Sebuah bekas pabrik di Karanganyar disulap menjadi tempat wisata kekinian, Rumah Atsiri. Ternyata pabrik ini dulunya dibangun oleh Bung Karno lho!
Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, memamerkan keindahan destinasi wisata di Karanganyar, Taman Atsiri, seperti dilihat di akun Twitternya, Rabu (19/2/2020). Taman ini bukan cuma cantik tapi juga jadi peninggalan dari presiden pertama RI, Sukarno. Seperti apa sih ceritanya?
Rumah Atsiri adalah tempat wisata di di Desa Plumbon, Tawangmangu, Karanganyar. Dikenalkan sebagai wisata kesehatan, tempat ini menjadi penghasil produk-produk tanaman aromatik.
Fungsi dari tanaman aromatik sendiri sangat beragam, mulai dari relaksasi sampai membantu pengobatan. Taman Atsiri memiliki 80 jenis tanaman asiri seperti lavender, serai, pala, cengkeh, mawar dan kenanga.
Di balik bangunan modernnya, Rumah Atsiri awalnya adalah sebuah pabrik penyulingan minyak asiri. Pabrik ini dibangun oleh Bung Karno tahun 1963, hampir seumuran dengan GBK.
Pabrik ini diberi nama Citronella. Saat itu Bulgaria menjadi negara penghasil minyak mawar terbaik dunia. Sehingga Bung Karno berambisi untuk membuat Citronella jadi yang terbesar di ASEAN.
![]() |
Dasar pemikiran Presiden Sukarno adalah kekayaan Indonesia dengan tanaman aromatik. Indonesia harusnya bisa bersaing dengan Bulgaria. Citronella pun dibangun dengan kerja sama dengan Bulgaria.
Ada alasan mendasar mengapa Tawangmangu menjadi lokasi dari pabrik ini. Ternyata tanaman citronella terbaik tumbuh di Tawangmangu dan Aceh. Tawangmangu akhirnya dipilih sebagai lokasi yang tepat untuk memproduksi minyak asiri.
Zaman berganti, Pabrik Citronella mulai mangrak di masa orde baru. Di era Presiden Soeharto Citronella dikelola sebagai tempat penelitian. Namun karena memang difungsikan sebagai pabrik, pengelolaan pun mengalami kegagalan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Masa kelam belum berakhir untuk Citronella. Pabrik ini kemudian dikelola oleh orang yang tak bertanggung jawab dan menjual barang-barang logam pabrik. Hasilnya, kini hanya ada beberapa alat termasuk pencacah yang tersisa dari zaman Bung Karno.
Pada tahun 2015, pabrik ini kembali berpindah tangan ke PT Rumah Atsiri Indonesia. Disulap menjadi tempat wisata kekinian, namun bangunan pabrik Citronella tetap dibiarkan tetap ada.
Rumah Atsiri sengaja membedakan bangunan baru dan lama karena prinsip konservasi. Bangunan baru sengaja dicocokkan dengan pabrik yang berbahan dasar beton. Hasilnya dua bangunan ini tetap serasi meski ada perbedaan usia.
![]() |
Sudah beroperasi sejak Mei 2018, Rumah Atsiri bisa memberikan eduwisata tentang minyak citronella. Untuk yang mau berkeliling taman bisa mengikuti tur yang tersedia di akhir pekan.
Rumah Atsiri memiliki sejumlah taman dengan wangi berbeda. Rumah Atsiri buka setiap hari pukul 10.00-17.00 WIB. Kalau kata Ganjar, wajib ke sini jika liburan di Karanganyar.
![]() |
(bnl/ddn)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol