Tak sedikit, wisatawan yang doyan bermain di air terjun. Deburan suara air yang jatuh dan percikannya seolah menjadi alunan musik alam yang ampuh menghilangkan kepenatan. Tapi di Lombok, ada air terjun yang sungguh unik.
Dalam rangkaian perjalanan Burufly dan detikTravel, kami berkesempatan menyambangi air terjun Tiu Kelep di Senaru, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara. Perjalanan dari Senggigi menuju air terjun ini menghabiskan waktu 2 jam lamanya dengan mobil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tiu itu air terjun, Kelep itu terbang. Jadi Tiu Kelep itu air terjun terbang," ujar Agus, seorang porter yang asli suku Bayan, Rabu (3/7/2013).
Rasa penasaran semakin membuncah. Sulit rasanya membayangkan penampakan air terjun Tiu Kelep ini. Tapi kemudian, Agus mulai menjelaskannya lebih dalam.
"Kenapa terbang? Karena percikan airnya sudah terasa saat kita berjarak 5 meter lebih sebelum tiba di air terjunnya," ungkap Agus.
Kami pun harus melewati sungai dengan bebatuan besar sebelum tiba. Suara gemuruh air makin terdengar jelas, serta percikan air mulai terasa membasahi badan. Benar kata Agus, kami sudah merasakannya saat berjarak sekian meter sebelum tiba di dekat air terjunnya.
"Lihat Mas ke atas," perintah Agus.
Wow! Butiran-butiran air dari air terjun Tiu Kelep seolah melayang di udara. Semakin dekat di dekat air terjun Tiu Kelep dengan kolam alami yang ada di bawah, badan kami semakin basah. Ini dia air terjun terbang!
Semua rombongan pun terpukau sambil melindungi kamera dari percikan air. Selain itu, airnya juga dingin dan terasa segar. Beberapa turis mancanegara pun berenang-renang di kolamnya.
"It is so amazing!" ujar Cathrine, turis wanita asal Swiss.
Selama sekitar 1 jam kami dibuat terhipnosis oleh air terjun Tiu Kelep. Percikan airnya yang melayang di udara seolah terbang pun tak pernah habis. Air terjun seperti ini, mungkin hanya ada di Lombok saja.
(ptr/fay)
Komentar Terbanyak
Layangan di Bandara Soetta, Pesawat Terpaksa Muter-muter sampai Divert!
Wapres Gibran di Bali Bicara soal Pariwisata, Keliling Pasar Tradisional
Bandara Kertajati Sepi, Waktu Tempuh 1,5 Jam dari Bandung Jadi Biang Kerok?