Turun ke Dalam Kawah Galunggung, Berani!
Selasa, 04 Feb 2014 14:55 WIB

Endah R-h
Jakarta - Biasanya wisatawan yang menikmati Kawah Galunggung hanya sekedar menaiki tangga sampai di atas bibir kawah. Tapi kalau mau seru dan beda, traveler bisa treking turun mendekat ke bibir kawah melewati jalur berpasir.Mengunjungi kawasan wisata Gunung Galunggung di Tasikmalaya, untuk menikmati pemandangan dari atas, wisatawan harus menapaki ratusan tangga mulai dari lokasi parkir. Diperlukan tenaga ekstra untuk sampai di ujung tangga paling atas hingga mencapai bibir kawah.Di sana terdapat deretan warung yang menyediakan berbagai makanan dan minuman bagi pengunjung. Dari lokasi ini, kita dapat memandang area kawah Galunggung yang di dasarnya terdapat danau kecil dan seperti ada pulau di tengahnya. Bila dilihat dari atas, sekilas seperti Danau Toba dengan Pulau Samosirnya.Pada umumnya wisatawan hanya menikmati Gunung Galunggung dari bibir kawah tersebut. Saat saya dan teman-teman ke sana pada minggu pertama tahun 2014, kami ingin menikmati area kawahnya dari tempat yang tidak biasa yaitu dengan menuruni lembah yang terdapat danau tadi. Dari pemilik warung, kami disarankan untuk sedikit memutar ke arah kiri, kemudian turun ke lembah dan pulangnya nanti, kembali ke atas dari sisi sebelah kanan.Kami pun berjalan kaki ke arah kiri sekitar 20 menit mengikuti jalan setapak. Setelah itu jalanan menurun dan memasuki jalur yang sedikit terjal. Selanjutnya melewati jalur yang berpasir. Disarankan untuk memakai sepatu tertutup, lebih bagus sepatu gunung, agar saat turun telapak kaki tidak sakit, karena banyaknya kerikil yang masuk.Sangat tidak disarankan memakai sandal gunung apalagi sandal biasa. Selain tidak aman, juga tidak nyaman karena telapak kaki akan sakit saat kerikil-kerikil kecil di antara pasir menyelinap.Ketika jalan di jalur berpasir ini sebaiknya posisi badan agak miring, ini untuk menahan tubuh agar tidak jatuh terperosok. Meski harus berhati-hati, melewati jalur ini ternyata sangat menyenangkan karena kita dapat perosotan di pasir, jadi seperti menemukan tempat bermain.Saat sampai di dasar lembah, pemandangan ternyata lebih segar. Di lembah yang dikelilingi tebing yang merupakan dinding kawah tersebut. Terdapat sungai yang agak lebar, namun air sungai hanya mengalir kecil di tengahnya.Di sungai ini banyak batu-batu yang cukup besar. Kita dapat duduk-duduk dan mengobrol serta merendam kaki sambil menikmati pemandangan yang menyejukkan. Tidak seperti di atas bibir kawah yang sangat ramai dengan pengunjung berjumlah ratusan orang. Di sini suasana begitu hening, saya perkirakan hanya ada sekitar 15 orang yang berada di lembah pada waktu itu.Dari lembah, terlihat terowongan yang mengalirkan air danau keluar dinding kawah yang dipergunakan salah satunya untuk pengairan. Bila tidak dialirkan, maka ada potensi dinding kawah bisa jebol yang akan menimbulkan banjir bah yang dahsyat.Untuk melihat terowongan lebih dekat, tidak bisa dilakukan dari tempat kami berada. Namun harus turun melalui ratusan anak tangga khusus dari bibir kawah yang menuju terowongan, dan tentu saja harus harus bersiap naik ke atas kembali untuk pulangnya nanti.Selain itu pemandangan yang tampak adalah pepohonan hijau di sekeliling lembah dan hamparan ilalang yang cantik. Di sela-sela ilalang, terdapat pula lumut yang cukup tebal.Setelah puas berendam, mengobrol dan berfoto, kami berjalan menuju ke arah danau. Saat itu cuaca berkabut dan langit sangat mendung. Air danau terlihat berwarna kehijauan. Ternyata yang terlihat dari bibir kawah seperti Pulau Samosir, sebenarnya adalah dua bukit kecil. Di bukit ini terdapat jalan setapak dan kita bisa sampai di puncaknya hanya dalam waktu lima menit.Saat kabut turun semakin pekat, bergegas kamipun naik menuju bibir kawah melewati jalan setapak yang berlawanan arah dengan saat turun tadi yaitu dari sisi sebelah kanan. Lumayan terjal jalurnya, namun tanahnya padat sehingga lebih mudah jika dibandingkan dengan jalur berpasir.Bila naik melewati jalur berpasir, ibaratnya jalan tiga langkah, mundur (merosot) satu langkah. Selain berat juga memerlukan waktu lebih lama. Rupa-rupanya itulah alasan kenapa bapak pemilik warung tadi menyarankan kami agar turun-naik kawahnya melewati jalur yang diceritakan di atas.Butuh waktu sekitar 20 menit untuk tiba kembali di tangga keluar kawah Gunung Galunggung. Cuaca semakin mendung dan gerimis turun. Kamipun bergegas turun agar tidak kehujanan. Karena sudah sore, pengunjung di bibir kawah pun sudah mulai sepi. Menikmati kawah Galunggung dengan cara berbeda, ternyata lebih indah, bukan hanya sekedar berwisata, namun serasa berpetualang.
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol