Jalan-jalan ke Yogyakarta, Bisa ke Banyak Tempat!
Sabtu, 06 Sep 2014 10:22 WIB

Asih Rahayu
Jakarta - DI Yogyakarta adalah salah satu destinasi favorit turis lokal dan mancanegara. Mulai dari destinasi bersejarah seperti Keraton, Taman Sari, sampai alam dengan Gua Pindul. Banyak tempat yang bisa didatangi di Yogyakarta!Pertama kali saya ke kota yang terkenal dengan julukan βKota Gudegβ ini sekitar zaman SMP, itu pun bersama keluarga. Ini yang kedua kalinya. Sekarang bareng travelmate saya Novitha Sari.Β Sudah lama kita merencanakan untuk traveling keliling Yogya, baru terwujud pada hari Sabtu, 4 Februari 2014. Namanya juga backpacker, kita berangkat pakai kereta api kelas ekonomi pukul 19.35 WIB. Bermodalkan niat dan nekat serta peta, kita pun berangkat.Β Tiba di Yogya subuh pada pukul 04.30 WIB. Setibanya di sana, saya dan travelmate tak tahu harus ke mana. Yang biasanya pergi bareng keluarga, duduk tenang dalam mobil, dan akhirnya sampai. Beda halnya dengan trip kali ini yang hanya berdua saja. Kita duduk sejenak untuk berpikir sambil melihat peta.Β Keluar dari Stasiun Malioboro, tempat pertama yang kita tuju adalah minimarket untuk membeli roti sebagai menu sarapan dan sekalian bertanya pada kasir mengenai tempat penginapan yang terdekat di sekitar sini. Si kasir pun menunjukkan rutenya.Β Tak lama berjalan, kita pun kebingungan lagi tak tahu dimana tempat penginapannya. Untungnya kita dibantu seorang bapak yang ditemui di jalan untuk menunjukkan tempat penginapan yang deket dan pastinya murah.Β Penginapan di Malioboro bervariasi, mulai dari Rp 50.000β200.000. Kita memutuskan untuk pilih harga yang murah Rp 80.000/malam, maklum namanya juga backpacker dan mahasiswa. Selama 4D3N kita menghabiskan waktu di Yogya. Destinasi utama yang kita tuju yaitu wisata alam gua.Hari pertama, walaupun kita jalan agak siang karena kecapekan dalam perjalanan, destinasi untuk H-1 menuju Museum Affandi. Untuk menuju Museum Affandi dapat ditempuh dengan menggunakan bus Trans Jogja dengan harga tiket Rp 3.000/sekali jalan.Β Harga tiket masuk Museum Affandi relatif terjangkau, yaitu sebesar Rp 30.000/orang, sudah termasuk biaya izin foto dan free softdrink. Museum Affandi merupakan museum yang berisi karya keluarga Pak Affandi selama masa hidupnya, mulai dari lukisan, mobil, sepeda ontel, dan sebagainya. Museum ini terdiri dari 4 galeri.Setelah dari museum, perjalanan dilanjutkan menuju Museum Vredeburg. Harga tiket masuk museum ini hanya Rp 5.000/orang. Museum Vredeburg berisi miniatur tokoh yang menceritakan kisah pada zaman dahulu. Lokasinya di sekitaran Malioboro dan dapat ditempuh dengan berjalan kaki bagi yang sudah terbiasa, atau pun dengan delman.Dari Vredeburg, kita lanjutkan berkeliling Malioboro untuk mencicipi kuliner khas Yogya. Gudeg, mercon, dan kopi joss yang terkenal. Hingga malam hari kita menikmati suasana Yogya di daerah Malioboro. Angkringan sangat bersahabat dengan kantong kita.Β Makan nasi kucing, sate, dan minum kopi joss, wuuhh mantap! Kopi joss itu merupakan kopi hitam dicampur dengan susu kental putih dan ditambahkan arang panas ke dalamnya, josss banget rasanya. Setelah dari angkringan, kita pun kembali ke penginapan untuk beristirahat.Hari ke-2, hari yang ditunggu-tunggu. Yak, apalagi kalau bukan wisata alam ke gua. Untuk menuju gua yang terletak di daerah Wonosari, Gunung Kidul, DI Yogyakarta, tidak dapat ditempuh dengan menggunakan delman atau berjalan loh. Tapi silahkan yang mau berjalan monggo.Β Yang kita dan kalian ketahui, kota Yogya ini jarang banget yang namanya angkot. Ada juga becak, delman, atau pun bus Trans Jogja. Akhirnya kita pun memilih menggunakan motor rental. Harga sewa motor di Yogya sedikit lebih mahal sih sepertinya dibandingkan di Bogor, yaitu Rp 70.000/hari.Β Sebelum kita cabut, ada pembagian tugas dulu antara saya dan travelmate. Saya sebagai pengendara dan travelmate sebagai petunjuk jalan dengan mengandalkan GPS pada handphone. Jarak tempuh dari Malioboro ke tempat tujuan +/- 1,5 jam, capek juga sih saya sebagai pengendara.Β Selama 3/4 perjalanan sudah terlewati. Kita hanya melihat spanduk bertuliskan Gua Pindul tanpa adanya rute yang jelas menuju tempat tersebut. Terus dan terus melaju, saya dan travelmate melihat 2 orang bapak di pinggiran sambil membawa brosur wisata gua dan papan Gua Pindul di belakangnya. Akhirnya saya berhenti dan bertanya kepada si bapak soal rute menuju gua.Β Kedua Bapak tersebut memandu kita menuju Gua Pindul. Perjalanan jauh harus ditempuh untuk bisa menikmati dan merasakan suasana gua. Demi gua apapun kulakukan. Pada akhirnya kita pun sampai. Tak lupa kita ucapkan terima kasih kepada kedua bapak yang telah memandu kita, dan tak lupa kita beri sedikit uang kepada mereka atas jasanya.Β Setelah itu, kita pun menuju loket pembayaran. Biaya yang kita keluarkan untuk ke Gua Pindul, Gua Sriti, dan rafting Sungai Oya adalah Rp 125.000/orang (paket), dengan panjang trayek 3 km. Harga sudah termasuk potongan Rp 5.000 dengan menunjukkan kartu pelajar. Lumayan loh.Β Harga masuk ke gua ada yang paket dan tidak serta bervariasi, tergantung dari panjang trayek. Ada yang 1,5 km, 3 km, dan 5 km. Setelah membayar biaya administrasi, barang bawaan dititipkan dahulu sebelum menuju gua. Sebelum menuju gua, perlengkapan untuk keselamatan harus dipakai, yaitu sepatu dan life jacket.Β Saya dan travelmate dipandu oleh seorang bapak. Kita pun siap. Sebuah mobil bak terbuka membawa kita menuju Gua pindul. Hanya 5 menit kita pun sampai di Gua Pindul. Bertambah 1 pemandu lagi sesosok mas-mas yang memandu kita. Si bapak yang memegang kamera dan si mas yang menjaga kita selama di gua.Β Sebelum memasuki ke gua, tak lupa kita berdoa. Memasuki Gua Pindul, harus menggunakan ban karet selama penelusuran. Karena gua tersebut berupa perairan yang dalam.Β Selama di dalam gua, masnya menceritakan mengenai sejarah Gua Pindul ini. Lucunya di dalam gua, ada sebuah batu besar stalakmit yang dinamakan βBatu Perkasaβ, bentuknya seperti alat kelamin laki-laki. Ada-ada saja.Β Pertama masuk gua tercengang. Oh begini ya gua, gelap, horror, banyak bebatuan, banyak kelelawar menempel di langit gua. Di dalam gua, kita disuruh oleh si pemandu untuk mencoba melompat dari atas bebatuan yang tingginya kurang lebih 5 m. Awalnya saya tidak berani, tapi sok-sokan travelmate saya, padahal dia juga tidak berani tuh.Β Kata travelmate, kapan lagi lompat? Nyesel loh kalau tidak lompat. Huuuhhh bikin gara-gara saja ini anak. Akhirnya saya memberanikan diri melompat pertama dengan hati deg-degan, dan disusul oleh travelmate. Setelah lompat, rasa deg-degan pun hilang, dan ingin mencoba lagi, tetapi ngantre pada saat itu. Selama +/- 45 menit kita menyusuri Gua Pindul.Selanjutnya menuju Gua Sriti. Di gua ini kita hanya berjalan tanpa harus menggunakan ban karet untuk menyusuri gua, hanya bermodalkan helm, life jacket, dan senter di kepala. Sama seperti gga sebelumnya, gelap dan horror. Akan tetapi, menurut saya lebih enak di Gua Pindul dibanding Gua Sriti.