Tak hanya goa bersejarah, tepat di depan Goa Gajah traveler bisa menemukan kolam pemandian alami dengan enam patung bidadara dan bidadari. Konon bisa membuat awet muda lo!
Bila traveler berkunjung ke Goa Gajah, tentu tak asing dengan kolam pemandian atau petirtaan yang letaknya tepat di depan goa. I Nyoman Sukadana, anggota pemandu wisatawan Goa Gajah menyebut pemandian itu ditemukan oleh Krijgman pada 1954.
Pemandian itu disebut dengan pemandian Sapta Gangga atau Sapta Nadi. Nama itu berdasarkan konsep tujuh sungai suci, yaitu Sungai Gangga, Sindhu, Saraswati, Yamuna, Godawari, Serayu, dan Narmada.
Di pemandian tersebut terdapat tiga kolam pemandian suci yang berjajar utara hingga selatan, dengan tujuh arca. Terdapat empat arca bidadari, dua arca bidadara, dan satu arca Ganesha yang kini sudah dipindahkan ke atas.
"Masing-masing pasangan arca itu terdiri dari satu arca bidadara yang diapit oleh dua arca bidadari. Jadi bukan arca bidadari semua, itu kurang tepat," kata I Nyoman Sukadana.
I Nyoman Sukadana menjelaskan terdapat mitos yang menyebut bahwa kolam Sapta Nadi ini bisa membuat awet muda. Hal ini karena semua air di pemandian ini keluar dari tali pusar.
"Menurut mitos itu disebut untuk awet muda, karena air semua keluar dari tali pusar. Ketika kita ada di kandungan seorang ibu, kita makan dari tali pusar. Makanya itu dari mitos disebut untuk awet muda," ujar I Nyoman Sukadana.
Bagi traveler yang ingin mencoba sensasi kesegaran pemandian di Goa Gajah, diperbolehkan untuk turun dan mencuci muka. Boleh diminum juga loh traveler.
"Kalau wisatawan sewajarnya itu kalau mau cuci muka atau cuci tangan itu boleh, sah-sah saja. Tapi kalau dia mau buka baju atau mau keramas, kalau melewati batas itu tidak boleh. Boleh masuk asal sewajarnya," kata I Nyoman Sukadana.
Goa Gajah merupakan destinasi wisata sejarah yang dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Udayana Warmadewa yang merupakan raja ke-6 di Bali. Pembangunan goa ini bertujuan sebagai tempat belajar dan meditasi.
Simak Video "Jelajah Wisata Bersejarah Goa Gajah di Gianyar"
(fem/fem)