Cuma di Morowali, Ada Karnaval di Tengah Laut

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Cuma di Morowali, Ada Karnaval di Tengah Laut

Johanes Randy Prakoso - detikTravel
Selasa, 24 Nov 2015 19:10 WIB
Barisan pramuka yang mengibarkan bendera (Randy/detikTravel)
Morowali - Karnaval pakaian adat nusantara turut menjadi acara dalam perhelatan Festival Bajo Pasakayyang 2015 di Pulau Kaleroang, Morowali. Uniknya, karnaval dilangsungkan di atas jembatan yang berada di laut.

Berbeda dengan karnaval pada umumnya yang dilakukan di darat. Karnaval fashion show yang belum lama diselenggarakan dalam Festival Bajo Pasakayyang malah bertempat di atas laut, atau tepatnya di atas jembatan yang membentang antar Desa Bungingkela dan Pulau Kaleroang di Morowali, Sulawesi Tengah.

Nusantara menjadi tema utama yang diangkat dalam acara karnaval yang merupakan rangkaian acara dalam Festival Bajo Pasakayyang 2015. Pesertanya pun berasal dari desa sekitar hingga model profesional yang didatangkan dari Palu hingga Makassar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karnaval kali ini temanya nusantara. Jadi selain pakaian adat Suku Bajo yang berwarna hitam, nanti juga ada pakaian adat nusantara seperti dari Papua hingga Padang," ujar salah satu Panitia Festival Bajo Pasakayyang 2015, Reny pada detikTravel (21/11/2015).


Sang Putri Padi yang tengah dirias (Randy/detikTravel)

Acara karnaval pun dimulai dengan terlebih dulu merias peserta di Desa Bungingkela yang terletak persis di seberang Pulau Kaleroang. Ada yang wajahnya dilukis seperti kucing hingga bintang laut. Ada juga yang memakai pakaian adat Papua hingga songket khas Padang dan Toraja.

Selain itu hadir pula muda-mudi pramuka setempat yang mengenakan pakaian coklat yang khas sambil membawa bender merah putih. Namun yang paling dinanti adalah seorang model yang memakai kostum Putri Padi. Kostumnya pun dibawa langsung dari Jakarta dan tidak kalah dengan penampil di Jember Fashion Karnival yang heboh.

"Dihias dulu di sini, nanti baru pawai lewat jembatan yang menghubungkan Desa Bungingkale ke Pulau Kaleroang lalu finish di lapangan utama," ujar Reny.

Menjelang sore, iring-iringan peserta karnaval sudah tampak siap dan mulai berbaris untuk tampil. Didahului oleh pramuka yang membawa bendera dan diakhiri dengan Putri Padi, acara karnval pun segera dilangsungkan.


Iring-iringan karnaval di atas jembatan tengah laut (Randy/detikTravel)

Sorak sorai penonton di Desa Bungingkale pun menggema ketika rombongan karnaval lewat. Kemeriahan pun berlanjut hingga atas jembatan batu yang berada di atas laut dan menghubungkan desa. Berhubung jembatannya cukup sembit, karnaval pun dibagi menjadi dua baris saja.

Suasana karnaval pun semakin syahdu dengan latar belakang sunset yang mulai menguning. Angin laut pun turut mengibarkan bendera merah putih yang tampak begitu gagah. Sayup-sayup musik pun turut terdengar dari sebuah perahu yang mengiringi rombongan.

Sungguh pengalaman dan suasana karnaval yang sangat berbeda. Jika diadakan kembali tahun depan, tentunya traveler harus datang ke Festival Bajo Pasakayyang yang mungkin diselenggarakan kembali di Pulau Kaleroang, Morowali.


Sang Putri Padi yang mempesona (Randy/detikTravel)

(rdy/aff)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads