Welcome d'travelers !

Ayo share cerita pengalaman dan upload photo album travelingmu di sini. Silakan Daftar atau

ADVERTISEMENT

Jumat, 24 Jul 2020 22:46 WIB

DOMESTIC DESTINATIONS

Langka, Al-Quran Kuno dari Daun Lontar di Museum Gusjigang

Dian Utoro Aji
detikTravel
Al Quran raksasa di Museum Gusjigang, Kudus, Jateng
Al Quran raksasa di Museum Gusjigang, Kudus, Jateng (Dian Utoro Aji/detikTravel)

FOKUS BERITA

Muslim Traveler
Kudus -

Museum Gusjigang X-Building di Kudus menyimpan koleksi Al-Quran kuno berusia tiga abad. Juga ada Al Quran berukuran raksasa dan mini, juga yang terbuat dari lontar.

Museum Gusjigang berada di Jalan Sunan Muria nomor 33, Kudus. Selain menjadi etalase Kudus tempo dulu, museum itu juga memiliki galeri Al Quran.

Galeri Alquran di museum Gusjigang itu berisi satu Al Quran berukuran raksasa. Selain itu, terdapat tujuh Al Quran yang letaknya mengelilingi Alquran besar itu.

Ketujuh Al Quran itu adalah Al Quran kuno daun lontar, Al Quran bahan kulit sapi, Al Quran mini stambul Turki, Al Quran sampul pintu Ka'bah, Al Quran bahan kertas kuno, Al Quran kuno dari surau, dan Al Quran kuno dari pesantren.

"Di galeri Al-Quran itu ada berbagai Al-Quran baik jenisnya, bahannya, atau ukurannya. Di sana ada Al-Quran terkecil dan terbesar, kemudian dari bahan asalnya dari kulit sapi dan dari daun lontar," ujar Manager Marketing Mubarok Food Cipta Delicia, Muhammad Kirom, saat ditemui detikcom di Museum Jenang dan Gusjigang, Jumat (24/7/2020).

Kirom mengatakan Al-Quran yang terbuat dari daun lontar itu diperkirakan berusia sekitar 300 tahun. Istimewanya, 30 juz Al Quran dari daun lontar yang sudah kuno itu masih dalam kondisi utuh.

"Contohnya, Al Quran ini, usianya 300 tahunan. Itu yang terbuat dari daun lontar. Tulisannya itu 30 juz masih ada," ujar dia.

Menurutnya, Al-Quran kuno itu didapatkan dari seorang kolektor dari Salatiga. Harga untuk mendapatkan Al-Quran itu pun tidak murah, mencapai Rp 40 juta.

"Saya dapat teman saya, kolektor dari Salatiga. Jadi, itu sudah tujuh turunan. Keturunan ketujuh beliau mendapatkan itu. Daun lontar, karena tidak banyak biasanya itu Rp 100 juta. Tapi, kemarin dapatnya Rp 40 juta dari kolektor," Kirom menambahkan.

Selain kuno, Al Quran itu spesial karena dituliskan dengan teliti di atas daun lontar kering dengan menggunakan pengutik, semacam alat khusus logam jarum yang dipanaskan. Pada jaman dahulu alat ini dipakai secara tradisional untuk menorehkan tulisan aksara kawi.

'Manuskrip Al-Quran raksasa ini diperkirakan berumur 3 abad atau 300 tahun ini berukuran besar dan dalam kondisi terawat terdiri dari atas 30 juz, halamannya dengan sampul yang lebar terbuat dari pelepah batang pohon lontar," dia menjelaskan.

Kirom menceritakan sedikit tentang Al-Quran yang terbuat dari daun lontar itu. Menurutnya Al-Quran dibuat atas imbauan kiai pada waktu itu. Secara sederhana, Al-Quran ini ditulis oleh santri ketika akan lulus dari pendidikan di pondok pesantren.

"Al-Quran itu imbauan oleh kiai, istilah sederhananya seperti skripsinya saat mau wisuda. Kalau santri dulu diminta membuat (menulis) Al-Quran," dia menjelaskan.

Selain itu, juga terdapat Al-Quran yang dibuat dari kulit sapi, hingga Al-Quran yang berukuran raksasa. Al-Quran raksasa didapatkan dari Masjid Kudus. Al-Quran itu baru berusia sekitar 10 tahun.

"Sementara itu, ada Al-Quran mini Stambul Turki dibuat di Istanbul Turki, warna tulisan kuning keemasan, merah dan hitam, dilengkapi dengan kaca pembesar dan tembaga. Kalau ini membacanya pakai kaca pembesar. Ini kita juga dapatkan dari berbagai kolektor," ujar dia.

Kirom menambahkan semua ini untuk mendapatkan koleksi benda kuno tidak gampang. Dia mengaku untuk mendapatkan Al-Quran kuno ini membutuhkan waktu hingga satu tahun lamanya. Dengan demikian dia berharap adanya koleksi Al-Quran ini dapat meningkatkan kecintaan umat muslim kepada Al-Quran.

"Proses untuk mencari dan mendapatkan koleksi ini setahun. Memburu setahun itu baru dapat, dan mencari benda kuno itu menyenangkan," kata Kirom.

Sementara itu, salah satu pengunjung, Rama (22) asal Kecamatan Dawe, Kudus sengaja datang ke Museum Gusjigang. Dia mengaku baru kedua kali datang di Museum ini. Dia juga mengaku menambah ilmu setelah mengetahui adanya koleksi Al-Quran kuno. "Ini baru kedua. Dulu keliling di Museum Jenang. Ini tadi melihat ada Al-Quran kuno," kata Rama yang merupakan mahasiswa di perguruan di Kudus.



Simak Video "Viral Penyelamatan Bocah Jatuh ke Sumur Candi Borobudur, Ini Ceritanya"
[Gambas:Video 20detik]
(fem/ddn)

FOKUS BERITA

Muslim Traveler
BERITA TERKAIT
BACA JUGA