Beberapa waktu lalu, saya liburan ke Belitung. Destinasi yang indah dan punya ragam makanan enak. Sejenak merefleksikan pikiran, mengusir penat dari suasana perkotaan.
Beberapa kali ke sana, nyatanya kali ini mata saya tertuju pada suatu hal yang menarik. Bukan, bukan pantai atau bebatuan granitnya yang pasti sudah sering dibahas. Akan tetapi, rumah-rumah di sana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Mengapa bisa seperti itu?
"Pertanyaan yang bagus, memang rumah-rumah orang Belitung tidak memiliki pagar," kata Heri, salah satu pemandu dari Caca Tour Belitung.
"Kami orang Belitung hidup dengan damai dan rukun. Sehingga, kami tidak butuh pagar," lanjutnya.
BACA JUGA: Tanjung Kelayang, Si Cantik di Belitung
Heri menambahkan, angka kriminalitas di Belitung juga rendah. Semua hidup dalam kerukunan, meski berbeda keyakinan. Dari kerukunan itulah, muncul rasa aman untuk tidak memagari rumah. Yang artinya, siapa saja boleh bertamu atau sewaktu-waktu membutuhkan pertolongan.
"Kalau ada yang di pagar, itu paling hanya rumah-rumah pejabat dan rumah-rumah pendatang. Tapi sebagian besar, rumah orang Belitung tidak memiliki pagar," terang Heri.
![]() |
BACA JUGA: Kapan Waktu Terbaik Liburan ke Belitung?
Menarik juga ceritanya. Kerukunan masyarakat di Belitung, tampaknya bisa dicontoh di tempat-tempat lain. Mereka saling menyayangi dan membantu, menerbakan rasa sayang pada sesama.
(aff/aff)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Hutan Amazon Brasil Diserbu Rating Bintang 1 oleh Netizen Indonesia