Belajar dari Jepang, Begini Cara Keluar Lift saat Gempa

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Belajar dari Jepang, Begini Cara Keluar Lift saat Gempa

Putu Intan - detikTravel
Senin, 15 Mei 2023 16:32 WIB
Male forefinger (index finger) pressing on the first floor button or floor number one in elevator (lift). Mechanical engineering concept
Ilustrasi lift. Foto: Getty Images/iStockphoto/Zephyr18
Jakarta -

Gempa dapat terjadi di mana saja dan kapan saja, termasuk ketika kita sedang berada di lift. Untuk dapat keluar dari lift saat gempa, Jepang membagikan tipsnya.

Indonesia dan Jepang sama-sama sering dilanda gempa. Bedanya, Jepang sudah lebih mapan secara teknologi dan kesadaran masyarakatnya. Kesadaran itu dibangun melalui edukasi. Salah satunya dilakukan media NHK.

Baru-baru ini, NHK merilis cara keluar dari lift saat terjadi gempa. Mereka menjabarkan 4 langkah yang dapat dilakukan serta satu lagi cara cadangan bila keempat cara sebelumnya tidak bekerja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertama, jika traveler mulai merasakan lift bergoyang karena gempa, traveler disarankan untuk segera menekan semua tombol lantai. Tekan tombol mulai dari lantai terdekat dengan posisi lift saat itu.

Lift itu dapat bergerak aman ke lantai sebelum masuk ke keadaan mati. Setelah itu, traveler dapat keluar dari lift dan mencari perlindungan.

ADVERTISEMENT

Namun bila lift benar-benar berhenti di antara dua lantai, periksa apakah pintunya terbuka sebagian. Jika sudah, itu berarti sirkuitnya akan rusak dan lift tidak akan melanjutkan perjalanan meskipun aman dilakukan.

Untuk memulihkan sirkuit, tekan pintu tertutup dengan tangan. Ini akan memungkinkan lift bergerak ke lantai terdekat dengan aman.

Jika masih tidak berhasil, tekan tombol panggilan darurat. Ini akan menghubungkan traveler ke staf darurat yang dapat membantu traveler.

Meskipun begitu, jika lift berhenti karena gempa bumi, traveler harus menekan tombol darurat beberapa kali sebelum nanti terhubung dengan operator.

Langkah berikutnya yang dapat dilakukan adalah berteriak minta tolong sekeras mungkin. Selain itu, traveler juga dapat mengirimkan sinyal marabahaya yang dapat didengar misalnya menggunakan pulpen atau koin, serta memukul permukaan logam di bagian dalam lift.

Ini akan membuat orang di luar lift mengetahui keberadaan traveler. Di samping itu, penggunaan benda-benda ini juga akan membantu traveler menghemat energi.

Terakhir, dalam kondisi darurat, traveler harus sabar menunggu bantuan datang. Traveler juga diminta tidak panik untuk menghindari terjadinya kondisi yang lebih parah.




(pin/pin)

Hide Ads