Dari informasi yang dikumpulkan detikTravel, Kamis (13/8/2015) Sasadu merupakan rumah adat Suku Sahu yang banyak bermukim di Kabupaten Halmahera Barat. Di Jailolo yang menjadi ibukota kabupaten ataupun di berbagai desa di sana seperti Hoku-hoku, Tobos dan Lolori, Sasadu dapat ditemukan dengan mudah.
Fungsi utama Sasadu adalah tempat berkumpul warga apalagi jika ada upacara adat, seperti pemilihan ketua adat dan saat panen. Sasadu juga digunakan untuk bersantai serta menjamu tamu yang dianggap penting. Bangunan ini tampak begitu unik dan juga sarat dengan nilai-nilai positif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk bagian atapnya dipilihlah daun kelapa yang kemudian diikat dengan tali bambu. Kerangka atapnya diikat dengan tali ijuk yang bersambung tanpa putus.
Setiap bentuk yang ada di dalam Sasadu memiliki konsep dan arti berbeda. Misalnya bola-bola yang digantung pada bilah kayu di ujung atap menyimbolkan kaki yang artinya kestabilan. Arahnya yang merunduk dan berlawanan dengan atap berarti bahwa manusia yang berada di puncak tetap harus rendah hati.
Bagian ujung atap rumah adat suhu Sahu ini sengaja dibuat lebih pendek dari langit-langit. Supaya siapa saja yang masuk harus menundukkan kepala. Ini dibuat untuk mengingatkan orang agar selalu hormat dan patuh terhadap adat istiadat.
Jika diperhatikan, pada rumah adat Sasadu di Desa Toboso ada kain merah dan putih yang tergantung di bagian sambungan rangka. Rupanya kedua kain beda warna itu mewakili pemeluk agama Islam dan Kristen. Kerukunan antar agama memang memegang peran penting dalam keseharian masyarakat setempat.
Itulah berbagai makna yang terkandung dalam berbagai sisi bangunan Sasadu. Hal ini pun menjadi salah satu contoh bahwa bangsa Indonesia berbudi luhur dan kaya akan budaya yang harus dilestarikan.
(sst/sst)
Komentar Terbanyak
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Foto: Momen Liburan Sekolah Jokowi Bersama Cucu-cucunya di Pantai
Aturan Baru Bagasi, Presdir Lion Air Group: Demi Keselamatan