Di Provinsi Aceh, menyembelih kurban tak hanya dilakukan pada Idul Adha. Sebelum bulan Ramadan dan saat Idul Fitri, warga juga menyembelih sapi dan kambing. Ini merupakan bagian dari tradisi Meugang, yang sudah berlangsung ratusan tahun lamanya.
Mengutip situs pariwisata Banda Aceh, Kamis (9/7/2015), tradisi ini dimulai saat Sultan Iskandar Muda menjabat sebagai Raja Aceh (1607-1636). Sultan memotong hewan dalam jumlah banyak kemudian membagikannya secara gratis kepada seluruh rakyatnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jadilah tradisi Meugang dilakukan oleh hampir seluruh warga Aceh. Seluruh keluarga memasak daging, disantap oleh seisi rumah dan handai taulan. Masyarakat Aceh percaya, nafkah yang dicari selama 11 bulan wajib disyukuri dalam bentuk tradisi Meugang.
Tradisi Meugang ini ditandai dengan dibuka lapak-lapak penjual daging yang berada di pusat kota/kabupaten. Rata-rata harga yang dibuka mulai dari Rp 100.000 hingga Rp 170.000 per kilogram.
Hampir rata-rata penjualan daging meugang mendapat tempat yang sangat dekat dengan jalan negara atau jalan nasional. Calon pembeli bisa bernegosiasi dengan penjual dengan batas harga tertentu.
Daging kemudian diolah menjadi beragam masakan khas Aceh. Misalnya sop, daging goreng, daging rebus, rendang, juga kari putih. Satu tempat yang tak boleh dilewatkan saat Meugang pastilah pasar tradisional. Kalau sedang berada di Aceh saat Meugang, besar kemungkinan Anda akan kebagian 'jatah' makan daging!
(rdy/fay)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!