Pantai Kondang Merak, Si Cantik yang Tersembunyi

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Pantai Kondang Merak, Si Cantik yang Tersembunyi

Rachelia Methasary - detikTravel
Rabu, 16 Jun 2021 13:36 WIB
loading...
Rachelia Methasary
Laut Kondang Merak yang Tenang
Santai Bersama Kawan Menikmati View Lautan
Hamparan Pasir Putih Bersih Khas Kondang Merak
Pantai Kondang Merak, Si Cantik yang Tersembunyi
Pantai Kondang Merak, Si Cantik yang Tersembunyi
Pantai Kondang Merak, Si Cantik yang Tersembunyi
Jakarta -

Malang selatan seakan tersembunyi dari wisatawan. Padahal di sana ada jajaran pantai pasir putih yang menawan.

Jika hendak berwisata di Malang, apa yang pertama kali terlintas di pikiran Anda? Dataran tinggi yang dingin serta lanskap pegunungan yang membius mata pastinya. Tidak dipungkiri, saya pun memikirkan hal yang sama.

Namun, mari sejenak kita bergeser ke Malang bagian selatan yang tak kalah elok dengan barisan pantainya. Saat memilih Malang sebagai tujuan short escape akhir bulan lalu, saya dan dua orang teman memutuskan untuk menyusuri pesisir Malang Selatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terdapat lebih dari 50 pantai pasir putih di sana dengan pesonanya masing-masing. Kondang Merak menjadi destinasi kami untuk menikmati suara deburan ombak yang menangkan pikiran.

Pantai Kondang Merak terletak di Desa Sumberbening, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang Selatan. Menuju pantai ini membutuhkan waktu sekitar 3 jam dari Kota Malang. Kami mengendarai motor matik pagi itu mengarah ke selatan melalui Gadang dengan kecepatan 60 km/jam.

ADVERTISEMENT

Petunjuk jalan dengan papan hijau dan google maps sangat membantu kami yang buta arah. Setelah menemukan tulisan Pantai Balekambang, kami terus melaju karena Kondang Merak sejalur dengan Balekambang. Sepanjang jalan kami disuguhi pemandangan cantik khas pedesaan.

Hamparan sawah hijau serta deretan kembang tebu membuat kami lupa rasa pegal karena terlalu lama duduk di motor. Akses jalan yang rusak kami temui saat memasuki Desa Sumberbening.

Kendaraan roda dua mungil kami pun berhasil melewatinya meski harus berjalan dengan pelan. Trek tersebut sempat membuat saya panik namun inilah hal paling tak terlupakan dalam sebuah perjalanan.

Akhirnya kami dipertemukan dengan jalan cukup halus dan bersahabat setelah sekitar 15 menit bergejolak. Lega dan bahagia terasa di dada. Di tengah tawa canda kami, ternyata pertarungan belum berakhir.

Jalur menuju Pantai Kondang Merak pun tak kalah hancur. Kami seperti sedang melakukan off-road. Tak terasa setelah 20 menit bergelut lagi dengan jalan rusak, kami pun sampai di gerbang masuk Pantai Kondang Merak. Tiket masuk satu orang dihargai 10.000 rupiah dan parkir motor Rp 5.000 rupiah.

Harga yang cukup bersahabat untuk pantai yang sejauh ini, pikirku. Usaha dan perjuangan tidak akan mengkhianati hasil. Semua letih kami terbayar dengan bentangan pasir putih pantai yang bersebelahan dengan Pantai Balekambang dan Pantai Mbehi ini.

Konon katanya, dahulu kawasan ini dipenuhi oleh Burung Merak di pesisirnya sebelum terjadi perburuan liar. Selain itu, tempat ini memiliki muara yang menjadi pertemuan antara air tawar dan air laut. Itu sebabnya pantai ini dinamakan Kondang Merak.

Cukup bersejarah dan mengandung makna. Ombak yang tenang serta banyak nya batu karang menambah keelokan panorama Malang Selatan. Pantai ini memiliki panjang sekitar 1 KM dengan kumpulan lumut hijaunya yang menghiasi bibir pantai. Terlihat beberapa pengunjung sedang asyik bermain air. Yang lain duduk-duduk santai sambil bercengkerama di atas tikar yang mereka bawa.

Masa pandemi ini, cukup banyak warga yang berwisata. Melebur rasa penat dan bosan dengan menikmati sepoi-sepoi angin laut selatan. Protokol kesehatan 3M tetap diterapkan. Masker tak lupa digunakan walaupun sedang berpose saat difotokan teman.

Saya dan dua rekan yang lain sudah sangat lapar lalu bergegas ke warung terdekat. Kami memesan beberapa panganan seperti sate cumi, ikan tuna, dan nasi putih. Es kelapa muda serta es teh manis pun melengkapi menu kami siang itu. Cacing di perut sudah dipuaskan, saatnya kami menyatu dengan alam lautan.

Mendekat ke bibir pantai seraya sesekali berkejaran dengan ombak yang pelan. Angin sepoi-sepoi membelai wajah kami. Tak lupa kami berfoto dengan latar pasir putih serta batu karang yang dihiasi lumut hijau.

Lelah berjibaku dengan rute perjalanan yang berbatu hilang bersama deburan ombak yang damai. Jas hujan menjadi alas kami untuk merebahkan badan dan kembali mengisi stamina bekal perjalanan pulang kembali ke kota.

Setelah selesai menikmati indahnya ciptaan Tuhan di Kondang Merak, kami pun langsung bertolak lagi ke Kota Malang sekitar jam 2 siang. Saat di pertigaan, kami membeli bensin eceran dan si penjual menyarankan kami melewati jalan alternatif untuk lebih menghemat waktu.

Terlihat hampir semua kendaraan memilih akses tersebut. Kami pun mengikuti dari belakang, berharap tidak menemukan jalur yang berbatu serta tanah pasir. Harapan itu pupus. Sirna digerus jalan berlubang dengan banyak batu tajam di beberapa bagian.

Terlihat beberapa motor dan mobil kesusahan untuk melewati track yang menantang ini. Bahkan ada yang kepayahan untuk menanjak, namun para pejalan saling membantu. Meskipun demikian, pengalaman ini yang membuat cerita perjalanan kita menjadi semakin berwarna.

Tantangan selalu ada tetapi kita pasti bisa melaluinya dengan berujung bahagia. Seperti Pantai Kondang Merak yang sudah melengkapi catatan plesiran saya di Malang Selatan.

Hide Ads