Dikenal sebagai kota tempat persinggahan para pedagang dan penambang emas dari China di masa lalu, Singkawang bertransformasi menjadi kota yang multi etnis.
Dikumpulkan detikTravel dari berbagai sumber, Selasa (6/3/2018), data sensus tahu 2014 menyebut kalau sekitar 70% dari populasi masyarakatnya merupakan etnis Tionghoa. Sisanya merupakan orang Dayak, Melayu hingga Jawa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu lembaga survey, ada 4 ya. Kalau gak salah Manado, Salatiga, Pematang Siantar, Singkawang. Itu kalau kita lihat skornya semua sama. Cuma urutannya itu yang kita tidak tahu. Apa karena kita huruf S atau apa, kita di posisi ke-4 saat ini. Tapi kalau lihat skor sama," terang Tjhai Chui Mie.
Ilustrasi Gerej Santo Fransiskus Asisi di Singkawang (Randy/detikTravel) |
Menyandang predikat sebagai kota toleran 2017, Tjhai Chui Mie sangat mengimbau masyarakatnya untuk saling menjaga keharmonisan yang ada.
"Yang kita inginkan adalah keharmonisan dalam masyarakat yang ingin kita tingkatkan. Kita tunjukkan pada dunia bahwa Singkawang adalah masyarakat yang bersaudara dengan berbagai suku dan agama. Itu yang mau saya sampaikan sebagai emak-nya orang Singkawang," ujar Tjhai Chui Mie.
Bukti toleransi itu pun bisa traveler lihat dalam parade Cap Go Meh yang telah dilangsungkan beberapa waktu lalu. Selain parade naga, dapat disaksikan juga pawai kendaraan hias hingga tarian nusantara yang diramaikan oleh semua orang.
BACA JUGA: Ada Break Salat Jumat, Wisatawan Puji Toleransi di Cap Go Meh Singkawang
Cerita menarik lainnya juga detikTravel saksikan ketika momen salat Jumat tiba di hari Cap Go Meh. Parade yang penuh hingar bingar pun mendadak reda ketika bunyi adzan berkumandang.
Sementara umat Muslim beribadah, masyarakat dari etnis Tionghoa yang tengah berparade juga beristirahat sejenak. Acara pun dilanjutkan lagi setelahnya. Tidak hanya itu, sejumlah rumah ibadah pun turut bersandingan satu sama lain. Sungguh suatu pemandangan yang indah.
Sekiranya beberapa contoh tersebut bisa menjadi bukti akan damainya toleransi antar umat beragama di Singkawang. Semoga bisa dicontoh oleh daerah lain di Indonesia. (rdy/rdy)












































Ilustrasi Gerej Santo Fransiskus Asisi di Singkawang (Randy/detikTravel)
Komentar Terbanyak
5 Negara yang Melarang Perayaan Natal, Ini Alasannya
Fadli Zon Jumpa PB XIV Mangkubumi di Jakarta, Bahas Kepemimpinan Keraton Solo
Warga Singapura Kaget Ribuan Lele Berenang-renang di Kanal Perumahan