot bergegas pergi dari hadapan Bohrer.

"Saya telah melihat seluruh dunia dan Anda adalah wanita tercantik di dalamnya," bunyi surat cinta itu, seperti dikutip dari New York Post. Di bagian bawah, si pilot menandatangani catatan itu.

Bohrer pun tersipu malu. Ia kemudian mengunggah pesan cinta itu ke TikTok sebagai video singkat yang diisi dengan lagu Enchanted dari Taylor Swift.

"Saya bahkan tidak melihat wajahnya," tulis Bohrer dalam keterangan foto TikTok-nya.

Setelah Bohrer diunggah ke TikTok, video tersebut telah diputar lebih dari 11 juta kali dan mendapat 1,6 juta like hanya dalam waktu satu hari.


8. Dari Kebun Teh Jadi Vila-Tempat Wisata Bikin Puncak Banjir, Bos PTPN: Kami Lalai

"Kami lalai." Dua kata itu diucapkan oleh Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III, Muhammad Abdul Ghani, saat ditanya soal pengelolaan lahan di Puncak, Bogor. Kelalaian itu menjadi biang penyebab banjir besar di Jabodetabek awal Maret lalu.

"Memang dengan kejadian awal Maret, terjadinya banjir besar menyadarkan kami bahwa ada sesuatu yang kami lalai," kata Abdul dalam dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (19/3/2025).

Kawasan Gunung Mas di Puncak, Bogor sebelumnya dikelola oleh PTPN VIII, kemudian sejak Desember 2023 dikelola oleh PTPN. Proses kerja sama alih fungsi lahan Gunung Mas itu dilakukan sejak era PTPN VIII.

Pelanggaran pembangunan di Puncak itu melanggar ketentuan koefisien wilayah terbangun (KWT) Bogor. Pembangunan di Puncak sebagai daerah resapan air hanya boleh 30 persen dari luas lahan yang ditetapkan.

Total luas Hak Guna Usaha (HGU) PTPN di kawasan Gunung Mas sebesar 1.623 hektare, sekitar 500 hektare atau 31 persen telah diokupansi. Okupansi tersebut terdiri dari dua kategori, yakni lahan yang ditanami sayuran dan lahan yang digunakan untuk pembangunan vila liar.

"Jadi di situlah kesalahan dan di beberapa tempat ada delapan itu yang kemarin dikasih surat peringatan itu. Jadi kami hanya ingin melaporkan kepada Bapak sekalian, memang di situlah kesalahan PTPN, kita hanya memberikan, menunjuk mitra, tapi dengan catatan mitra harus mengurus izinnya," ujar Abdul mengakui kesalahan.


9. 7 Tempat Wisata di Indonesia Dulu Gemerlap Kini Gelap dan Tinggal Kenangan

Indonesia punya banyak tempat wisata yang dulu selalu kebanjiran pengunjung. Namun kini nasibnya berbeda, tutup dan terbengkalai. Berikut ketujuh tempat wisata itu:

1. Kampung Gajah Wonderland
2. Snpwbay Waterpark TMII
3. Taman Remaja Surabaya
4. Wonderia Semarang
5. Hotel Gantung Purwakarta
6. Depok Fantasi Waterpark
7. Cimanggu Bandung


10. Dedi Mulyadi Sentil Alih Fungsi Lahan di Puncak, Bupati Bogor Merespons

Bupati Bogor, Rudy Susmanto merespons sindiran Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang menyoroti alih fungsi lahan sebagai penyebab banjir di Puncak, Bogor dengan mencabut kewenangan satuan kerja perangkat daerah (SKPD).

Tak hanya mencabut kewenangan SKPD, Rudy juga akan mengevaluasi berbagai izin yang sudah kadung diterbitkan Pemerintah Kabupaten Bogor. Salah satunya, izin pembangunan perumahan di Desa Cijayanti yang dinilai berdampak buruk bagi lingkungan masyarakat sekitar.

"Selama kepentingannya jelas, selama tidak mengganggu lingkungan, tidak merusak lingkungan, kita pasti mendukung," ujarnya.

Kawasan Puncak ditetapkan dalam status tanggap darurat bencana hingga 17 Maret 2025 setelah banjir, tanah longsor, dan angin kencang melanda, serta orang hanyut.

BPBD mencatat sebanyak 16 kecamatan di Kabupaten Bogor terdampak bencana dalam sehari. Adapun 16 kecamatan yang terdampak terdiri atas 28 desa.

Halaman 2 dari 2
(wsw/ddn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads