Seperti halnya HakhΓΆsi Luaha alias Ama Deli, perajin berbagai perhiasan, seperti gelang dan kalung yang terbuat dari batu, bambu, dan manik-manik, mengaku barangnya laris selama tiga hari pagelaran, Minggu (15/5/2011).
Selama pagelaran, HakhΓΆsi Luaha terpaksa harus bekerja ekstra hingga malam untuk membuat perhiasan-perhiasan agar bisa dijual pada pagelaran besok harinya. βIni anugerah bagi kami perajin di sini. Dengan adanya acara BawΓΆmataluo 2011 ini, barang kami menjadi laris manis,β ujar HakhΓΆsi Luaha kepada NBC.
Perajin yang biasa berjualan di Pantai Sorake dan Pantai Lagundri ini mematok harga suvenir yang dibuatnya mulai dari Rp 10.000 hingga Rp 15.000. Kalau hari biasa, barang dagangannya laku paling banyak 5 buah. βItu pun tidak pasti, bahkan kadang tidak laku sama sekali,β ujarnya.
Namun, dengan adanya pagelaran budaya ini, suvenir buatan HakhΓΆsi Luaha laris. Pada hari terakhir pagelaran ini saja, keuntungannya mencapai sekitar Rp 500.000. βSemoga kegiatan seperti ini bisa terus dilaksanakan,β ujarnya.
Salah seorang pengunjung, yang tidak mau disebutkan namanya, mengharapkan agar para perajin di Desa BawΓΆmataluo memerhatikan kualitas suvenir yang dibuat dan juga harganya jangan terlalu mahal. βSaya titip pesan agar tolong diperhatikan kualitas serta juga harganya jangan mahal-mahal. Kalau harganya terjangkau oleh pengunjung kan bisa untung buat para perajin di sini.β
Acara BawΓΆmataluo 2011 berakhir Minggu (15/5/2011) yang ditutup secara simbolis oleh FΓΆna Marundrury, tokoh Nias yang juga pemimpin Yayasan Delasiga. [IH/H]
(travel/travel)












































Komentar Terbanyak
Awal Mula PB XIV Purbaya Gabung Ormas GRIB Jaya dan Jadi Pembina
Fadli Zon Bantah Tudingan Kubu PB XIV Purbaya Lecehkan Adat dan Berat Sebelah
5 Negara yang Melarang Perayaan Natal, Ini Alasannya