Sejarah Manusia Perahu di Batam

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Sejarah Manusia Perahu di Batam

Mebading - detikTravel
Jumat, 10 Jul 2015 18:40 WIB
Lukisan Manusia Perahu
Foto-foto Kepulangan para pengungsi yang mengharu biru
Lukisan ini tanda ditutupnya Galang Refugee Camp
Seribu Wajah Kenangan Pulau Galang
Salah satu tempat ibadah yang masih terawat yg sangat baik
Sejarah Manusia Perahu di Batam
Sejarah Manusia Perahu di Batam
Sejarah Manusia Perahu di Batam
Sejarah Manusia Perahu di Batam
Sejarah Manusia Perahu di Batam
Jakarta - Di Pulau Galang, Batam tersimpan sejarah manusia perahu. Manusia perahu yang sebenarnya pengungsi dari Vietnam dan menjalani hidup yang lebih damai di sana. Berikut, ceritanya...Masih ingat dengan berita manusia perahu Pulau Galang ditahun 1990-an??Setelah 20 tahun lebih hidup di pengungsian, akhirnya mereka dapat dipulangkan dengan selamat ke tanah kelahiran masing-masing. Sekitar tahun 1996 tercatat sebagai penutupan kamp pengungsian warga Negara Kamboja dan Vietnam di Pulau Galang yang telah berdiri sejak tahun 1975.Jika Anda sedang mengunjungi Batam, singgahlah sebentar di Pulau Galang. Batam–Galang dihubungkan oleh 6 Jembatan besar yang dinamai Jembatan Barelang, yaitu singkatan dari Batam – Rempang – Galang. Pulau Galang dapat dicapai melalui jalan darat, kira-kira 1,5 jam ke arah selatan Pulau Batam. Sepanjang perjalanan banyak ditemui perkebunan buah naga yang dikelola masyarakat, ataupun pengembang swasta.Berangkat menjelang tengah hari dan kembali sebelum matahari terbenam, Anda akan disuguhi sunset cantik di Jembatan 1 Barelang sewaktu menempuh arah pulang nanti. Jangan lupa membawa payung dan air minum yang cukup karena matahari bersinar sangat terik di Pulau Galang yang memiliki luas 16 kilometer persegi ini.Anda akan tertarik untuk berkeliling dan melihat sisa-sisa kamp pengungsian. Di sana juga terdapat museum yang masih menyimpan benda-benda kenangan seperti alat-alat rumah tangga, patung-patung pemujaan, KTP, dan daftar nama penduduk setempat.Yang paling menarik adalah foto-foto para pengungsi yang sumringah menaiki tangga pesawat Garuda Indonesia yang disediakan khusus untuk memulangkan mereka ke negara asalnya masing-masing. Bagi mereka, keselamatan merupakan anugrah terbesar, namun bisa pulang ke kampung halaman adalah suatu mukjizat.
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads