Debat Cawapres Pilpres 2019 semalam mencuri perhatian publik karena filosofi yang berhubungan dengan kebudayaan yang diungkapkan Cawapres Ma'ruf Amin. Dia mencontohkan tiga kearifan lokal itu dalam kalimat ini.
"Kami akan terus kembangkan budaya nasional terutama juga kearifan lokal. Kita punya Dalihan Na Tolu, kita punya Pela Gandong, kita punya Rumah Betang," kata Ma'ruf Amin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikumpulkan detikTravel, Senin (18/3/2019) Rumah Betang menjadi rumah bagi sejumlah Suku Dayak yang masih tinggal secara tradisional di bantaran hulu sungai. Berbentuk rumah panggung dan panjang, Rumah Betang dibangun dari kayu ulin.
![]() |
Pada umumnya, hulu Rumah Betang dibangun menghadap ke arah timur dan hilirnya menghadap ke barat. Ada tujuannya lho, menghadap ke timur atau Matahari terbit mengandung aitu kerja keras yaitu bekerja sedini mungkin. Sedangkan menghadap arah Matahari terbenam atau barat mengandung arti akan pulang sebelum matahari terbenam. Begitulah bentuk disiplinnya orang Suku Dayak.
Mudah saja untuk mengenali bentuk fisik Rumah Betang. Rumah ini dibangun di atas ketinggian 3-5 meter dari permukaan tanah, juga panjangnya rumah mulai dari 30-150 meter dengan lebar 30 meter. Memiliki satu tangga masuk dan satu pintu.
Rumah berukuran besar ini menjadi filsafah toleransi antar suku, agam dan ras yang ada di Kalimantan Tengah. Juga ada alasan dan fungsi kenapa Rumah Betang dibangun seperti ini lho.
![]() |
Pertama, menghindari rumah dari banjir, karena banyak Rumah Betang yang dibangun dipinggir sungai. Kedua melindungi penghuni dari binatang buas dan melindungi penghuni dari musuh.
Rumah ini juga punya bagian-bagian dengan beda fungsi. Ada tiga komponen utama yang dimiliki Rumah Betang. Antara lain ruang depan sebagai tempat pelaksanaan upacara adat, Karung atau bilik keluarga yang menjadi tempat tidur, serta likid atau ruang dapur. Sejumlah ukiran yang erat kaitannya dengan budaya Dayak pun banyak menghiasi rumah.
Namun di balik bentuk fisiknya yang memanjang dan kokoh, tersimpan makna yang dijaga turun temurun dari leluhur. Mulai dari gambaran tata desa, organisasi sosial hingga sistem kemasyarakat, semua tertuang dalam satu Rumah Betang.
![]() |
Diketahui, kalau satu Rumah Betang selalu dihuni oleh satu keluarga besar yang terdiri dari beberapa keluarga kecil (bisa mencapai 10 keluarga). Di mana dalam satu keluarga besar dipimpin oleh seseorang yang dikenal sebagai Pembakas Lewu.
Singkatnya, berikut bagian-bagian dari Rumah Betang beserta fungsinya.
1. Sado, ini adalah bagian rumah tempat lalu lalang penghuni, juga tempat musyawarah, tempat menganyam dan lainnya.
2. Padong, ruang keluarga yang biasanya dari masing-masing keluarga memiliki satu padong. Biasanya digunakan untuk berkumpul, makan, minum, dan menerima tamu.
3. Bilik untuk tempat tidur.
4. Dapur, biasanya dibagian belakang dan hanya satu di dalam rumah. Dapur ini untuk memasak satu rumah lho.
5. Bagian tengah biasa dihuni oleh ketua adat.
Dalam beberapa Suku Dayak, pembangunan Rumah Betang pun dilakukan dengan tata cara dan persyaratan tertentu. Mulai dari lokasi rumah yang harus berada di hulu sampai arahnya yang harus sejajar dengan matahari terbit, tidak sembarangan.
Jika traveler jalan-jalan ke Palangkaraya dan ingin melihat Rumah Betang yang masih dihuni dan kental suasana tradisionalnya, memang harus sedikit berjuang. Karena Rumah Betang ini berada di pedalaman dan dekat sungai. (sym/aff)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol