MesaStila adalah sebuah resor dan hotel bergaya Jawa klasik di lereng perbukitan kopi di Magelang, Jawa Tengah. Di tempat berhawa sejuk ini, wisatawan kerap datang untuk menikmati resor mewah dengan pemandangan pegunungan yang menawan. detikTravel pun pernah menyambangi tempat ini beberapa waktu lalu.
Yang spesial dari hotel ini adalah, lobi hotel dan resepsionis yang menempati bangunan sebuah stasiun tua. Bangunan stasiun berwarga krem yang terbuat dari kayu jati yang bergaya kolonial Belanda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi kiri stasiun, ada pintu geser besar. Di atasnya ada plang bertuliskan 'Mayong-Losari 905 M'. Bagaimana bisa ada bangunan stasiun kereta tua, tanpa rel kereta, di tengah perbukitan di Magelang? Rupanya ada ceritanya.
"Stasiun Mayong ini tadinya adalah bangunan yang terlupakan di Mayong, Jepara. Jalur keretanya sudah nggak ada. Kita pindahkan ke sini dan jadi bagian resepsionis hotel," kata Director of Marketing Mesa Hotel and Resorts, Sri Utami dalam perbincangan dengan detikTravel, Rabu (26/5/2013).
Menurut perempuan yang akrab dipanggil Tamie ini, di tempat aslinya, Stasiun Mayong pun sudah tidak memiliki rel kereta. MesaStila berniat menjaga bangunan ini agar tidak punah.
"Stasiun Mayong sangat berkesan sekali untuk tamu yang datang, mereka foto-foto karena unik dan jadi ingin lebih tahu sejarahnya. Jadi kita bawa ke Club House yang juga rumah Belanda dan kemudian dibawa ke kamar yang merupakan rumah-rumah Joglo. Jadi ada alurnya untuk menyajikan sejarahnya kepada para tamu," kata Tamie.
Dalam kesempatan terpisah, Director of Sales and Marketing MesaStila Magelang, Sugeng Sugiantoro mengupas sejarah Stasiun Mayong. Stasiun ini dibangun pada 1873 di Mayong, Jepara. Setelah lebih dari 100 tahun berlalu, stasiun ini diboyong ke MesaStila pada 2001.
"Ini adalah upaya menyelamatkan sebuah bangunan heritage, kalau nggak begitu mungkin dibongkar jadi kayu bakar. Kami rakit ulang di sini, kayunya, teralisnya masih sama, ubin saja yang berbeda," kata Sugeng.
Menurut Sugeng, MesaStila bangga bisa menyelamatkan bangunan bersejarah. Dia mengatakan semua vila di resor MesaStila juga merupakan rumah-rumah Joglo yang diselamatkan agar tidak punah.
"Tamu kaget pas tahu kalau ini stasiun asli dan mereka mengapresiasi kami karena masih peduli. Jarang orang yang menghargai peninggalan sejarah dan kami ikut bangga. Selain Stasiun Mayong, bangunan di MesaStila itu koleksi antik dan bersejarah," kata Sugeng.
Tertarik ingin melihat Stasiun Mayong? Datang saja ke MesaStila. Menurut Sugeng wisatawan yang tidak menginap pun bisa melihat Stasiun Mayong karena merupakan lobi MesaStila.
"Namanya resepsionis itu kan untuk menerima tamu, baik yang mau menginap atau bertanya informasi soal hotel. Kan harus kita sambut dengan baik," kata Sugeng.
Kalau ingin menikmati MesaStila, Stasiun Mayong yang antik dan perkebunan kopi, MesaStila memiliki wisata agro berupa Coffee Plantation Tour. Wisatawan akan diajak berkeliling kebun kopi milik MesaStila, menikmati hasil kebun asli seperti pisang rebus dan tentu saja melihat aneka bangunan antik termasuk Stasiun Mayong.
"Harga paket turnya Rp 150.000++ untuk Coffee Plantation Tur, berkunjung ke kebun kopi. Wisatawan dikasih kopi dan disuguhi aneka snack asli dari perkebunan kami," kata Sugeng.
(fay/aff)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!