Ide Liburan 2 Hari di Bengkulu

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Travel Highlight Bengkulu

Ide Liburan 2 Hari di Bengkulu

Kurnia Yustiana - detikTravel
Kamis, 15 Des 2016 17:40 WIB
Ide Liburan 2 Hari di Bengkulu
Foto: (Fitraya/detikTravel)
Bengkulu - Bengkulu bisa jadi pilihan tepat buat destinasi liburan tahun depan. Mulai dari wisata alam, kuliner hingga sejarah, semua komplet di Bengkulu.

Bengkulu berada di Pulau Sumatera, dengan berbatasan dengan sejumlah provinsi seperti Lampung, Sumatera Selatan serta Jambi. Kawasan Bengkulu memang relatif lebih kecil dari provinsi lain, tapi jangan salah, potensi wisatanya tak kalah menarik lho.

Dalam waktu dua hari, cukup banyak tempat wisata yang bisa traveler datangi. Disusun detikTravel, Kamis (15/12/2016), berikut itinerary liburan 2 hari di Bengkulu:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ide Liburan 2 Hari di BengkuluFoto: Mindra Purnomo

1. Hari ke-1 pagi: Benteng Marlborough

Foto: (Fitraya/detikTravel)
Hari pertama jalan-jalan di Bengkulu bisa diawali dari wisata sejarah. Ada Benteng Marlborough atau Fort Marlborough yang berdiri di tepi laut menghadap Pantai Tapak Paderi. Pemandangannya pun ke arah laut lepas.

Benteng yang fotogenik tersebut merupakan peninggalan penjajahan Inggris. Walaupun usianya sudah lebih dari 100 tahun, berbagai bagian bangunan masih banyak yang terawat hingga sekarang. Seperti parit yang mengelilingi benteng, lorong, penjara dan lain sebagainya.

Di balik kemegahannya, benteng ini tak lepas dari kisah mistis. Konon ada seorang perempuan Inggris bernama Helen yang jatuh cinta dengan pria lokal. Dia sampai pindah agama dan berganti nama menjadi Helen Nurhayati.

Keluarganya marah dan mengurung wanita itu di ruang bawah tanah Benteng Marlborough hingga Helen akhirnya meninggal. Konon, pengunjung dan penjaga benteng pernah melihat penampakan perempuan bule yang mengenakan baju putih di benteng ini. Hiii...

2. Hari ke-1 siang: Ikan Bakar Jingkrak

Foto: (Fitraya/detikTravel)
Setelah keliling benteng, saatnya santai sejenak sambil menikmati ikan bakar di tepi pantai. Salah satu yang direkomendasikan adalah Ikan Bakar Jingkrak di pinggir Pantai Tapak Paderi, tak jauh dari Benteng Marlborough.

Di tempat makan ini, wisatawan bisa memilih ikan segarnya untuk dibakar, ada kakap, kerapu, kuwe, baronang dan masih banyak lagi. Bumbunya pun boleh pilih lho, ada kecap, kacang, bakar madu dan sambal jingkrak yang pedas.

Kalau mau yang khas Bengkulu, silahkan pesan ikan masak bagar asam yang mirip gulai pedas. Dijamin bikin ketagihan! Menu sayur untuk teman makan ikan juga beragam, seperti sayur asam dan cah kangkung.

Biaya makan di sini kisarannya Rp 50 ribu sampai Rp 70 ribu. Harga tersebut sudah termasuk nasi, ikan, sayur serta minuman.

3. Hari ke-1 siang: Pantai Tapak Paderi

Foto: (Fitraya/detikTravel)
Pantai Tapak Paderi yang dikenal juga sebagai Pantai Sandal Jodoh ini sedang hits di kalangan anak muda Bengkulu. Pantai berbentuk melengkung seperti teluk dan landai. Tepian pantai bersih dari sampai sehingga nyaman untuk bermain di sini.

