Le Mat, Desa Ular di Vietnam

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Le Mat, Desa Ular di Vietnam

Sri Anindiati Nursastri - detikTravel
Sabtu, 26 Mei 2012 12:05 WIB
Jakarta - Siapa sangka sebuah desa mungil di timur laut Kota Hanoi, Vietnam, lekat dengan tradisi dan kuliner dari ular. Bagi Desa Le Mat, ular tak sekadar mahluk melata yang keberadaannya mengancam manusia.Jika Anda berkunjung ke Kota Hanoi, cobalah eksplorasi desa-desa mungil di sekitarnya. Hanya tujuh kilometer ke arah timur laut, Anda akan tiba di Desa Le Mat. Sekilas desa ini tampak biasa saja, dengan pemukiman dan penduduk lokal Vietnam. Tapi, jangan kaget bila Anda menemukan banyak pasar ular!Le Mat disebut juga Snake Village, alias Desa Ular. Ada alasan mengapa Le Mat disebut begitu.Alkisah, pada masa pemerintahan Raja Ly Thai Tong (1028-1054) masyarakat Hanoi dan sekitarnya punya tradisi berburu ular. Seorang lelaki setempat bernama Hoang dikenal sebagai penakluk ular yang tangguh, termasuk juga ular-ular raksasa yang kerap melegenda di situ.Konon pada suatu hari, sang Putri Raja sedang melintasi Sungai Thien Duc yang dekat dengan Desa Le Mat. Namun kapal tersebut tenggelam, dan sang Putri pun dimakan seekor ular raksasa! Dengan gagah berani, Hoang menaklukkan ular tersebut dan menemukan tubuh sang Putri masih utuh di dalamnya.Sang Raja membanjirinya hadiah. Namun, Hoang hanya meminta satu hal: mengizinkan warga miskin Desa Le Mat untuk tinggal dan hidup di pertanian dekat Benteng Thang Long, yang jadi wilayah kekuasaan Raja. Tahun demi tahun berjalan, dan wilayah itu menjadi kaya. Ada 13 wilayah pertanian yang tersebar di berbagai tempat.Semenjak itu, Desa Le Mat menggunakan ular sebagai akar tradisi juga kuliner mereka. Mengutip situs Hanoi Travel, Sabtu (26/5/2012), hampir tiap rumah punya ular peliharaan. Beberapa orang membudidayakannya untuk dipasarkan ke Hanoi, untuk khusus diolah oleh restoran-restoran kelas atas!Tentu saja Anda bisa mencicipi masakan berbahan dasar ular di desa ini. Apakah itu ditumis, direbus, hingga digoreng kering. Tak murah memang, seekor ular besar bisa dipatok US$30-50 (sekitar Rp 280-470 ribu). Tapi, Anda bisa mengajak tiga sampai lima orang lagi untuk menikmati sajian besar ini bersama-sama.Setiap bulan Maret diadakan Le Mat Festival, yang menyajikan tarian ular raksasa seperti barongsai di tengah-tengah desa. Anda juga bisa menemukan beberapa pasar ular yang tersebar di Desa Le Mat, serta beberapa kios kecil yang menjual bagian-bagian tubuh ular. Pernah mencoba Snake Wine? Le Mat adalah tempat yang tepat untuk menyicipnya. (travel/travel)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads