Jakarta - Kalau ke Yogyakarta, jangan cuma ke Malioboro. Cobalah tantangan mendaki Gunung Api Purba Nglanggeran di Gunungkidul. Bonusnya, ada Danau Embung Nglanggeran yang keren mempesona!Tapi jangan salah, gunung ini sudah tidak aktif. Gunung Api Purba merupakan tempat wisata alam dengan pendakian gunung bagi para pemula. Gunung Api Purba ini berlokasi di Desa Nglanggeran, Patuk, Gunungkidul, DI Yogyakarta. Lokasinya dapat ditempuh sekitar 1,5 jam dari pusat Kota Yogyakarta. Kebetulan saya bersama rombongan menggunakan motor, sehingga lebih cepat dari waktu yang telah ditentukan.Kami berangkat pada pukul 03.20 WIB menuju lokasi. Dengan tujuan ingin melihat matahari terbit pada puncak gunung. Dengan melewati jalan khas pegunungan, akhirnya kami tiba pukul 04.30 WIB.Sesampainya di sana, kami langsung memarkirkan motor dan membayar tiket sebesar Rp 6.000. Jangan khawatir jika pengunjung merasa ingin ke toilet, karena sebelum naik, sudah tersedia toilet yang bersih dan terawat.Karena pada dini hari, keadaan masih gelap, maka kami naik sambil menggunakan senter untuk mendaki. Dengan adanya petunjuk arah, kami sudah dipandu, mempermudah pendakian dan tanpa kehilangan arah.Pada pintu selamat datang terdapat peta yang dapat dipakai sebagai petunjuk untuk sampai ke puncak. Untuk awal-awal medan masih bisa dilalui dengan santai melewati tangga tanah dan beberapa tangga dari semen.Sampailah pada pos pertama yang telah dibuat dengan apik. Genteng tanah liat dan alas kayu plitur. Setelah melewati pos pertama, medan mulai menanjak tinggi. Namun jangan khawatir, sudah terpasang tali bantuan untuk dapat naik ke atas.Naik lagi, sampailah kita pada pos kedua. Setelah pos kedua ini, Anda akan melewati jalan sempit yang diapit oleh tebing dan batu besar dan hanya dapat dilalui oleh satu orang.Rintangan belum berakhir, masih terdapat jalan naik dan licin menuju ke pos ketiga. Setelah melewati pos ketiga, perjalanan cukup jauh untuk menuju ke puncaknya. Kamipun juga melewati sebidang tanah lapang yang dipakai untuk berkemah. Namun kami hanya melewatinya karena mengejar matahari terbitPetunjuk kehadiran puncak terbaca jelas oleh kami, puncak-puncak lainpun dapat kami baca. Tinggal selangkah lagi untuk sampai di puncak. Kami memutuskan untuk mendaki di salah satu puncak saja. Kami pun perlu melewati tanah dengan kemiringan kurang lebih 60 derajat untuk sampai puncaknya.Untuk awalan naik, terdapat tangga dari kayu yang telah ada di sana. Namun selanjutnya hanya tanah yang kami pijak untuk sampai di puncak. Sesampainya di puncak, pemandangan luar biasa yang kita lihat. Ke bawah, kami lihat hutan lebat nan hijau dan satu danau biru.Ke atas, terdapat awan berombak yang menakjubkan, dan matahari yang mulai bersinar menyongsong hari. Namun, kami tidak bisa melihat pemandangan ini lebih lama, karena tiba-tiba kabut datang. Butuh waktu sekitar 1,5 jam saya dan rombongan untuk sampai di puncaknya.Setelah merasa dingin dan ingin meneruskan aktivitas, kami turun dengan medan yang tak kalah seru. Beberapa teman saya sampai ada yang terpeleset karena medan tanah yang licin. Karena sudah ada mentari pagi yang menyinari hari, jalanan turun ini terlihat eksotis. Tak ayal, pemandangan mengesankan pada tiap pos mengobati rasa lelah.Tidak jauh dari kawasan ekowisata Gunung Api Purba, terdapat embung biru yang dapat kita lihat dari puncak. Embung yang merupakan danau buatan ini, terlihat segar dengan panoramanya. Dari sini juga bisa melihat gunung tempat kami mendaki beserta puncaknya. Menakjubkan! Bagi pendaki pemula yang baru pertama kali naik gunung, ini adalah rekomendasi yang tepat dan patut dicoba.Β












































Komentar Terbanyak
Awal Mula PB XIV Purbaya Gabung Ormas GRIB Jaya dan Jadi Pembina
Fadli Zon Bantah Tudingan Kubu PB XIV Purbaya Lecehkan Adat dan Berat Sebelah
Wisata Guci di Tegal Diterjang Banjir Bandang, Kolam Air Panas sampai Hilang!