Wisata Unik Saat Mudik ke Temanggung

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Cerita Mudik d\'Traveler

Wisata Unik Saat Mudik ke Temanggung

Widi Kurniawan - detikTravel
Minggu, 12 Agu 2012 12:53 WIB
loading...
Widi Kurniawan
Tempat mangkalnya andong di Pasar Kliwon Temanggung.
Naik andong keliling kota Temanggung
Kawasan wisata pemandian alam Pikatan Waterpark, Temanggung
Anak-anak bermain ceria di Pikatan Waterpark, Temanggung
Penjual bakso lombok uleg khas Temanggung
Wisata Unik Saat Mudik ke Temanggung
Wisata Unik Saat Mudik ke Temanggung
Wisata Unik Saat Mudik ke Temanggung
Wisata Unik Saat Mudik ke Temanggung
Wisata Unik Saat Mudik ke Temanggung
Jakarta - Berkumpul bersama keluarga jadi tujuan utama Mudik ke kampung halaman. Setelah puas melepas kangen, kini saatnya melepas penat dengan berkeliling kota sendiri. Temanggung selalu berhasil menarik perhatian saya dengan beragam objek wisatanya.Mungkin tidak banyak orang mengenal obyek wisata di Temanggung, sebuah kabupaten yang terletak di tengah-tengah Pulau Jawa ini. Walau begitu, bukan berarti tidak ada kegiatan wisata yang bisa dilakukan, karena wisata tidak melulu identik dengan piknik ke tempat wisata. Dengan sedikit kreatifitas, kita pun bisa menciptakan kegiatan wisata sendiri yang menyenangkan dan unik.Tahun lalu, kegiatan wisata pribadi yang saya pilih adalah menyewa andong atau kereta kuda untuk keliling kota. Andong ini banyak yang menunggu penumpang di Pasar Kliwon di pusat Kota Temanggung dan biasanya digunakan sebagai alat transportasi bagi pedagang dan pembeli di pasar. Saya pun sempat celingukan memilih andong yang kira-kira kudanya tidak kurus. Maklum saya tidak tahu banyak tentang dunia kuda, maka pemikiran sederhana saya adalah memilih kuda yang kekar dan kusirnya yang tidak loyo.β€œNtar sampai Pikatan berapa Mas? Untuk empat orang,” tanya saya ke kusir.β€œEmm, lima belas ribu saja…” jawabnya.Wuih, jawaban yang cukup mengejutkan dan membuat saya mengernyitkan dahi. Ojek di Jakarta saja lima belas ribu untuk jarak yang dekat, ini mas kusir bawa andong yang berat dan bisa muat empat orang, hanya minta lima belas ribu. Inilah kali pertama saya naik andong di Temanggung, padahal bertahun-tahun saya tumbuh di kota ini, tapi tidak pernah memandang andong sebagai alat transportasi yang layak dicoba. Mas Kusir cukup terampil mengendalikan kuda di antara lalu lalang kendaraan bermotor. Sebuah pengalaman unik, mungkin di kota lain tidak ada andong bisa berjalan di jalanan umum begini.β€œKusir andong juga punya SIM kok, Mas..” ucap mas kusir menjawab keingintahuan saya tentang SIM andong.SIM andong penting karena di jalan raya bisa saja terjadi kecelakaan yang melibatkan andong dengan kendaraan lain. Andong pun harus taat peraturan lalu lintas yang berlaku. Dua puluh menit berlalu, dan tempat tujuan kami sudah dekat, yakni daerah Pikatan yang dikenal dengan pemandian alam dan suasana yang sejuk. Lagi-lagi saya agak terkejut dengan polesan cantik kawasan ini. Dulu hanya ada dua kolam renang tua di area pemandian, kini label β€œPikatan Waterpark” menjadikannya tak kalah dengan sarana rekreasi sejenis di kota-kota besar.β€œKarcisnya enam ribu untuk satu orang,” kata penjaga di loket karcis.Aha, ini kejutan selanjutnya. Setahu saya harga tiket masuk ke area wisata air seperti ini di kota lain bisa tembus enam puluh ribu rupiah, atau sepuluh kali lipatnya dibanding harga di Pikatan ini. Padahal, bicara kesegaran air dan kesejukan udara, suasana di Pikatan ini sungguh luar biasa. Airnya langsung dari mata air pegunungan, jernih dan begitu bersih. Gunung Sumbing dan Sindoro yang kokoh berdiri dan terlihat di kejauhan, seolah tersenyum melihat keceriaan anak-anak kecil dan pengunjung yang sedang bermain air.Puas bermain air, tentu paling cocok adalah menghangatkan tubuh dengan makanan yang hot alias panas. Bicara kuliner, hawa sejuk di Temanggung membuat daerah ini tidak kekurangan jenis makanan eksotis yang kerap membuat orang kangen. Bakso lombok uleg adalah salah satu kuliner khas Temanggung yang terkenal. Disebut lombok uleg karena rasa pedasnya bukan dari sambal jadi melainkan lombok atau cabe rawit yang diuleg langsung di mangkuk.β€œLomboknya lima ya Pak,” kata saya di salah satu warung bakso.β€œWah, maaf Mas, baksonya habis…”Ternyata suasana Lebaran begini bakso lombok uleg memang laris diburu, baik oleh pemudik yang rindu merasakan kuliner ini, maupun ramai diborong oleh keluarga-keluarga yang sudah bosan makan opor di hari ketiga Lebaran.Perlu beberapa warung saya tengok di seputaran Temanggung hingga akhirnya mendapatkan sebuah warung di pinggir jalan yang masih belum kehabisan stok bakso, meskipun bapak tua penjualnya terlihat sangat sibuk melayani pembeli.Setelah beberapa saat menunggu, akhirnya semangkuk bakso lombok uleg yang pedas dan panas terhidang di hadapan saya. Aromanya saja begitu menggiurkan, apalagi rasanya. Ukuran bakso tidak besar dan tidak terlalu kecil, kuahnya bening dengan taburan potongan tahu goreng dan bawang goreng. Bakso lombok uleg memang tidak ada unsur mie, layaknya bakso biasa. Hanya saja bila ingin lebih kenyang, pembeli bisa menambahkan ketupat di dalamnya.Ah, seharian itu begitu menyenangkan dari mulai naik andong, keliling kota, bermain air pegunungan dan berwisata kuliner bakso lombok uleg. Sebuah kenangan yang masih lekat di kepala, meski sudah terlewat hampir setahun dari sekarang. Membuat saya makin termangu, saat menyadari tahun ini terancam tidak sempat mudik ke Temanggung karena jarak dan kesibukan.
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads