Kampung Takpala ada di Desa Lembur Barat, Kecamatan Alor Tengah Utara, Kabupaten Alor. Takpala merupakan salah satu dari beberapa kampung tradisional yang telah ditetapkan oleh Pemda setempat sebagai objek wisata di Alor.
detikTravel atas undangan dari Angkasa Pura I berkunjung ke Kampung Takpala pekan lalu. Kampung ini menjadi tempat tinggal bagi Suku Abui atau disebut juga Gunung Besar. Mereka menyambut setiap turis yang datang dengan ramah, beberapa orang juga tampak rapi dengan memakai pakaian adat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rumah Kanuarwat (kurnia/detikTravel)
Rumah-rumah itu sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu, tapi bentuknya masih sama. Kedua rumah tersebut tak boleh sembarang dimasuki oleh Suku Abui maupun turis. Ada saat-saat tertentu untuk bisa bertandang ke dalamnya.
"Itu rumah yang dituakan ada dua. Pintu hitam Kolwat itu sebutan dari dulu, tidak boleh masuk. Nanti masuk pada bulan Juli, siapa saja boleh masuk," kata Abner Yetimauh, seorang warga Kampung Takpala.
Ia mengatakan bahwa Kolwat baru bisa dimasuki bulan Juli karena saat itu adalah bulan ritual untuk memohon berkat, supaya Agustus dan September diberi kelancaran untuk membuka lahan pertanian baru. Berbeda dengan Kolwat, Kanuarwat tetap tak bisa dimasuki sembarangan di bulan apapun.
"Kalau yang putih, Kanuarwat, itu ya tidak sembarangan orang masuk. Yang boleh masuk itu orang yang dituakan. (orang lain) Boleh masuk tapi nanti ada risiko sendiri," tutur Abner.
Warga setempat memakai pakaian tradisional (kurnia/detikTravel)
Sejak dulu, Kanuarwat yang letaknya bersebelahan dengan Kolwat memang hanya boleh dimasuki oleh warga Suku Abui yang dituakan. Kalau ada yang melanggar aturan ini dan sembarangan masuk ke rumah berpintu putih itu, konon akan mengalami hal buruk.
Selain Kolwat dan Kanuarwat, ada rumah adat tradisional lain yang biasa disebut rumah gudang. Rumah gudang tak punya tembok, tapi lotengnya luas dan secara keseluruhan memiliki 4 bagian, yaitu tempat bersantai, tempat tidur dan 2 ruang penyimpanan.
(kurnia/detikTravel)
Selama berkunjung di Kampung Takpala, turis boleh melihat-lihat bagian dalam rumah gudang. Warga setempat juga biasanya akan mengajak ngobrol di teras sambil menyajikan kopi dan camilan seperti jagung serta pisang rebus.
Kalau mau belanja buah tangan, para wanita Suku Abui ada yang berjualan aksesoris dan kain tenun. Kalung dan gelang dibuat sendiri oleh mereka dari bahan alami seperti biji-bijian hutan. Mereka akan membuka lapak dagangan setiap ada pengunjung datang.
(kurnia/detikTravel)
(shf/shf)
Komentar Terbanyak
Banjir Bali, 1.000 Hektar Lahan Pertanian per Tahun Hilang Jadi Vila
10 Negara Menolak Palestina Merdeka di Sidang PBB, Ada Tetangga Indonesia
Belum Dibayar, Warga Sekitar Sirkuit Mandalika Demo-Tagih ke ITDC