Secuil Surga yang Terabaikan di Timur Maumere

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Christina Sugihwati|4670|NTT 1|24

Secuil Surga yang Terabaikan di Timur Maumere

Redaksi Detik Travel - detikTravel
Rabu, 23 Mar 2011 10:50 WIB
loading...
Redaksi Detik Travel
Pantai Waiara di timur Maumere.
Secuil Surga yang Terabaikan di Timur Maumere
Jakarta -

Pak Yoakhim, pendamping kami mengajak bertandang ke pantai di timur Maumere (15/10/10). Pantai Waiara namanya, yang arti dari kata 'wai' itu sendiri adalah air. Pantai berjarak kurang lebih 13 km dari pusat kota Maumere dan jika menggunakan mobil, waktu yang ditempuh hanya sekitar 20 menit.

Tidak perlu mengeluarkan uang untuk masuk dan menikmati pantai ini. Sunyi sepi, seolah pantai milik pribadi adalah perasaan yang saya rasakan ketika datang ke sana. Pada garis pantai yang membujur dengan panjang kurang lebih 2 km, terhampar pasir berwarna putih, didominasi dengan pasir hitam. Tekstur pasir agak kasar, ombak tenang dan langit biru menjadi kombinasi pas untuk mengabadikan moment di sini. Saya pun segera mengeluarkan kamera untuk berfoto.

Berdasarkan informasi yang dari pendamping kami, Alm. Bpk. Frans Seda menggagas sebuah kompetisi Underwater Photograpy di akhir tahun 80-an untuk menghidupkan roda pariwisata di sekitar Pantai Waiara. Pak Yoakhim sendiri menjadi salah satu panitia untuk urusan transportasi dan akomodasi dalam acara tersebut. Gagasan itu membawa dampak positif. Terlihat dari banyaknya wisatawan asing maupun lokal yang datang ke sana sehingga pantai itu menjadi salah satu destinasi favorit di Maumere.

Semua berubah ketika tsunami pada tahun 1992 meluluhlantakan sebagian besar pesisir utara Flores. Epicentrum gempa yang terletak sekitar 30 mil dari garis pantai Maumere, pada kedalaman 30 km dengan kekuatan 6.7 skala ritcher mengakibatkan lebih dari 2000 orang meninggal dunia di sana. Bencana tersebut menghancurkan lebih dari 40 persen terumbu karang dan biota laut di sekitar Taman Wisata Laut Teluk Maumere, yang dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih 1 jam perjalanan dengan perahu motor dari Pantai Waiara. Itu papar beliau sembari meneguk secangkit kopi pahit di pinggi pantai.

Beliau melanjutkan bahwa pemerintah telah melakukan kerjasama antara Bank Dunia melalui Departemen Kelautan dan Perikanan untuk membangkitkan kembali daya tarik Pantai Waiara yang sudah memudar dengan memperbaiki terumbu karang yang telah rusak. Tahun ini adalah fase kedua tahun kelima untuk COREMAP (Coral Reef Rehabilitation and Management Program) dan menurut survey LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), cakupan terumbu karang di sekitar Taman Wisata Laut Teluk Maumere sudah membaik sekitar 12 persen. Data ini diungkap karena saat ini Pak Yoakhim adalah salah satu konsultan Community Based Management untuk program tersebut.

Selain itu, tampaknya pemerintah harus bekerja dua kali lebih keras untuk memperketat pengawasan di sekitar taman laut itu. Karena menurut paparan dari Pak Nicolas - penjaga Flores Sao Resport, masih banyak nelayan yang menggunakan bom untuk menangkap ikan. Sangat disayangkan hal tersebut dapat terjadi karena saya melihat potensi besar dari bangkitnya pariwisata di wilayah timur Maumere ini.

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads