Yang paling terpikirkan soal akses menuju resort adalah betapa jauhnya deretan resort ini dari pemukiman penduduk. Seolah, penginapan-penginapan ini memisahkan diri. Mungkin memang begitu tujuannya; entah untuk masalah eksklusivitas atau memang itulah yang ditawarkan Tanjung Lesung untuk kenyamanan pengunjung resort.
Esok harinya, 14 Oktober 2010, tubuh sudah lumayan bisa diajak senang-senang menikmati laut. Tapi, apa mau dikata, cuaca tidak sepakat dengan keinginan saya. Hujan turun sepanjang hari. Untung saja saya menginap di tempat yang tepat, bisa memesan camilan-camilan, menonton saluran kabel, walaupun tetap tidak bisa terkoneksi lancar dengan internet karena sinyal mati-hidup. Total, seharian saya mendekam di dalam kamar. Begitu merana, tanpa senja, tanpa eksplorasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beruntung hari ini cerah. Susur pantai jadi jauh lebih menyenangkan. Pasir pantai di Tanjung Lesung yang putih dan air laut yang biru, disempurnakan awan-awan gemuk serta langit yang biru, terlihat luar biasa cantiknya. Karang karang besar dan kecil juga banyak bertebaran di tepi pantai, membuat penggemar karang dan kerang bisa puas mencari batu-batu unik.
Dari dermaga, kita bisa melihat pemandangan yang menjadi alasan kenapa pantai ini dinamakan Tanjung Lesung. Ya, daratan yang menjorok ke laut menyerupai bentuk lesung kelihatan dari sini. Juga, dari kejauhan, kalau cuaca begitu cerah, kelihatan Pulau Liwungan. Sayang, karena keterbatasan waktu, saya tidak sempat menyeberang ke pulau itu. Katanya, bisa menggunakan speedboat atau kapal nelayan sekitar setengah jam. Satu lagi, dari Pantai Tanjung Lesung kelihatan pula kemegahan Krakatau di kejauhan. Rupanya, dari sini pun kita bisa ke Krakatau, malah justru lebih dekat daripada dari Ujung Kulon.
Waktu begitu sempit, tapi begitu banyak yang ingin dilakukan dan begitu banyak pula yang bisa dilakukan di Tanjung Lesung. Ah, lain kali saya akan kembali lagi ke sini untuk mencoba sailing, menyeberang ke Pulau Liwungan, jetski, snorkeling, ke perkampungan nelayan tak jauh dari resort, dan tentu saja menikmati senja. Sekadar catatan: lebih baik mengira-ngira waktu dan mampir di Tanjung Lesung ketika musim cerah agar Anda tidak kecewa.
(gst/gst)
Komentar Terbanyak
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Skandal 'Miss Golf' Gemparkan Thailand, Biksu-biksu Diperas Pakai Video Seks