Kuching Waterfront yang Tak Lekang oleh Zaman

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kuching Waterfront yang Tak Lekang oleh Zaman

Lena Ellitan - detikTravel
Senin, 27 Apr 2020 07:00 WIB
loading...
Lena Ellitan
Berjalan menuju Kuching waterfront dan pemandangan bangunan-bangunan modern di sekitarnya.
Perahu-perahu yang siap menghantar penumpang dari sebelah utara sungai ke selatan sungai Sarawak ulang alik.
Suasana malam di Kuching waterfront, tampak gemerlap bangunan Astana Negeri Sarawak.
Kampung Melayu yang berada di sisi utara sungai Sarawak.
Perkampungan dengan nuansa terduh dan hijau di tepian sungai Sarawak.
Kuching Waterfront yang Tak Lekang oleh Zaman
Kuching Waterfront yang Tak Lekang oleh Zaman
Kuching Waterfront yang Tak Lekang oleh Zaman
Kuching Waterfront yang Tak Lekang oleh Zaman
Kuching Waterfront yang Tak Lekang oleh Zaman
Jakarta - Kuching Waterfront adalah tempat berkumpul paling populer di ibu kota negara bagian Sarawak Malaysia. Suatu tempat romantic yang tak lekang di makan zaman.Sejak dua puluh tahun mengenal tempat iniΒ  sampai tahun 2019 saat terakhir mengunjunginya, saya selalu ingin mampir dan mampir lagi. Suasananya seperti tepian sungai di negeri Melaka, namun yang berbeda adalah Sungai Sarawak lebih besar dan luas. Keramaian di tepian sungai Melaka lebih terasa pada siang hari, namun keramaian tepi sungai Sarawak yang lebih dikenal dengan Kuching Waterfront lebih dinikmati pada malam hari.Kuching Waterfront membentang sekitar 900 meter di sepanjang tepi selatan sungai Sarawak. Di sepanjang kawasan ini berjajar warung makan, restoran, bistro dan pedagang kaki lima. Di sekitarnya juga berdiri bangunan-bangunan era kolonial yang telah dirancang ulang untuk kebutuhan saat ini di era modern. Bangunan-bangunan tersebut di antaranya adalah Museum Sejarah Cina, Sarawak Steamship Building dan Square Tower.Waterfront menawarkan pemandangan tepi utara sungai. Bangunan Astana sebagai rumah dinas gubernur dan Fort Margherita tampak menonjol dengan eksterior putih mereka. Gedung Majelis Negara mengesankan kekuatannya dalam mendominasi cakrawala.Di sekitarnya juga berkumpul pemukiman suku Melayu yang dinamakan Kampung Melayu. Tempat ini mengisahkan sepotong warisan Sarawak yang berasal dari masa pemerintahan keluarga Brooke atau yang memiliki nama lengkap James Brooke.Pada malam hari, air mancur Darul Hana Musical hadir dengan tampilan penuh warna. Tepat di sebelah air mancur ini, terbentang Jembatan Darul Hana. Jembatan gantung pejalan kaki berbentuk S ini dibuka untuk umum pada bulan November 2017. Masjid Terapung yang terinspirasi dari Timur Tengah juga dapat kita nikmati dari kawasan waterfront. Pengalaman matahari terbenam sangat memikat, dengan kita memandang tenggelamnya matahari di balik gunung Serapi.Saat bulan Ramadhan biasanya kawasan ini akan semakin ramai dengan pedagang makanan. Kue lapis khas Sarawak yang legit dan cantik juga biasa kita temui di kawasan ini.Β Masyarakat Kuching memiliki toleransi yang sangat tinggi dan kebersamaan yang indah diantara mereka. Ketika Negeri jiran masih dalam masa PKP (Perintah Kawalan Pergerakan) di awal Ramadhan ini, pastinya kawasan ini menjadi sepi.Β Semoga Pandemi segera berlalu dan kawasan ini menjadi ramai kembali seperti sedia kala. Tempat ini begitu familiar karena di antara pengunjung hampir pasti kita dapat menemui orang-orang Indonesia baik pekerja, pejalan, atau pelajar berjalan-jalan di kawasan ini.
Hide Ads