Jakarta - Begitu banyak kuil yang tersebar di Jepang. Namun ada satu yang paling penting yaitu Ise-Jingu. Kawasan ini sering dibilang sebagai Mekkah-nya orang Jepang. Suasana magis langsung terasa saat menginjakkan kaki di Ise-Jingu. Kuil Ise-Jingu atau yang sering juga disebut sebagai Ise Grand Shrine ini disebut-sebut sebagai salah satu kuil Shinto paling penting di Jepang.Di sini, wisatawan bisa mengintip sisi religius dan spiritual masyarakat Jepang. Terletak di Taman Nasional Ise-Shima, Prefektur Mie, Ise-Jingu memiliki sejarah panjang sebagai destinasi para peziarah Jepang. Konon katanya, masyarakat Jepang pada zaman dahulu memiliki pemikiran bahwa mereka harus mengunjungi Ise-Jingu paling tidak sekali seumur hidupnya. Para peziarah rela menempuh perjalanan panjang menuju Ise-Jingu, baik melalui perjalanan darat dan laut, untuk menuntaskan doa di kuil ini. Posisinya yang penting inilah yang membuat Ise-Jingu sering disebut-sebut sebagai Mekkah-nya orang Jepang dalam sisi religi dan spiritual. Ise Jingu memiliki dua kuil utama yaitu Ise Jingu Naiku (inner shrine) dan Ise Jingu Geku (outer shrine). Ise Jingu Naiku merupakan kuil terpenting karena didedikasikan untuk Amaterasu, sang Dewa Matahari. Sedangkan Ise Jingu Geku yang berlokasi sekitar 6 kilometer dari Naiku. Kuil ini didedikasikan untuk Toyouke-Omikami, Dewa Pertanian, Panen Padi, dan Industri. Bangunan kuil yang terbuat dari kayu cemara dikelilingi oleh pohon-pohon berusia ratusan tahun sehingga suasana sangat terasa asri dan nyaman. Beberapa orang Jepang bahkan percaya bahwa pepohonan yang ada di kawasan Ise-Jingu memiliki kekuatan yang bisa ditransfer kepada manusia. Kuil-kuil ini, sesuai dengan kepercayaan Shinto akan kematian dan ketidakkekalan dunia, harus dibangun ulang melalui ritual khusus yang disebut Sengu setiap 20 tahun sekali. Pembangunan ulang ini juga memiliki tujuan untuk mewariskan teknik pembangunan bangunan kuno kepada generasi penerus.Tidak seperti kuil lainnya di Jepang yang menjadi tempat membuat permohonan, Ise-Jingu merupakan kuil yang didedikasikan untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Kamisama atau para dewa. Mereka bersyukur atas berkah yang telah diberikan. Ungkapan terima kasih dari para peziarah yang datang ke Ise-Jingu antara lain adalah untuk berterima kasih atas kesembuhan dari suatu penyakit dan kemajuan bisnis. Bila datang pada saat musim wisuda, kita bahkan bisa melihat rombongan wisudawan dan wisudawati datang dengan menggunakan kimono kelulusan untuk berdoa syukur atas keberhasilan mereka dalam menempuh pendidikan. Pemandangan unik juga dapat kita lihat saat malam tahun baru. Berbeda dengan di Indonesia, di mana tahun baru dirayakan dengan pesta dan kembang api, acara malah tahun baru di Jepang dirayakan dalam kesunyian dengan berkunjung ke kuil untuk berdoa, salah satunya di Ise-Jingu. Antrean panjang tidak bisa terelakkan karena membludaknya wisatawan dan masyarakat Jepang yang datang untuk berdoa dan berterima kasih atas keberkahan yang didapatkan selama setahun. Banyaknya para peziarah inilah yang akhirnya menggeliatkan kegiatan ekonomi di sekitar kuil dengan tumbuhnya ryokan (penginapan tradisional Jepang) dan toko manisan tradisional yang dipercaya bisa mengembalikan energi para peziarah yang lebih menempuh perjalanan jauh. Jejeran pertokoan dengan bangunan kuno masih bisa kita nikmati hingga saat ini di Oharaimachi dan Okageyokocho yang berada tepat di depan Ise Jingu Naiku.
Komentar Terbanyak
Traveler Muslim Tak Sengaja Makan Babi di Penerbangan, Salah Awak Kabin
Pesona Patung Rp 53 Miliar di Baubau, Sulawesi Tenggara Ini Faktanya!
Izin Pembangunan 600-an Vila di Pulau Padar Disorot, Menhut Raja Juli Bilang Apa?