Pengalaman di Korea Selatan dan Sisi Liarnya
Selasa, 06 Nov 2018 14:30 WIB
     
                
                        Silvie Oktavia                    
                    
                
	Jakarta - Perjalanan yang tidak direncanakan dan dianggap akan sangat membosankan malah menjadi pengalaman menarik dan merindukan. Pernah merasakannya?Sebenarnya saya pergi ke Korea Selatan secara tidak terencana. Karena sejujurnya tidak pernah masuk ke dalam list wisata wajib saya selama ini. Tetapi, berhubung adik saya lulus gelar Master of Engineer di salah satu Universitas di Korea Selatan ini, jadilah saya berangkat ke negeri tersebut. Sebelum berangkat, saya sudah was-was. Yang pertama saya khawatirkan adalah selera makan di sana, karena saya ini termasuk tipe manusia yang susah banget cocok sama makanan selain makanan Indonesia. Yang kedua adalah saya bukan penggemar drakor, boyband, atau girlband hits dari negeri ginseng tersebut. Jadi saya pikir, perjalanan saya ke Korea Selatan ini bakalan boring. Tapi ternyata saya salah. Di Korea sendiri saya pergi ke dua kota terbesar di sana, Seoul dan Busan. Seoul lebih mirip seperti Jakarta, lebih ramai dan tentunya barang-barang di sana lebih mahal, termasuk untuk urusan makanan dan penginapan. Kalau Busan, sebagai kota terbesar kedua di Korea Selatan, lebih sepi dan lebih murah dari semua aspek.Kalau kamu tipe yang suka belanja, makan-makan cantik, atau foto-foto OOTD, silahkan mengunjungi Seoul. Ada banyak sekali tempat instagramable untuk membuat foto-foto kamu menjadi semakin menarik. Pergilah ke daerah Myeongdong, daerah pusat perbelanjaan dan kafe-kafe lucu yg menggemaskan. Dijamin kamu bisa kalap di sana!Tapi, apabila kamu adalah tipe lone runner, yang lebih suka keheningan, berinteraksi dengan warga lokal, menikmati alam dan sekitarnya, pergilah ke Busan. Kota pelabuhan ini 180 derajat berbanding terbalik dengan Seoul. Pantai Haeundae, Kuil Haedong Yonggungsa, Gwangan area, dan masih banyak lagi siap menyambutmu di Busan dengan hangat.Satu hal lagi yang saya ingat sekali dari Korea Selatan, yaitu pusingnya naik public bus di sana. Entah kenapa, sopir-sopir bus di sini itu kalau mengemudi bisa dibilang liar sekali. Saya berasa naik bianglala yang berputar cepat, jadi saya selalu pusing dan mual selama perjalanan saya di sana. Belum lagi ditambah angin yang seringkali kencang menerpa, terutama di wilayah Busan. Jadi saya sering masuk angin di sana.Untungnya, dari Indonesia saya selalu membawa peralatan tempur wajib apabila bepergian ke luar negeri, yaitu Tolak Angin. Ini membantu sekali untuk mengatasi masuk angin, seperti yang terjadi pada saya ini. Apabila saya tidak membawa tolak angin, saya tidak bisa membayangkan bagaimana terkaparnya saya di negeri orang.








































.webp)













 
                     
             
				 
		         
		         
		         
		         
		         
  
  
  
  
  
  
  
 
Komentar Terbanyak
Fadli Zon: Banten Sudah Maju dan Modern Sebelum Bangsa Eropa Datang
Kata Jokowi soal Whoosh Bikin Rugi: Itu Investasi
Whoosh Diterpa Dugaan Korupsi, KPK: Pengusutan Tidak Ganggu Operasional