Belajarlah dari Prinsip Hidup Suku Baduy

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Belajarlah dari Prinsip Hidup Suku Baduy

Rina Rahma - detikTravel
Jumat, 29 Des 2017 15:28 WIB
loading...
Rina Rahma
Perempuan Baduy pulang dari ladang
Kang Naldi, salah satu Suku Baduy Dalam
Rumah Suku Baduy
Anak-anak Baduy kuat dan mandiri
Leuit adalah lumbung padi Suku Baduy
Belajarlah dari Prinsip Hidup Suku Baduy
Belajarlah dari Prinsip Hidup Suku Baduy
Belajarlah dari Prinsip Hidup Suku Baduy
Belajarlah dari Prinsip Hidup Suku Baduy
Belajarlah dari Prinsip Hidup Suku Baduy
Jakarta - Suku Baduy Dalam menjalani hidup dengan memegang prinsip yang diajarkan para leluhurnya. Ayo kita belajar dari prinsip hidup dan kesederhanaan Suku Baduy.Dua hari perjalanan ditemani salah seorang Suku Baduy Dalam, membuat saya penasaran dan banyak bertanya tentang filosofi hidup mereka yang sangat menarik.Apa yang terpikir di benak kamu tentang Suku Baduy? Terbelakang, primitif, dan menakutkan. Buang semua pikiran itu, Suku Baduy tidak seperti yang disangka banyak orang.Kang Naldi adalah salah seorang Suku Baduy Dalam yang menjadi pemandu ketika saya menjelajah suku pedalaman di daerah Jawa Barat ini. Perjalanan di tempuh dari Ciboleger selama 9 jam pulang pergi dengan berjalan kaki. Saya tidak melewatkan kesempatan untuk bertanya tentang kehidupan Suku Baduy. Saya bertanya berapa tahun usia rata-rata mereka menikah, untuk laki-laki menikah sekitar usia 17 tahun dan untuk perempuan di usia 13 tahun dengan cara dijodohkan. Mereka tidak mengenal istilah "bobogohan" atau pacaran, karena hukumnya haram. Hal ini mencegah mereka dari perbuatan yang tidak-tidak secara seksual. Aturan lain adalah mandi tidak boleh menggunakan sabun atau pun pasta gigi, mereka menggunakan kecombrang atau honje sebagai pengganti sabun mandi, sabut kelapa atau sirih sebagai pengganti pasta gigi. Mengapa demikian, karena mereka beranggapan sabun dan bahan kimia bisa merusak alam, hebatkan prinsip mereka. Tidak perlu kampanye Greenpeace untuk menyadarkan mereka betapa pentingnya menjaga kelestarian alam. Larangan makan daging kambing karena tidak bagus untuk kesehatan, sementara ayam dan daging sapi atau kerbau hanya dimakan sesekali saja atau pada saat ada acara keagamaan. Mereka tahu makanan yang sehat dan tidak untuk tubuh. Tidak berlebihan meratapi orang yang sudah meninggal. Sepanjang perjalanan saya tidak menemukan daerah pemakaman. Sedikit menyelidik, ternyata orang Baduy yang meninggal dimakamkan di tanah keluarga. Tidak ada tanda mewah untuk kuburan.Acara kematian hanya diperingati sampai 7 hari saja, setelah itu kuburan akan difungsikan lagi sebagai lahan olahan berkebun mereka. Prinsip mereka orang yang sudah meninggal akan kembali menjadi tanah, tidak ada guna meratapinya.Setelah berinteraksi dengan mereka, saya beranggapan betapa bersahajanya cara hidup Suku Baduy. Kalau kamu berkunjung ke sana, jangan lupa pelajari filosofi hidup mereka. Mereka tidak primitif!
Hide Ads