Selain pemandangan alamnya yang oke punya, ada lagi yang membuat pantai ini berbeda dari yang lainnya. Banyak dekorasi untuk spot berfoto dari kayu hingga aneka sampah daur ulang yang dibentuk menarik.

Yang lebih populer lagi dari dekorasi tersebut adalah Pondok Sandal Jodoh. Bentuknya berupa dinding yang penuh tempelan sandal. Sandal-sandal tak sembarangan saja diletakkan di dinding, tapi ada kisah menarik di baliknya.

Suatu hari, seorang pria yang sedang liburan ke Pantai Jakat yang tak jauh dari Pantai Tapak Paderi mencari sandal istrinya yang hilang. Dia menemukan pasangannya di tumpukan sandal yang dikumpulkan nelayan.

Sejak saat itulah pengunjung memberi nama Sandal Jodoh. Sampah sandal di pantai memang kebanyakan cuma separuh. Jadi siapa tahu ibarat sandal, traveler menemukan jodoh juga di pantai ini.

4. Hari ke-1 sore: Pantai Panjang

Foto: (Fitraya/detikTravel)
Dari Pantai Tapak Paderi, perjalanan berlanjut ke Pantai Panjang. Pantai tersebut memiliki ombak bergulung yang menggoda untuk berselancar. Sekilas mirip seperti pantai di Gold Coast Australia lho!

Garis pantainya cukup panjang, sekitar 7 km. Pasir pantainya putih bersih dan air lautnya biru cantik. Menikmati pemandangannya dari tepi pantai pun sudah menarik, apalagi menjajal berselancar.

Nah, di sore hari Pantai Panjang asyik juga buat menikmati langit senja yang menguning. Sunset menawan nan syahdu bakalan terlihat dari tepi pantai.

5. Hari ke-2 pagi: Sarapan lontong tunjang

Foto: (Fitraya/detikTravel)
Hari kedua di Bengkulu, saatnya mencicipi lontong tunjang. Menu khas Bengkulu ini pas sekali untuk sarapan. Tak sulit mencari Lontong tunjang di pagi hari, banyak yang menjualnya di Jalan Kapuas Raya.

Sepiring lontong tunjang isinya gulai nangka, potongan lontong dan kikil. Harganya menu sarapan lezat ini cukup terjangkau, Rp 10 ribu per porsinya.

6. Hari ke-2 pagi: Danau Dendam Tak Sudah

Foto: (Fitraya/detikTravel)
Mendengar namanya, rasanya danau ini penuh kegalauan dengan dendam tak berkesudahan. Padahal, Danau Dendam Tak Sudah yang ada di Dusun Besar, pinggir Kota Bengkulu, sungguhlah menawan.

Danau Dendam Tak Sudah luasnya 67 hektar dan berstatus cagar alam. Ada berbagai versi cerita terkait nama danau yang unik itu. Salah satunya legenda buaya buntung yang berkisah tentang duel buaya Bengkulu dan buaya Lampung. Buaya Bengkulu ekornya putus dan ia mendendam tak berkesudahan.

Ada pula legenda sepasang Lintah Raksasa jelmaan sepasang kekasih. Karena cintanya tak direstui orangtua, mereka akhirnya bunuh diri. Lintah itu masih hidup sambil memendam dendam tak berkesudahan.

Terlepas dari berbagai legenda yang menyelimuti, danau ini menarik buat didatangi. Apalagi buat pecinta foto karena memang Danau Dendam Tak Sudah terlihat begitu fotogenik.

7. Hari ke-2 siang: Masjid Jamik

Foto: (Fitraya/detikTravel)
Wisata religi di Bengkulu, ada Masjid Jamik di perempatan Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan Letkol Iskandar. Masjid dibangun tahun 1938 ketika Soekarno diasingkan ke Bengkulu.

Soekarno memang tidak membangunnya dari nol, melainkan merancang ulang surau tua peninggalan panglima perang Pangeran Diponegoro, Sentot Alibasyah, yang dulu juga dibuang ke Bengkulu.

Presiden pertama Indonesia itu memadukan berbagai gaya arsitektur dalam pembangunan Masjid Jamik. Atapnya berbentuk piramida, adaptasi terhadap bangunan tradisional Bengkulu. Kemudian tampak mimbar khutbah yang tinggi, khas masjid yang klasik, serta kaligrafi di dinding.

Dindingnya sendiri dominan putih dengan ventilasi geometris. Ini membuat masjid punya elemen serupa dengan bangunan art deco semacam gedung Konferensi Asia Afrika di Bandung. Rupanya selain piawai dalam bidang politik, Soekarno juga ahli merancang bangunan

8. Hari ke-2 siang: Rumah Pengasingan Bung Karno

Foto: (Fitraya/detikTravel)
Setelah mengagumi masjid rancangan Bung Karno, mari lanjutkan jalan-jalan hari kedua ke rumah pengasingannya. Bung Karno pernah diasingkan ke Bengkulu oleh pemerintah kolonial Belanda tahun 1938-1942.

Rumah ini beralamat di Jl Soekarno-Hatta no 8 dengan luas bangunan 9x18,5 meter dan luas tanahnya 40.434 m2. Wisatawan dapat melihat ruang kerja Bung Karno, koleksi buku, bahkan sepeda ontel yang digunakan mantan presiden ini berkeliling kota.

9. Hari ke-2 sore: Rumah Fatmawati

Foto: (Fitraya/detikTravel)
Agar wisata sejarah di Bengkulu makin lengkap, setelah ke Rumah Pengasingan Bung Karno dilanjutkan saja ke Rumah Fatmawati. Alamatnya di Jl Fatmawati, dekat Simpang Lima Ratu Samban.

Bangunannya berupa rumah panggung kayu yang anggun berwarna coklat, dengan patung Fatmawati di depannya. Di dalamnya ada dua kamar tidur dan ruang tamu. Pengunjung dapat mengenal lebih dekat Fatmawati dari aneka koleksi dan informasi sejarah di dalam rumah.

10. Hari ke-2 malam: Anggut Atas

Foto: (Fitraya/detikTravel)
Liburan tanpa belanja pastinya kurang lengkap. Pada malam terakhir di Bengkulu, saatnya belanja oleh-oleh di Jl Soekarno Hatta, kawasan Anggut Atas dekat Simpang Lima Bengkulu. Toko suvenir dan jajanan khas Bengkulu berjejer di sini.

Lempok durian, aneka keripik ikan, bayam hingga emping banyak dijajakan pedagang toko. Harganya mulai dari sekitar Rp 15 ribu untuk keripik dan Rp 22.500 untuk lempok durian.

Sedangkan suvenirnya, ada kain tenun, batik Bengkulu, pajangan bertema bunga Rafflesia, asbak, kaos sampai tas lucu buat hangout pun tersedia. Tinggal pilih saja ingin warna dan motif yang seperti apa.
Halaman 2 dari 11
Hari pertama jalan-jalan di Bengkulu bisa diawali dari wisata sejarah. Ada Benteng Marlborough atau Fort Marlborough yang berdiri di tepi laut menghadap Pantai Tapak Paderi. Pemandangannya pun ke arah laut lepas.

Benteng yang fotogenik tersebut merupakan peninggalan penjajahan Inggris. Walaupun usianya sudah lebih dari 100 tahun, berbagai bagian bangunan masih banyak yang terawat hingga sekarang. Seperti parit yang mengelilingi benteng, lorong, penjara dan lain sebagainya.

Di balik kemegahannya, benteng ini tak lepas dari kisah mistis. Konon ada seorang perempuan Inggris bernama Helen yang jatuh cinta dengan pria lokal. Dia sampai pindah agama dan berganti nama menjadi Helen Nurhayati.

Keluarganya marah dan mengurung wanita itu di ruang bawah tanah Benteng Marlborough hingga Helen akhirnya meninggal. Konon, pengunjung dan penjaga benteng pernah melihat penampakan perempuan bule yang mengenakan baju putih di benteng ini. Hiii...

Setelah keliling benteng, saatnya santai sejenak sambil menikmati ikan bakar di tepi pantai. Salah satu yang direkomendasikan adalah Ikan Bakar Jingkrak di pinggir Pantai Tapak Paderi, tak jauh dari Benteng Marlborough.

Di tempat makan ini, wisatawan bisa memilih ikan segarnya untuk dibakar, ada kakap, kerapu, kuwe, baronang dan masih banyak lagi. Bumbunya pun boleh pilih lho, ada kecap, kacang, bakar madu dan sambal jingkrak yang pedas.

Kalau mau yang khas Bengkulu, silahkan pesan ikan masak bagar asam yang mirip gulai pedas. Dijamin bikin ketagihan! Menu sayur untuk teman makan ikan juga beragam, seperti sayur asam dan cah kangkung.

Biaya makan di sini kisarannya Rp 50 ribu sampai Rp 70 ribu. Harga tersebut sudah termasuk nasi, ikan, sayur serta minuman.

Pantai Tapak Paderi yang dikenal juga sebagai Pantai Sandal Jodoh ini sedang hits di kalangan anak muda Bengkulu. Pantai berbentuk melengkung seperti teluk dan landai. Tepian pantai bersih dari sampai sehingga nyaman untuk bermain di sini.

Selain pemandangan alamnya yang oke punya, ada lagi yang membuat pantai ini berbeda dari yang lainnya. Banyak dekorasi untuk spot berfoto dari kayu hingga aneka sampah daur ulang yang dibentuk menarik.

Yang lebih populer lagi dari dekorasi tersebut adalah Pondok Sandal Jodoh. Bentuknya berupa dinding yang penuh tempelan sandal. Sandal-sandal tak sembarangan saja diletakkan di dinding, tapi ada kisah menarik di baliknya.

Suatu hari, seorang pria yang sedang liburan ke Pantai Jakat yang tak jauh dari Pantai Tapak Paderi mencari sandal istrinya yang hilang. Dia menemukan pasangannya di tumpukan sandal yang dikumpulkan nelayan.

Sejak saat itulah pengunjung memberi nama Sandal Jodoh. Sampah sandal di pantai memang kebanyakan cuma separuh. Jadi siapa tahu ibarat sandal, traveler menemukan jodoh juga di pantai ini.

Dari Pantai Tapak Paderi, perjalanan berlanjut ke Pantai Panjang. Pantai tersebut memiliki ombak bergulung yang menggoda untuk berselancar. Sekilas mirip seperti pantai di Gold Coast Australia lho!

Garis pantainya cukup panjang, sekitar 7 km. Pasir pantainya putih bersih dan air lautnya biru cantik. Menikmati pemandangannya dari tepi pantai pun sudah menarik, apalagi menjajal berselancar.

Nah, di sore hari Pantai Panjang asyik juga buat menikmati langit senja yang menguning. Sunset menawan nan syahdu bakalan terlihat dari tepi pantai.

Hari kedua di Bengkulu, saatnya mencicipi lontong tunjang. Menu khas Bengkulu ini pas sekali untuk sarapan. Tak sulit mencari Lontong tunjang di pagi hari, banyak yang menjualnya di Jalan Kapuas Raya.

Sepiring lontong tunjang isinya gulai nangka, potongan lontong dan kikil. Harganya menu sarapan lezat ini cukup terjangkau, Rp 10 ribu per porsinya.

Mendengar namanya, rasanya danau ini penuh kegalauan dengan dendam tak berkesudahan. Padahal, Danau Dendam Tak Sudah yang ada di Dusun Besar, pinggir Kota Bengkulu, sungguhlah menawan.

Danau Dendam Tak Sudah luasnya 67 hektar dan berstatus cagar alam. Ada berbagai versi cerita terkait nama danau yang unik itu. Salah satunya legenda buaya buntung yang berkisah tentang duel buaya Bengkulu dan buaya Lampung. Buaya Bengkulu ekornya putus dan ia mendendam tak berkesudahan.

Ada pula legenda sepasang Lintah Raksasa jelmaan sepasang kekasih. Karena cintanya tak direstui orangtua, mereka akhirnya bunuh diri. Lintah itu masih hidup sambil memendam dendam tak berkesudahan.

Terlepas dari berbagai legenda yang menyelimuti, danau ini menarik buat didatangi. Apalagi buat pecinta foto karena memang Danau Dendam Tak Sudah terlihat begitu fotogenik.

Wisata religi di Bengkulu, ada Masjid Jamik di perempatan Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan Letkol Iskandar. Masjid dibangun tahun 1938 ketika Soekarno diasingkan ke Bengkulu.

Soekarno memang tidak membangunnya dari nol, melainkan merancang ulang surau tua peninggalan panglima perang Pangeran Diponegoro, Sentot Alibasyah, yang dulu juga dibuang ke Bengkulu.

Presiden pertama Indonesia itu memadukan berbagai gaya arsitektur dalam pembangunan Masjid Jamik. Atapnya berbentuk piramida, adaptasi terhadap bangunan tradisional Bengkulu. Kemudian tampak mimbar khutbah yang tinggi, khas masjid yang klasik, serta kaligrafi di dinding.

Dindingnya sendiri dominan putih dengan ventilasi geometris. Ini membuat masjid punya elemen serupa dengan bangunan art deco semacam gedung Konferensi Asia Afrika di Bandung. Rupanya selain piawai dalam bidang politik, Soekarno juga ahli merancang bangunan

Setelah mengagumi masjid rancangan Bung Karno, mari lanjutkan jalan-jalan hari kedua ke rumah pengasingannya. Bung Karno pernah diasingkan ke Bengkulu oleh pemerintah kolonial Belanda tahun 1938-1942.

Rumah ini beralamat di Jl Soekarno-Hatta no 8 dengan luas bangunan 9x18,5 meter dan luas tanahnya 40.434 m2. Wisatawan dapat melihat ruang kerja Bung Karno, koleksi buku, bahkan sepeda ontel yang digunakan mantan presiden ini berkeliling kota.

Agar wisata sejarah di Bengkulu makin lengkap, setelah ke Rumah Pengasingan Bung Karno dilanjutkan saja ke Rumah Fatmawati. Alamatnya di Jl Fatmawati, dekat Simpang Lima Ratu Samban.

Bangunannya berupa rumah panggung kayu yang anggun berwarna coklat, dengan patung Fatmawati di depannya. Di dalamnya ada dua kamar tidur dan ruang tamu. Pengunjung dapat mengenal lebih dekat Fatmawati dari aneka koleksi dan informasi sejarah di dalam rumah.

Liburan tanpa belanja pastinya kurang lengkap. Pada malam terakhir di Bengkulu, saatnya belanja oleh-oleh di Jl Soekarno Hatta, kawasan Anggut Atas dekat Simpang Lima Bengkulu. Toko suvenir dan jajanan khas Bengkulu berjejer di sini.

Lempok durian, aneka keripik ikan, bayam hingga emping banyak dijajakan pedagang toko. Harganya mulai dari sekitar Rp 15 ribu untuk keripik dan Rp 22.500 untuk lempok durian.

Sedangkan suvenirnya, ada kain tenun, batik Bengkulu, pajangan bertema bunga Rafflesia, asbak, kaos sampai tas lucu buat hangout pun tersedia. Tinggal pilih saja ingin warna dan motif yang seperti apa.

(krn/fay)

Travel Highlights
Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikTravel
Pesona Bengkulu
Pesona Bengkulu
21 Konten
Ini adalah alasan kenapa kamu mesti liburan lagi ke Sumatera. Bukan ke Aceh, Toba atau Padang. Sekarang saatnya liburan ke Bengkulu yang ternyata cantik jelita.
Artikel Selanjutnya
Hide Ads