Jakarta - Maladewa! Nama yang menarik perhatian banyak traveler. Rasanya, sebagian besar traveler setuju kalau Maladewa adalah surganya dunia. Mari, kita jelajahi dan kenali lebih dekat.Musim panas tahun ini saking indahnya membuat saya selalu bermimpi untuk kembali ke Maladewa. Dalam persiapannya, saya terbang menuju Singapura terlebih dahulu, dan menginap semalam Crowne Plaza Changi Airport. Keesokan harinya, saya melanjutkan perjalanan menuju Male (Ibukota Maladewa) dengan transit via Colombo, Sri Lanka.Tibalah saya di Male pada sore hari. Oh ya, saya belum menceritakan dimana saya akan tinggal ya. Selama 5 malam, saya membuat reservasi di salah satu resort bernama Amilla Fushi. Amilla Fushi ini terletak di Baa Atoll.Dimana untuk menuju Baa Atoll β Pulau yang dideklarasikan sebagai UNESCO β Biosphere ReserveΒ ini, dari Male, turis harus menggunakan pesawat amfibi (yang mendarat di air). Jadi, setibanya saya di Male pada sore hari, saya diantar menuju lounge untuk menunggu penerbangan dengan Trans Maldivian Airways, sebuah maskapai penerbangan swasta yang mengoperasikan pesawat amfibi menuju pulau resor.Amilla Fushi yang saya singgahi memang sedang naik daun. Buktinya saja begitu saya tiba di imigrasi Bandara Ibrahim Nasir (Male), petugas imigrasi menanyakan dimana saya tinggal, dan begitu saya menyebut nama Amilla Fushi, petugas imigrasi menegaskan itu adalah resor yang sangat mewah dan terkenal sekarang di sini. Jadi tidak sabar untuk tiba di resornya!Untuk penerbangan return Male β Baa Atoll β Male ini, harus menempuh waktu sekitar 30 menit dan merogoh kocek sebesar USD 550 per orang, reservasi dilakukan saat kita membuat reservasi penginapan. Turis bisa saja tinggal di Male untuk menghindari biaya pesawat ini. Setahu saya ada penginapan Holiday Inn Male, tapi saran saya, jika Anda sudah berencana ke Maladewa, tinggalah di resortΒ di luar pulau Male.Setibanya saya di Amilla Fushi, saya diperkenalkan dengan butler pribadi 24/7 berasal dari Jepang bernama Natsume. Setelah diberikan welcome drink, saya diantar menuju 'Island Home' dengan menggunakan Buggy Ride. Jadi kemana-mana, kita harus telp ke butler kita supaya bisa diantar dan dijemput dengan Buggy Ride, karena jalannya cukup jauh. Tetapi, saya lebih suka jalan kaki karena udaranya sangat bersahabat.Masuk ke kamar, rasanya tidak ingin keluar lagi. Penginapan saya berupa Water Villa, yang mempunyai Infinity Private Pool dan tangga untuk langsung lompat ke Indian Ocean. Seru ya! Furnitur di kamar pun memang patut membuat resor ini disebut sebagai Luxury Resort di Maladewa, karena semuanya begitu modern, tiap kamar dilengkapi dengan iPad yang sudah terkoneksi langsung ke semua fasilitas di resor.Mau reservasi makanan untuk In Room Service maupun di restoran, bisa! Mau daftar Spa Treatment, bisa! Mau daftar Diving Trip Excursion juga bisa! Koneksi WiFi sudah High Speed, dan perlengakpan audio datang dari Bose terdapat di tiap sudut kamar, hingga ke kamar mandi!Jadi, hari pertama saya habiskan untuk menikmati semua fasilitas yang ada di kamar. Tentunya dengan mencoba berenang di kolam renang pribadinya. Hari kedua, saya makan pagi di restoran bernama Fresh yang menyediakan main dishes secara set menu, dan dessert serta buah-buahan secara buffet. Siang harinya, saya mencoba snorkeling sepanjang pulau hingga sore hari. Airnya sangat segar dan jernih membuat saya ingin tetap tinggal di dalam air layaknya mermaid.Tidak mau rugi, setelah menghabiskan tenaga berenang, saya mencoba Spa Treatmentnya yang bernama The Javvu Spa, yang terletak di pojok pulau. Dan yang membuat saya tercengang adalah, 80% terapis spannya berasal dari Indonesia, khususnya Bali. Mereka juga bercerita banyak hal bagaimana mereka bisaΒ kerja di pulau Surga ini.Hari-hari saya di Maladewa, tidak pernah saya merasa bosan, karena selalu ada hal baru yang bisa saya coba disini. Saya mencoba Water Sportsnya seperti Kayak, JetSki, dan lain-lain. Saya pun ikut Excursion Trip untuk diving ke Blue Hole. Saya mencicipi makanan di semua restoran di resor ini. Bisa dilihat dari Google Earth untuk wujud Blue Hole dari satelit. Sangat indah!Malam terakhir, saya makan malam di signature restaurant Amilla Fushi yang bernama Lonu by Luke Mangan. Mungkin beberapa orang sudah tahu siapa Luke Mangan ini. Beliau juga sudah membuka restoran di Jakarta dengan nama Salt di Altitude Plaza Indonesia. Lonu ini berasal dari bahasa Dihevi yang berarti garam.Makanan yang saya cicipi disini menutup perjalanan saya di Maladewa dengan sangat indah. Kedepannya, jika saya kembali ke Maladewa, saya akan mencoba resor lainnya yang terdapat di pulau lainnya. Amilla Fushi memang sangat berkesan, saya masih pun mencari hotel/ resor lainnya yang dapat menggantikan posisi Amilla Fushi sebagai tempat terbaik yang pernah saya kunjungi.
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari Trump: Kita Perlu Membesarkan Garuda
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan