Cuti bersama dimulai hari ini, Rabu (28/10) hingga tiga hari ke depan. Epidemiologi Universitas Padjadjaran (Unpad) Bony Liem Lestari turut berbagi tips agar liburan tetap dapat dinikmati sekaligus aman saat pandemi COVID-19.
libur panjang saat ada tanggal merah Maulid Nabi dan cuti bersama berpotensi tercipta kerumunan di tempat wisata. Selain itu, bukan tidak mungkin ttraveler memilih untuk berkunjung ke rumah kerabat.
Berkaca libur panjang dan cuti bersama sebelumnya, kondisi tersebut memunculkan klaster baru COVID-19.Traveler pun diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dan menerapkan protokol kesehatan COVID-19.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bony menyebut, baik wisatawan maupun yang menyediakan jasa pariwisata, harus benar-benar berkomitmen untuk menerapkan proteksi diri dari segala bentuk penularan Corona. Kepada detikcom, dia menuturkan beberapa tips yang perlu disiapkan selama berwisata saat long weekend.
"Jadi kalau dilihat dari yang menyediakan jasa pariwisata seperti hotel, rumah makan, tempat wisata dan lain-lain harus ada satgas COVID-nya. Harus ada yang betul-betul mempersiapkan protokol kesehatan. Contohnya pembatasan jumlah tamu hotel tertentu maksimal 50 persen dan mekanisme lainnya yang memungkinkan berkumpulnya orang-orang," kata Bony.
Dia mengatakan harus ada bagian dari anggota satgas ataupun pemerintah selaku pemangku kebijakan untuk menjadi pengawas penerapan protokol kesehatan (prokes) tersebut. Menurutnya, penerapan prokes saat ini seringkali kendor jika tidak diawasi dengan baik.
Lebih lanjut, bagi para wisatawan, kata dia, akan jauh lebih aman jika mencari tempat wisata outdoor dan menggunakan kendaraan pribadi saat liburan cuti bersama. Sebelum dan sesudah digunakan, kendaraan tersebut harus didisinfektan.
"Yang namanya indoor, risikonya lebih tinggi meskipun sudah menyediakan protokol kesehatan, dan outdoor saya kira bisa meminimalisir karena lebih terbuka juga," ujarnya.
Tak lupa, pengunjung secara disiplin harus menerapkan 3M yaitu menjaga jarak, mencuci tangan, dan memakai masker serta membawa alat kit higienis (hand sanitizer, tisu basah, dan lain-lain.
"Bawa kesadaran itu ketika liburan, jangan memaksakan ketika ada satu keluarga atau anggota keluarga yang sedang sakit untuk ikut liburan. Jangan mentang-mentang libur panjang terus malah memaksakan ikut," Bony menambahkan.
Soal rapid test atau swab test bagi wisatawan untuk cuti bersama, dia mengatakan secara epidemiologi itu tidak diperlukan terkecuali bagi orang yang bergejala. Alih-alih tes secara mandiri, Bony menyasar pada proses screening atau penyaringan awal di setiap perbatasan akses masuk ke sebuah kota pariwisata.
"Nah, di situ dicek seperti cek suhu, pakai masker atau tidak, yang sederhana aja sebetulnya. Jadi sekiranya kalau ada yang demam ketika dicek oleh pihak polisi, aparat, atau Satpol-PP, mau tidak mau perjalanan tidak boleh dilanjut, dan langsung dirujuk ke fasilitas kesehatan," kata dia.
Yang liburan saat cuti bersama, tetap terapkan 3M ya!
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan