Gianyar - Pada liburan hari kedua kemarin, Obama sempat singgah ke Agung Rai Museum of Art atau disingkat ARMA. Ada apa saja sih sampai Obama tertarik datang?
Dibuka pada 9 Juni 1996, ARMA menjadi bukti kecintaan Agung Rai akan budaya dan seni Bali. Berlokasi di Jalan Raya Pengosekan Ubud, museum ini juga menyimpan banyak sekali lukisan yang merupakan koleksi dari Agung Rai.
Lukisannya pun bervariasi dari tradisional hingga kontemporer. Mayoritas merupakan lukisan yang dibuat oleh pengrajin Bali dan lokal, conothnya seperti I Gusti Nyoman Lempad, Ida Bagus Made, Anak Agung Gede Sobrat, I Gusti Made Deblog hingga Raden Saleh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
 Pintu masuk ARMA (Randy/detikTravel) Foto: Randy/detikTravel |
Tidak hanya itu, ARMA juga memiliki lukisan yang dibuat oleh para seniman asing yang tinggal dan berkarya di Bali. Beberapa namanya seperti Willem Gerard Hofker, Rudolf Bonnet, dan Willem Dooijewaard. Obama pun sempat melihat dan mengagumi sejumlah lukisan di ARMA.
"Seneng beliau (Obama - red), lihat lukisan, karena saya bilang ini saya beli dapat lagi dari New York dan Belanda, setelah perang dunia kedua di Eropa, dibeli lagi," ujar Agung Rai, pemilik ARMA yang juga menemani Obama pada detikTravel, Sabtu malam (24/6/2017)
 Lukisan di ARMA (Randy/detikTravel) Foto: Randy/detikTravel |
Namun tidak hanya itu, ARMA juga menjadi wadah kegiatan seni dan budaya. ketika Obama datang, ia bahkan sempat melihat anak-anak setempat yang kebetulan tengah mengikuti kelas menari. Hal itu pun diungkapkan oleh Paul Amron Yuwono, mantan penata rias Obama yang juga ikut menyambut dan menemani mantan orang nomor satu AS itu.
"Saya kira mereka (Obama dan keluarga - red) tertarik sekali saat melihat anak-anak yang menari," ujar Paul.
 Panggung seni bergaya Bali di ARMA (Randy/detikTravel) Foto: Randy/detikTravel |
Hal itu dibuktikan dengan keberadaan panggung seni bergaya Bali yang ada di salah satu sisi museum. Pada kunjungannya kemarin, Obama dan keluarga pun sempat melihat pertunjukan tari di sana.
"Mereka lihat museum sama temple performance, tarian legong, Gebyar Duduk sama topeng," tambah Paul.
 Suasana halaman ARMA yang terbuka (Randy/detikTravel) Foto: Randy/detikTravel |
Traveler yang datang juga bisa bersantai sejenak di dalam kafe yang terdapat di area museum. Jika lapar, malah ada restoran yang berlokasi tidak jauh dari tepi jalan Ubud. Bagi yang ingin menginap, juga ada resort yang masih tergabung dengan ARMA.
Bisa dikatakan kalau ARMA menjadi satu pemberhentian terbaik untuk mengenal dan mempelajari seni serta budaya Bali. Museum ini pun buka dari pukul 09.00 hingga pukul 18.00 WITa dengan harga tiket masuk Rp 50 ribu. Obama saja sudah mampir, kamu kapan?
(bnl/bnl)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari Trump: Kita Perlu Membesarkan Garuda
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan