Menteri Pariwisata Arief Yahya berhasil membuktikan jika pariwisata merupakan cara yang mudah dan cepat untuk mendongkrak PDB, devisa, dan tenaga kerja. Tidak hanya di tingkat nasional saja, tetapi juga di level kabupaten.
Salah satu kabupatennya, yakni Probolinggo, Jawa Timur. Di sana, ekonomi warga terdongkrang seiring bergairahnya wisata snorkeling di Desa Gili Ketapang, Kecamatan Sumberasih, Probolinggo. Wisata ini memang menggeliat dalam setahun terakhir.
Gairah wisata snorkeling turut dirasakan oleh pelaku UMKM dan jasa transportasi laut. Wisata yang ditekuni para pemuda Gili Ketapang memang berhasil menarik minat wisatawan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oleh-oleh yang disediakan seperti kerupuk ikan Jenggelek. Warga juga mulai menjajakan kuliner ikan bakar khas Gili Ketapang sehingga para wisatawan bisa menikmati sajian ikan bakar.
Untuk berkunjunga ke Pulau Gili Ketapang, para wisatawan snorkeling akan dijemput di Pelabuhan Tanjung Tembaga Kota Probolinggo. Kemudian harus menempuh perjalanan laut dengan kapal taksi sekitar 30 menit.
Setelah sampai di lokasi, pemandu snorkeling telah siap melakukan tugasnya. Selain snorkeling, para pemandu akan mengajak wisatawan berkeliling Pulau Gili. Termasuk ke Gua Kucing yang merupakan lokasi petilasan Syaikh Maulana Ishaq.
Antusiasme pengunjung cukup baik. Mereka banyak berasal dari luar daerah. Seperti, Surabaya, Sidoarjo, Malang, bahkan Jakarta.
![]() |
"Pengunjung sangat tersentuh dengan keindahan alam bawah laut Pulau Gili. Bahkan, pengunjung bisa berfoto bersama ikan nemo dan ikan hias lainnya," ujar Zaini Romli, salah seorang pemandu yang juga pemuda Desa Pulau Gili.
Pulau Gili Ketapang memiliki luas 61 hektare. Arus air permukaan laut maupun di bawah tidak terlalu kencang untuk diselami sehingga para wisatawan bisa melihat pemandangan karang yang indah.
Puluhan ikan Nemo juga ke luar masuk di antara karang. Hanya dengan sekali tarikan napas, para wisatawan sudah bisa menyelam pada kedalaman 2-3 meter.
Ada dua spot untuk penyelaman. Sisi Barat dan Sisi Timur. Spot terbaiknya berada di Sisi Barat yang merupakan bagian Utara Pulau Gili Ketapang.
Sementara Spot Barat memiliki arus yang lebih tenang. Sebenarnya, pemandangan di sana tidak kalah indah dengan Spot Timur. Bahkan kondisi karang di Spot Barat jauh lebih baik.
Di Spot Barat, Anda dapat menjumpai vegetasi karang yang lebih beragam, serta aneka ikan hias. Wisatawan tidak hanya menyelam dan menikmati keindahan alam bawah laut, mereka juga bisa melakukan foto underwater dengan dibantu pemandu wisata snorkeling.
"Wisata bahari ini merupakan keinginan anak-anak muda desa kami yang selesai kuliah di luar daerah. Mereka punya tekat yang sama untuk mengangkat perekonomian. Terutama,melalui wisata snorkeling dan UKM (Usaha Kecil Menengah)," kata Kepala Desa Gili Ketapang, Suparyono.
Menurutnya, anak-anak muda itu awalnya studi banding di Pulau Seribu Jakarta. Kemudian, mereka pulang dan mempraktikkannya di pulau daerah asalnya.
"Kami berharap dengan wisata bahari ini, terumbu karang bisa tumbuh dengan bagus. Ke depan kami bekerja sama dengan Desa Dringu (Kecamatan Dringu) dengan wisata sektoral, di Desa Dringu wisata mangrove, di sini terumbu karangnya," ujar Suparyono.
Pelan tapi pasti wisata bahari ini makin terkenal. Wisatawan juga makin banyak yang berkunjung ke Pulau Gili. Tentu saja mereka berasal dari berbagai daerah dengan budaya yang juga berbeda.
"Kami sangat mendukung, namun jangan sampai meninggalkan norma dan etika yang berlaku di desa kami," jelas Suparyono.
Suparyono mengatakan,dampak adanya wisata snorkeling terhadap perekonomian warganya sangat terasa. Terutama, pada para pemilik kapal, taksi, dan pelaku UKM. Oleh karena itu, pihaknya akan menata UKM di lokasi wisata ini.
Secara terpisah, salah satu pengelola wisata snorkeling di Desa Gili Ketapang, Zaini Romli mengatakan, sebelum wisata ini dibuka, banyak warga setempat yang menganggur.
"Biasanya kapal taksi itu 2 hari sampai 3 hari di Pelabuhan (Pelabuhan Tanjung Tembaga Kota Probolinggo) harus antre menunggu penumpang. Di hari Sabtu dan Minggu, hampir 100 unit kapal taksi itu penuh dengan penumpang. Kalau hari-hari biasa, separuhnya atau 50 unit kapal yang sering penuh dengan penumpang," ujarnya.
Untuk bermalam, wisatawan bisa menginap di rumah warga. Memang belum secara khusus disebut homestay, namun sudah layak untuk ditinggali para tamu.
Fasilitas air bersih untuk mandi juga disediakan, khususnya bagi mereka yang selesai melakukan snorkeling. Desa juga menyediakan beberapa pondok dari bambu untuk berisitirahat sementara. Ada juga sebuah warung kecil yang dilengkapi musala, serta sejumlah kamar mandi untuk membilas tubuh setelah berenang.
Terpeliharanya terumbu karang di perairan sekitar pulau Gili Ketapang karena warga tidak mencari ikan dengan menggunakan bondet atau bom ikan. Kesadaran itu sudah lama dipahami warga. Untuk mencari ikan, warga pulau menggunakan jaring.
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum