Menginap di Rumah Orang Jepang, Mandinya Sempat Bingung

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Laporan dari Jepang

Menginap di Rumah Orang Jepang, Mandinya Sempat Bingung

- detikTravel
Rabu, 04 Mar 2015 15:30 WIB
Ruang tamu khas Jepang (Fitraya/detikTravel)
Kyoto -

Ketimbang di hotel, menginap langsung di rumah warga lokal dijamin akan menawarkan pengalaman budaya yang luar biasa untuk para traveler. Rumah asli gaya Jepang menawarkan pengalaman unik dari tidur sampai mandi. Seru!

Saat bertualang ke Kyoto beberapa waktu lalu, detikTravel dan tim Dream Destination Japan tidak menginap di hotel. Kami justru menginap di rumah warga lokal bernama Kuni yang kami kenal lewat situs Air BnB.

Rumah Kuni tidak terlalu jauh dari Stasiun Kyoto dan sebenarnya masuk ke kawasan kota tua. Dari Jalan Nishinotoin Dori yang lebarnya hanya sekitar 7 meter, saya masuk ke dalam gang lagi yang hanya pas satu mobil.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wow, rumahnya Jepang banget! Begitu pikiran saya ketika melihat rumah Kuni. Kuni yang umurnya awal 40-an tahun itu tersenyum ramah dan mempersilakan kami masuk. Luas tanahnya saya tebak hanya 90 meter persegi seperti rumah-rumah komplek di Indonesia, tapi penggunaan ruang di rumah Kuni sangat optimal karena dua lantai.

BACA JUGA: Liburan Keluarga 3 Hari di Kyoto, Mau?

Rumah Kuni tidak punya halaman, seperti halnya semua tetangganya. Kita langsung berhadapan dengan pintu masuk, begitu pintu dibuka, kita masuk ke teras rumah. Ya, orang Jepang biasa memiliki teras rumah di dalam pintu depan. Di sinilah mereka melepas alas kaki sebelum masuk ke rumah.

Di sampingnya ada ruang tamu mungil khas Jepang dengan lantai tatami, bantal duduk dan meja pendek. Saya merasa berada di ruang tamu keluarga Nobita. Di bagian tengah rumah adalah dapur, meja makan di sisi kiri, di sisi kanan ada tangga ke lantai dua dan di bawah tangga ada WC.

Agak ke belakang adalah ruang TV dan sofa. Paling belakang ada pintu ke kamar mandi yang isinya wastafel, mesin cuci, lalu pintu kamar mandi. Masih ada ruang 3x2 meter untuk taman belakang mungil bergaya khas Jepang.

Di lantai 2 ada 2 kamar tidur dan 1 ruang kerja. Saya kebagian kamar tidur dengan futon, tempat tidur khas Jepang yang mengampar di lantai. Wow asyik banget. Futon ternyata cukup empuk dan selimutnya lumayan tebal menahan dingin hawa musim gugur.

BACA JUGA: Wisata Kuliner Paling Mantap di Kyoto, Nishiki Market Saja!

"Ini aslinya rumah tradisional, sudah lebih dari 100 tahun. Namun memang direnovasi. Makanya dapur dan ruang makannya modern. Tapi ruang tamunya tetap klasik. Kalau kamu perhatikan tiang kayu di lantai 2, itu masih asli," kata Kuni yang cukup lancar berbahasa Inggris karena sering menerima tamu backpacker dari berbagai negara.

Nah sekarang giliran mandi. Saya sungguh penasaran dengan kamar mandi Jepang. Pertama-taman saya sempat bingung, shower hanya dipasang setinggi dada alias 1 meter saja. Sedangkan bathtub sangat kecil, saya tidak bisa meluruskan kaki di sana.

Hmmm, akhirnya saya paham. Kamar mandi Jepang konsepnya kamar mandi basah seperti Indonesia, bukan kamar mandi kering ala Barat. Pertama kita mandi dengan shower sambil duduk di atas bangku kecil, kita gosok gigi, membersihkan badan dengan sabun dan membilas.

Setelah membilas, barulah kita masuk ke bathtub untuk berendam, karena orang Jepang memang suka berendam air panas. Waaaah.... rasanya nikmat betul setelah menjelajah kota seharian. Rasa penat seperti luntur ketika tubuh berendam air panas.

Usai mandi dan berganti baju, futon yang nyaman sudah menunggu saya. Tidak butuh waktu lama bagi saya untuk memejamkan mata dengan futon yang empuk itu. Menginap di rumah asli Jepang adalah pengalaman budaya paling top dan wajib dicoba para traveler!

BACA JUGA: Oishii! Serunya Makan di Sushi Musashi, Kyoto

(fay/aff)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads