Sepenggal Warisan Daendels yang Terlupakan

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Sepenggal Warisan Daendels yang Terlupakan

Yudha Maulana - detikTravel
Rabu, 30 Okt 2019 22:30 WIB
Bekas potongan Jembatan yang dibangun Daendels (Yudha/detikcom)
Bandung Barat - Dahulu, Rajamandala Lama di Bandung Barat punya jembatan yang jadi bagian Jalan Raya Pos. Inilah peninggalan Daendels yang terlupakan.

De Grote Posweg atau Jalan Raya Pos merupakan jalur yang membentang dari Anyer (Banten) hingga Panarukan (Jawa Timur). Jalur ini memiliki panjang kurang lebih 1.000 kilometer.

Jalan sepanjang itu hanya dibangun dalam waktu satu tahun (1807 - 1808), di bawah kekuasaan tangan besi Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels. Ceceran keringat, darah dan nyawa tumpah dari ribuan pekerja paksa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jalan Raya Pos di Rajamandala LamaJalan Raya Pos di Rajamandala Lama (Yudha/detikcom)
Saking kejam prosesnya, Sastrawan Pramoedya Ananto Toer menyebut pembuatan Jalan Raya Pos ibarat genosida.

Saat itu, Hindia Belanda memang membutuhkan jalur untuk mempercepat mobilisasi pasukan untuk menghadapi gempuran militer armada laut Inggris, karena pertahanan kolonial lemah di garis pantai.

"Daendels ingin memperkuat pertahanan hingga ke pedalaman, dia ingin pasukan yang bergerak cepat. Untuk menunjang itu harus ada jalan," ujar pemerhati sejarah, Machmud Mubarok kepada detikcom, Selasa (29/10/2019).

Peperangan telah usai, Indonesia meraih kemerdekaan pada 1945. Kini jalan yang melewati 5 provinsi dan 39 kabupaten/kota ini menjadi dilalui jutaan pengendara setiap harinya.



Bekas jembatannya masih bisa dilihat kiniBekas jembatannya masih bisa dilihat kini (Yudha/detikcom)
Wilayah yang dilewati Jalan Raya Pos biasanya menjadi pusat aktivitas warga, seperti kawasan Asia Afrika di Kota Bandung yang menjelma menjadi kawasan bisnis yang bergengsi.

Namun, Jalan Raya Pos yang berada di Rajamandala - Haurwangi perlahan terlupakan. 'Sepenggal warisan Daendels' itu mulai jarang dilewati pasca dibangunnya Jembatan Tol Rajamandala pada 1979 silam.

Dulu, jalan penghubung utama dari Bandung menuju Cianjur hanya melewati Haurwangi. Jalannya berkelok, naik-turun dan diapit oleh tebing dan pesawahan di sisi kiri dan kananya.

Daendels membuat jembatan untuk menyeberang Sungai Citarum yang airnya berwarna kehijauan di musim kemarau di sini. Jembatan itu kini telah dirobohkan.

Jembatan baru yang menggantikan jembatan DaendelsJembatan baru yang menggantikan jembatan Daendels (Yudha/detikcom)
Sebagai gantinya, pengelola PLTA Cirata membangun jembatan yang lebih mudah dilewati pada 1986. Kendati begitu, traveler masih bisa melihat sisa reruntuhan yang dibangun Daendels.

"Kalau dulu di sini tuh ramai, hampir tiap tikungan ada yang jualan. Banyak warung-warung warga juga," ucap Jajang (60), warga sekitar kepada detikcom.



Hanya ada warga sekitar yang lalu lalang di penggalan Jalan Raya Pos yang terlupakan ini. "Paling yang menyengajakan diri saja yang ke sini, karena memang lebih jauh jaraknya," katanya.

Bagi pecinta sejarah, tempat ini bisa menjadi destinasi yang layak dikunjungi. Ambilah jalur ke Rajamandala Lama di simpang Cipatat. Jalannya cukup terawat dan suasanya masih asri terjaga.


(rdy/aff)

Hide Ads