Β Mungkin, karena saya lebih menyukai suasana air dan lebih luas tentunya. Kita menghabiskan waktu di Gua Sriti lebih singkat dibanding Gua Pindul sebelumnya. Destinasi terakhir yaitu rafting di Sungai Oya dengan trek sepanjang 3 km.Β Biasanya rafting itu pakao perahu karet, tapi yang ini tidak, melainkan pakai ban karet. Aliran sungai di sini tidaklah terlalu deras, biasa saja, jadi tidak begitu greget. mungkin karena cukup lama belum turun hujan. Usai wisata alam, kita pun bilas dan berganti pakaian. Selanjutnya kita pulang.Selama perjalanan pulang menuju penginapan, di perjalanan kita pun dilanda rasa lapar. Kita pun berhenti di tempat makan, yaitu βSate Kuda." Pertama kalinya saya dan travelmate mencicipi yang namanya sate kuda. Bagi yang bersifat karnivora kayak saya ini, sate kuda rasanya enak lezatos, mirip sate sapi.Β Tapi buat travelmate, katanya dagingnya keras. Harga sate kuda Rp 17.000/porsi. Usai makan, kita melanjutkan perjalanan. Sesampainya di Malioboro sore hari, dan kita seperti biasa kulineran. Makanan yang saya suka itu, mercon, duuhh pedesnya bikin ke hati! Usai maghrib kita pun pulang ke penginapan sambil mengembalikan motor sewaan dan beristirahat.Hari ke-3, walaupun agak siangan, kita jalan-jalan. Saatnya mengunjungi Taman Sari. Sebelum ke situs, tak lupa kita makan terlebih dahulu. Karena menu utamanya βgudegβ dan yang paling banyak dijual, akhirnya kita memilih menu makanan gudeg.Β Harga gudeg ini relatif terjangkau, sekitar Rp 15.000 per porsi. Oke, setelah makan kita berangkat. Untuk menuju situs ini, dari Malioboro kita bisa menggunakan becak dengan biaya sekitar Rp 20.000 (bisa nego). Biaya masuk situs ini tidaklah mahal, hanya dengan Rp 4.000/orang kita sudah bisa menikmati seisinya dan berfoto ria.Β Taman Sari merupakan tempat pemandian Raja. Selain itu, kita dimanjakan dengan artistik bangunan yang indah pada pintu masuk maupun di bagian dalamnya. Taman sesuai namanya berarti asri dong, dan memang terbukti asri dan bersih.Β Ada juga bangunan masjid bawah tanahnya, kereenn! Di sana tempat foto yang tidak kalah bagus juga. Seringkali tempat tersebut dijadikan foto prewed.Setelah menghabiskan waktu di situs, jepret sana sini, selanjutnya kita berkeliling Alun-alun Kidul atau Alkid. Menggunakan becak dengan biaya Rp 15.000 (bisa nego). Kita pergi ke Alkid timur dan utara. Saat itu masih kurang begitu ramai. Maklum kita jalan-jalannya agak sore sih.Β Alkid baru ramai ketika malam hari. Di Alkid utara, terdapat pohon beringin besar, yang konon katanya kalau seseorang berjalan dengan mata tertutup melewati pohon tersebut, apapun permohonannya akan tercapai. Itu kata yang udah-udah sih, percaya tidak percaya.Β Dari alkid kita menuju tempat oleh-oleh. Apalagi kalau buka bakpia. Setelah membeli oleh-oleh, kita habiskan waktu berjalan sambil berbelanja sedikit di Malioboro. Dan juga tak kalah penting, kita nongkrong di Mall Malioboro, karena saat itu kondisi hujan.Β Menjelang maghrib, kita beranjak ke angkringan untuk makan-makan. Seperti biasa, nasi kucing, sate, dan minumnya kopi joss. Setelah perut kenyang, kita pun kembali ke penginapan untuk packing-packing kepulangan besok dan istirahat.
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Hutan Amazon Brasil Diserbu Rating Bintang 1 oleh Netizen Indonesia