Pantai Perawan Ini Bersembunyi di Ujung Jawa
Rabu, 26 Sep 2012 07:43 WIB
Anggi Agistia
Jakarta - Kawasan Ujung Kulon, Banten memang mengagumkan. Satu lagi keindahan alamnya berupa pasir putih, ombak yang tenang dan air laut nan biru yang menjadi andalan. Inilah Pantai Ciputih!Beberapa waktu yang lalu saya melakukan sebuah perjalanan wisata ke daerah Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK). Ini merupakan satu-satunya tempat konservasi alami habitat Badak Jawa yang kian langka di daerah Labuan, Pandeglang, Provinsi Banten.Kawasan TNUK secara keseluruhan meliputi wilayah Semenanjung Ujung Kulon, Pulau Panaitan, Pulau Peucang, Pulau Handeuleum dan Gunung Honje. Semenanjung Ujung Kulon menjadi salah satu kawasan yang terkenal dengan jalur pantainya. Hamparan ekosistem Semenanjung Ujung Kulon pun memberikan daya tarik tersendiri bagi pengunjung yang datang ke kawasan tersebut.Tujuan utama kami berkunjung ke sini adalah Pantai Ciputih. Saat itu, saya sama sekali belum tahu mengenai pantai ini. Sampai salah satu teman saya bercerita tentang keindahannya.Perjalanan dari Jakarta menuju Serang kurang lebih menghabiskan waktu hampir 2 jam. Untuk menuju ke Pandeglang atau daerah Labuan bisa ditempuh melalui Serang maupun Anyer dengan waktu tempuh kurang lebih 4-5 jam perjalanan.Saya pun sempat tertidur beberapa lama, hingga akhirnya menyadari kalau kami sudah berada di daerah Labuan. Tapi ternyata, perjalanan panjang ini belum berakhir. Dari Labuan kami masih harus melewati beberapa jam lagi perjalanan untuk sampai di Lokasi Taman Nasional Ujung Kulon tersebut. Walaupun sejujurnya badan sudah merasakan pegal, tapi semua itu terbayarkan oleh pemandangan nan cantik di sepanjang jalan menuju lokasi. Kami disuguhi panorama hutan, pantai, sungai, persawahan, dan laut secara bergantian.Namun ternyata, perjalanan masih harus melalui jalanan yang cukup panjang juga berliku. Hal ini bertambah lagi dengan perbaikan infrastruktur jalan di beberapa titik yang menyebabkan sedikit hambatan dalam perjalanan. Lagi-lagi pemandangan itu memanjakan mata kami selama perjalanan panjang ini. Ahh, sungguh indah! Perjalanan panjang nan meletihkan itu terbayar sudah oleh pemandangan selama kami berjalan menuju hotel tempat kami bermalam.Mata kami seketika terbelalak saat melihat sajian alam yang sungguh luar biasa ini. Setelah melepas lelah sejenak, saya langsung membaur ke pantai untuk berburu sunset. Sambil duduk di atas pasir pantai yang putih, saya menikmati detik demi detik terbenamnya matahari. Jepret! Jepret! Saya pun tidak melewatkan kesempatan untuk memotret panorama ini.Namun sayang, keesokan harinya saya terlambat bangun hingga tidak bisa menikmati sunrise di sini. Tanpa buang waktu saya langsung berganti baju untuk bermain di pantai. Alangkah terkejutnya saya ketika melihat birunya air laut di pantai ini. Berhubung saat tiba di Pantai Ciputih, hari sudah menjelang sore.Pantai Ciputih tergolong masih sangat perawan kalau saya bilang. Entahlah, mungkin karena untuk sampai kemari membutuhkan perjuangan ekstra dengan jalanannya yang masih berbatu dan agak berliku.Pantainya sangat bersih, selama berada di sini saya hanya menemukan sampah dedaunan. Tidak ada sampah plastik atau sejenisnya yang berserakan di pantai ini. Dari pagi sampai matahari hampir menuju puncaknya, saya dan teman-teman bermain di pantai. Berlari kesana-kemari, bermain pasir, voli pantai, dan berkejaran dengan ombak.Ahh, rasanya ingin tinggal lebih lama lagi di sini. Tapi, kami harus segera bergegas untuk kembali ke Jakarta. Sampai jumpa lagi Ciputih!












































Komentar Terbanyak
Koster: Wisatawan Domestik ke Bali Turun gegara Penerbangan Sedikit
Awal Mula PB XIV Purbaya Gabung Ormas GRIB Jaya dan Jadi Pembina
Koster Akui Jumlah Wisatawan Domestik ke Bali Turun di Libur Nataru