Masuk dalam Provinsi Maluku Utara, Ternate dan Tidore adalah dua pulau berdekatan yang punya banyak keindahan alam serta sejarah. Di sana, ada Pulau Maitara yang tertera di uang pecahan Rp 1.000. Di sana juga ada banyak benteng peninggalan Belanda yang umurnya sudah ratusan tahun.
Tak lupa, sederet pantai yang punya alam bawah laut memukau siap menggoda Anda dan sahabat. Dikumpulkan detikTravel, Kamis (13/8/2014), inilah itinerary 3 hari puas keliling Ternate dan Tidore untuk liburan bersama kawan-kawan:
Β
1. Hari 1 Pagi: Air Panas Akesahu
(Afif/detikTravel)
|
Letaknya di Kelurahan Dowora, Tidore. Wisatawan bisa sekadar berendam atau menghangatkan kaki. Nah, sembali berendam, Anda bisa menikmati pantai yang berpasir cokelat dan berair nan biru. Nikmat!
2. Hari 1 Siang: Benteng Toluha & Monumen Spanyol
(Afif/detikTravel)
|
Tak tanggung-tanggung, butuh waktu sekitar 10 menit untuk mendaki sampai ke benteng. Tapi tak mengapa, karena pemandangan dari atas sana akan terlihat indah. Hamparan laut lepas nan biru dan barisan rumah penduduk yang beratap warna-warni akan memanjakan mata.
Selanjutnya adalah monumen Spanyol. Jangan salah, ini jadi salah satu saksi sejarah bahwa Spanyol telah menjejakkan kaki di Maluku pada kali pertamanya mereka keliling dunia.
Jika tak percaya, di tugu itu tertulis, "Monumen ini dibangun untuk memperingati Juan Sebastian de Elcano beserta awak kapal-kapal Trinidad dan Victorsia yang merapat di Pulau Tidore pada tanggal 8 November 1521 dan melanjutkan pelayarannya ke Spanyol pada tanggal 18 Desember 1521. Dalam Perjalanan keliling dunia yang pertama".
Monumen ini tak langsung dipasang pada tahun itu. Melainkan ada kedutaan Spanyol yang datang ke Tidore untuk membangun monumen. Waktu pembangunan monumennya sendiri adalah tahun 1993.
3. Hari 1 Sore: Masjid Al Munawar
(Indonesia.travel)
|
Yang uniknya, ini adalah salah satu masjid terapung di Indonesia lho. Keren!
Masjid Al Munawar sudah berdiri gagah sejak tahun 2003. Lokasinya menjorok ke tepian pantai dan berdiri dengan tiang-tiang besar yang menghujam ke dasar laut.
Masjidnya mampu menampung hingga 15 ribu jamaah. Di beranda masjidnya, kamu bisa melihat perairan biru jernih dengan aneka ikan laut yang berkeliaran. Asyiknya lagi, tidak dikenai biaya untuk masuk ke dalam masjidnya.
4. Hari 2 Pagi: Batu Angus
(Hany/detikTravel)
|
Ini karena banyaknya lava membeku yang bentuknya seperti batu yang terbakar. Beberapa di antaranya malah berbentuk seperti stalagmit yang ada di gua.
Letaknya yang ada di tepi pantai memberikan warna tersendiri. Karena warna hitam terlihat kontras dengan laut yang membiru. Apalagi ada hamparan hutan nan hijau di belakangnya. Sempurna!
5. Hari 2 Siang: Danau Tolire
(Hany/detikTravel)
|
Danau vulkanik ini tergolong unik. Luasnya yang masif berada di tengah hutan. Tak di sembarang tempat bisa melihat yang seperti ini kan?
Danau Tolire punya dua mitos yang tak kalah unik. Yang pertama adalah mitos banyaknya siluman buaya putih di danaunya. Konon, banyak masyarakat setempat yang sering melihat penampakannya.
Siluman tersebut diyakini menjaga danau yang dipenuhi oleh beragam ikan air tawar. Oleh sebab itu, tidak ada yang berani berenang sampai memancing. Satu lagi mitosnya adalah batu yang dilempar tak akan sampai ke permukaan danau.
Jadi siapa saja yang melempar batu dari pinggiran Danau Tolire ke permukaan airnya, percaya tak percaya batunya tak akan sampai menyentuh air.
6. Hari 2 Sore: Pantai Sulamadaha
(Nurul Hidayati/detikTravel)
|
Pantai yang begitu bening, membuat siapapun jatuh cinta. Alam bawah lautnya tak kalah memukau. Ada hamparan terumbu karang yang hidup sehat dan terjaga. Keren!
Dua cara maksimal liburan di pantai ini yaitu berenang dan snorkeling. Selain itu, bisa juga bersantai dengan menyewa ban atau naik perahu kano milik nelayan setempat.
7. Hari 3 Pagi: Benteng Tolukko
(Endi/d'Traveler)
|
Bangunan Benteng Tolukko terbuat dari campuran batu kali, batu karang, pecahan batu bata yang direkat oleh campuran kapur serta pasir. Benteng yang bentuknya segiempat ini terlihat seperti kelamin pria jika dilihat dari atas.
Dalam sejarahnya, benteng tersebut pernah direbut oleh kompeni Belanda di tahun 1610. Pernah dikosongkan di tahun 1864, bentengnya kemudian dipugar dan diperbaiki pada tahun 1996. Kini, benteng yang terlihat mash asri ini jadi tempat asyik untuk belajar sejarah dan foto-foto. Tiket masuknya sekitar Rp 5 ribu.
8. Hari 3 Siang: Kadaton Kesultanan Ternate
(Gilang Tamma/d'Traveler)
|
Kesultanan Ternate dimulai pada era Baab Mashur Malamo di abad ke-13 dan berakhir di abad ke-17. Meski kesultanan ini terkenal disegani karena kuat dan memiliki bisnis rempah-rempah, akhirnya hancur juga digempur Belanda.
Kini wisatawan bisa melihat sejarahnya di Museum Kadaton Kesultanan Ternate yang ada di dalam bangunannya. Banyak koleksi pedang, mahkota, baju perang, piring-piring dan masih banyak lagi. Kisah lengkapnya dapat kamu ketahui jelas dari pemandu setempat.
Di sana juga terdapat mahkota yang dikeramatkan dan tak sembarang orang bisa lihat. Mahkota itu konon ditumbuhi rambut yang terus tumbuh sepanjang tahun. Serta, berhiaskan batu permata dan safir yang tak ternilai harganya. Percaya tak percaya, mahkota itu digunakan sultan untuk memilih calon istri.
Pemandangan di Kadaton Kesultanan Ternate juga ciamik. Latar belakang pemandangannya adalah Gunung Gamalama, asyik untuk berfoto-foto. Kamu dikenakan biaya seikhlasnya untuk masuk ke sana. Jam bukanya mulai dari pukul 09.00 WIT dan jam tutupnya tak menentu. Saat hari kerja, jam tutup sampai pukul 17.00 WIT, lalu hari Sabtu pukul 15.00 WIT dan Minggu pukul 13.00 WIT.
9. Hari 3 Sore: Pantai Fitu
(Moksa/detikTravel)
|
Bukan tanpa alasan harus datang ke sini, karena dari sinilah Anda bisa memotret gunung yang eksis di pecahan uang Rp 1.000. Ya, di sini terlihat jelas Pulau Maitara.
Coba saja buka uang Rp 1.000 dan foto lah dengan latar belakang dua pulau tersebut. Dijamin mirip!
Halaman 2 dari 10
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan