Wow! Berlayar di Pangkalan Angkatan Laut AS
Selasa, 19 Agu 2014 11:48 WIB

April Aprilianti
Jakarta - River cruise mengelilingi kota sudah biasa. Tetapi river cruise mengelilingi pangkalan Angkatan Laut terbesar di Amerika yang berada di atas Sungai Elizabeth, Norfolk, itu luar biasa.Tiba di Norfolk pagi hari. Saya memesan paket river cruise dengan narrative tour guide yang professional dengan jam keberangkatan pertama yaitu pukul 11.00 waktu setempat.Paket river cruise selama 2 jam seharga USD 22 atau Rp 257 ribu untuk orang dewasa, dan USD 14 atau Rp 163 ribu untuk anak-anak. Harga yang pantas, mengingat narasi yang diberikan selama perjalanan penuh dengan informasi yang lengkap. Mulai dari sejarahnya sampai informasi terkini.Tiket river cruise bisa Anda dapatkan di gedung Nauticus yang bersebelahan dengan Battleship Wisconsin. Ini salah satu kapal perang terbesar yang dibuat oleh Amerika Serikat dan saat ini beralih fungsi menjadi museum.Anda yang berminat untuk ikut tur di atas kapal Wisconsin harus membayar tambahan sekitar USD 14 atau Rp 163 ribu per orang. Anda akan dibawa menuju tempat para US Navy bertugas, diputarkan film 3D, dan berkeliling ke area yang ada di atas kapal perang.kaki dan lebar sebesar 108 kaki. River cruise dilakukan di atas Sungai Elizabeth, Norfolk, yang luar biasa luasnya. Orang awam seperti saya semula mengira itu laut bukan sungai.Di dalam gedung ini pula terdapat toko cinderamata yang sangat saya rekomendasikan untuk Anda kunjungi. Aneka cinderamata yang berkaitan dengan laut dan khas Kota Norfolk bisa Anda beli di sini.Selain itu, kartu mainan dengan tema Navy, Marine, Army, Air Force dan lain sebagainya bisa Anda hadiahkan sebagai oleh-oleh, atau pun menambah koleksi playing card dari berbagai negara. Seperti yang saya lakukan setiap kali ada kesempatan pelesir ke mancanegara.Sambil menunggu jam keberangkatan, saya berjalan menyusuri sisi sungai Elizabeth. Tepat sebelum pintu masuk ke tempat kapal pesiar bersandar ada sebuah tiang monumen.Sepintas monumen ini tidak menarik sama sekali. Hanya berupa tiang tinggi dengan beberapa lembaran besi berserakan di sekitar tiang. Namun setelah kami perhatikan, ternyata lembaran besi tersebut adalah surat-surat yang dikirimkan oleh para petugas Angkatan Laut AS yang menjalankan tugas dan gugur dalam pertempuran.Isi surat bermacam-macam, ada yang menulis untuk keluarganya, kekasihnya, istrinya, orangtua, anak, bahkan sahabatnya. Selain menumpahkan kerinduan, mereka juga menceritakan suasana pertempuran yang mencekam yang sedang dihadapi saat mereka menuliskan surat.Mereka yang mendedikasikan hidupnya untuk negara manapun, pantas mendapatkan penghormatan tertinggi. Surat-surat romantis dan puitis terakhir yang bertebaran di bawah tiang monumen menambah rasa hormat saya terhadap abdi negara.Tepat pukul 10.45, petugas mempersilahkan para penumpang masuk dan mengambil tempat duduk yang disukai. Saya memilih untuk duduk di dek atas.Ada beberapa kapal pesiar yang bertugas membawa wisatawan berkeliling Sungai Victoria. Kapal pesiar yang saya tumpangi, Victory Rover, dibuat pada tahun 1973 dan hingga kini masih setia beroperasi mengantar wisatawan berkeliling.Selama perjalanan, pemandu wisata menjelaskan apa saja yang dilalui. Pengetahuannya tentang jenis dan sejarah kapal Angkatan Laut yang sedang bersandar di dock menjadi semacam dongeng buat saya.Bayangkan, Anda berada di dek kapal pesiar dengan cuaca yang bersahabat, hembusan angin yang sejuk, dan deretan kapal-kapal perang Angkatan Laut yang gagah. Siapa yang tidak tersihir oleh pesonanya?Salah satu kapal yang saya lewati tahun 2011 lalu, baru saja berhasil dibebaskan dari perompak laut Somalia. Selain melintasi deretan kapal-kapal perang canggih, saya juga melewati dock tempat perbaikan kapal.Saat itu dock terlihat ditutupi oleh terpal hitam yang menyelimuti hampir sebagian besar kapal. Ternyata, itu tanda kalau kapal sedang diperbaiki.Mengingat ini kapal perang, maka saat melakukan perbaikan, badan kapal akan diselimuti dengan kain terpal yang menutupi hampir sebagian besar tubuhnya. Tujuannya untuk menjaga keamanan kapal tersebut dan juga kerahasiaan teknologi kapal.Tidak terasa dua jam sudah berlalu. Rasanya saya masih betah duduk di atas dek dan enggan beranjak pergi. Sayangnya penumpang gelombang berikutnya sudah menanti giliran untuk naik.River cruise kali ini merupakan pengalaman saya yang luar biasa dan sayang untuk dilewatkan jika berada di Kota Norfolk.
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!