De Grote Posweg atau Jalan Raya Pos merupakan jalur yang membentang dari Anyer (Banten) hingga Panarukan (Jawa Timur). Jalur ini memiliki panjang kurang lebih 1.000 kilometer.
Jalan sepanjang itu hanya dibangun dalam waktu satu tahun (1807 - 1808), di bawah kekuasaan tangan besi Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels. Ceceran keringat, darah dan nyawa tumpah dari ribuan pekerja paksa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jalan Raya Pos di Rajamandala Lama (Yudha/detikcom) |
Saat itu, Hindia Belanda memang membutuhkan jalur untuk mempercepat mobilisasi pasukan untuk menghadapi gempuran militer armada laut Inggris, karena pertahanan kolonial lemah di garis pantai.
"Daendels ingin memperkuat pertahanan hingga ke pedalaman, dia ingin pasukan yang bergerak cepat. Untuk menunjang itu harus ada jalan," ujar pemerhati sejarah, Machmud Mubarok kepada detikcom, Selasa (29/10/2019).
Peperangan telah usai, Indonesia meraih kemerdekaan pada 1945. Kini jalan yang melewati 5 provinsi dan 39 kabupaten/kota ini menjadi dilalui jutaan pengendara setiap harinya.
Bekas jembatannya masih bisa dilihat kini (Yudha/detikcom) |
Namun, Jalan Raya Pos yang berada di Rajamandala - Haurwangi perlahan terlupakan. 'Sepenggal warisan Daendels' itu mulai jarang dilewati pasca dibangunnya Jembatan Tol Rajamandala pada 1979 silam.
Dulu, jalan penghubung utama dari Bandung menuju Cianjur hanya melewati Haurwangi. Jalannya berkelok, naik-turun dan diapit oleh tebing dan pesawahan di sisi kiri dan kananya.
Daendels membuat jembatan untuk menyeberang Sungai Citarum yang airnya berwarna kehijauan di musim kemarau di sini. Jembatan itu kini telah dirobohkan.
Jembatan baru yang menggantikan jembatan Daendels (Yudha/detikcom) |
"Kalau dulu di sini tuh ramai, hampir tiap tikungan ada yang jualan. Banyak warung-warung warga juga," ucap Jajang (60), warga sekitar kepada detikcom.
Hanya ada warga sekitar yang lalu lalang di penggalan Jalan Raya Pos yang terlupakan ini. "Paling yang menyengajakan diri saja yang ke sini, karena memang lebih jauh jaraknya," katanya.
Bagi pecinta sejarah, tempat ini bisa menjadi destinasi yang layak dikunjungi. Ambilah jalur ke Rajamandala Lama di simpang Cipatat. Jalannya cukup terawat dan suasanya masih asri terjaga.
(rdy/aff)












































Jalan Raya Pos di Rajamandala Lama (Yudha/detikcom)
Bekas jembatannya masih bisa dilihat kini (Yudha/detikcom)
Jembatan baru yang menggantikan jembatan Daendels (Yudha/detikcom)
Komentar Terbanyak
IKN Disorot Media Asing, Disebut Berpotensi Jadi Kota Hantu
Thailand Minta Turis Israel Lebih Sopan dan Hormat
Wisatawan di IKN: Bersih dan Modern Seperti Singapura, tetapi Aneh dan Sepi