Meluncur di awan dengan paralayang bisa menjadi pengalaman menyenangkan sekaligus mendebarkan. Saat ini aktivitas paralayang dapat dirasakan juga oleh awam lho.
Paralayang awalnya ditujukan bagi penikmat aktivitas olahraga ekstrem serta para atlet paralayang profesional. Namun, saat ini traveler yang awam pun dapat menjajal penerbangan paralayang dengan cara tandem.
Paralayang dengan menggunakan fasilitas tandem, traveler akan didampingi oleh penerbang profesional dalam perjalanan mengitari udara. Bagi awam yang ingin terbang, ini adalah pilihan terbaik.
Seorang traveler, Nia, membagikan pengalaman penerbangan paralayangnya di akun Instagram pribadinya @niaanjelinaa. Dalam video yang dibagikan pada Minggu (4/6/2023), videonya viral dan telah dilihat sebanyak 36,8 ribu serta 1,2 ribu likes dalam waktu 4 hari.
Ia melakukan paralayang dengan lebih dulu mendaki ke Gunung Kerinci, yang merupakan gunung tertinggi di Pulau Sumatera. Gunung ini dinilai jadi salah satu spot paling pas untuk aktivitas paralayang, bahkan aktivitas paralayang di Gunung Kerinci telah dilakukan sejak tahun 2018.
Kepada detikTravel, Kamis (8/6/2023), Nia membagikan tips bagi traveler yang ingin menjajal penerbangan dengan paralayang.
1. Persiapan Fisik
Persiapan fisik adalah hal yang utama untuk melakukan paralayang. Kendati traveler akan turun gunung dengan meluncur di langit, sebelum itu traveler juga mesti mendaki gunung yang tinggi agar mendapat spot terbaik untuk paralayang.
"Kita harus persiapkan fisik terlebih dahulu, karena kita akan melakukan pendakian yang cukup panjang dan berat," ujar Nia.
Misalnya Gunung Kerinci, aktivitas paralayang di gunung ini biasa dilakukan di tempat bernama Tugu Yudha, yang tingginya sekitar 3675 mdpl. Bahkan tempat ini disebut juga sebagai lokasi tertinggi untuk paralayang di Indonesia.
"Tempat ini sekaligus jadi lokasi take off paralayang tertinggi di Indonesia," ujar CEO Trekking Indrapura, Fandi, saat dihubungi detikTravel, Rabu (7/6/2023).
2. Persiapan Mental
Persiapan mental juga jadi yang terpenting untuk melakukan paralayang. Karena meluncur dari ketinggian memerlukan keberanian dan mental yang kuat.
"Mental, harus yang punya mental di luar nalar sih kalo mau diterbangkan dari ketinggian. Selain itu jelas orang yang akan terbang ini tidak phobia ketinggian. Karena kita akan terbang dari ketinggian kurang lebih 3675 mdpl," ujar Nia.
3. Siapkan obat dan perlengkapan pribadi
Kondisi fisik prima memang sangat penting, tapi traveler juga mesti menyiapkan perlengkapan atau obat-obatan pendukung untuk siaga.
"Nah untuk obat-obatan rekomendasinya bawa balsam, karena pendakiannya lumayan panjang dan berat. Bawa juga jamu sachet (pencegah masuk angin) karena beresiko gampang masuk angin. Bawa buff juga biar saat mendaki subuh hidungnya nggak sakit," kata dia.
Menurutnya, bagi yang ingin menikmati paralayang tidak perlu ahli atau belajar secara mendalam. Karena traveler juga dapat menikmatinya dengan penerbangan tandem bersama penerbang profesional.
Dia menceritakan pengalamannya yang terbang dari Gunung Kerinci. Dalam penerbangannya, Nia sempat 3 kali gagal take off karena ia harus menunggu momentum angin yang stabil. Namun ia menganggap pengalaman ini di luar nalar tapi tetap sangat menyenangkan.
"Sungguh pengalaman paling menyenangkan bisa terbang di atas awan tebal dengan cuaca yang sangat cerah. Sempat melewati dan memasuki awan, ketika masuk dan melewati awan terasa lembab dan sangat sejuk," kata dia.
"Sempat ada goyang sedikit karena saat melewati awan nggak bisa melihat apa-apa. Setelah keluar dari awan terlihat hamparan sawah nan indah dan jajaran kebun teh yang membuat mata takjub untuk berlama-lama di atas," dia menambahkan.
(wkn/fem)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan
Sound Horeg Guncang Karnaval Urek Urek Malang