Kopi dan senja seolah menjadi pasangan pas untuk menutup hari. Di kedai kopi satu ini traveler bakal dimanja view menakjubkan.
Tidak ada habisnya jika bicara tempat wisata yang ada di Kabupaten Kuningan. Terletak di bawah kaki Gunung Ciremai, Kuningan selalu jadi tujuan favorit wisatawan.
Salah satu tempat favorit yang ramai dikunjungi wisatawan ialah Waja Kopi. Sesuai namanya, Waja Kopi tidak lain merupakan sebuah kedai kopi. Namun ada hal yang menarik dari Waja Kopi, yakni letaknya yang berada di ketinggian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berlokasi di Desa Cisantana, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan, Waja Kopi berada di ketinggian 1.078 meter di atas permukaan laut. Untuk itulah kedai kopi itu juga dikenal dengan nama Puncak Waja Kopi.
Bisa dibayangkan kan andai kopi dan senja hadir bersama-sama?
![]() |
Nama Waja Kopi sendiri berasal dari bahasa Sunda kuno yakni warugha (tubuh) dan jagat (semesta) yang berarti tubuhnya semesta.
Karena lokasinya yang berada di ketinggian, pengunjung yang datang ke Waja Kopi akan dimanjakan dengan view pemandangan alam yang indah dan udara yang sejuk. Bahkan pada saat-saat tertentu, suhu di Waja Kopi bisa mencapai 14 derajat celcius.
"Branding kita ngopi di ketinggian karena disini ketinggiannya 1.078 MDPL. Dari sini bisa melihat view pemandangan Kuningan dan Cirebon. Jadi inilah yang membedakan kedai Waja Kopi dengan yang lain," ungkap Dani Ramdani (34) pengelola Waja Kopi.
Pantauan detikcom Jumat (31/7/2020), traveler yang datang ke Waja Kopi mayoritas merupakan anak-anak muda. Namun tidak sedikit juga keluarga yang datang ke kedai kopi tersebut.
Pengunjung yang datang ke Waja Kopi ternyata tidak hanya dari wilayah Kuningan saja. Selain Cirebon, Indramayu dan Majalengka, banyak juga pengunjung dari daerah lain seperti Bandung dan Jakarta.
Lokasi Waja Kopi sendiri juga ternyata berada di kawasan wisata Sukageuri View. Di sana terdapat beberapa tempat lainnya seperti lokasi camping, taman edelweiss khas Cigugur serta rumah kelinci.
Kopi yang disajikan juga semuanya menggunakan kopi hasil dari petani lokal. Ada jenis kopi robusta dan arabica asli Kuningan. Untuk kopi andalannya, ada Kopi Sejagat yang jadi 'signature' di Waja Kopi.
![]() |
"Untuk kopi yang pasti kita angkat kopi lokal arabica dan robusta. Untuk robusta kita ambil dari Cibereum dan Gunung Aci, untuk arabica di dari Palutungan. Jadi semuanya lokal," Dani menambahkan.
Memanfaatkan lokasi Waja Kopi yang berada di ketinggian, pihak pengelola juga menyediakan sunrise point dimana pengunjung bisa menyaksikan matahari terbit dari Waja Kopi.
"Disini juga bisa melihat sunrise, tiap hari Sabtu Minggu kita buka dari jam 5 pagi jadi orang yang mau melihat sunrise bisa datang kesini. Sunrise point namanya," kata dia.
Di masa adaptasi kebiasaan baru (AKB) ini, Waja Kopi membatasi jumlah pengunjung dan jam operasionalnya. Untuk Senin hingga Jumat Waja Kopi buka mulai pukul 9 pagi hingga 8 malam dan akhir pekan buka mulai jam 5 pagi hingga 8 malam.
Yana (36) salah seorang pengunjung mengungkapkan dirinya sengaja datang ke Waja Kopi bersama rekan-rekannya karena ingin merasakan sensasi menikmati kopi di ketinggian.
"Baru pertama kali ke sini, bagus sekali suasananya sejuk pemandangannya juga indah, sangat direkomendasikan buat wisatawan," kata Yana.
Pengalaman yang sama diungkapkan Andini (29), padahal dia sudah beberapa kali datang ke Waja Kopi. Dia tak pernah bosan.
"Ke Waja Kopi sudah lumayan sering tapi nggak pernah bosen. Di sini tempatnya enak buat cari inspirasi atau sekedar bersantai," katanya.
Bagi pengunjung yang akan datang ke Waja Kopi, harus terlebih dahulu membayar tiket masuk di kawasan Sukageuri View. Tiketnya pun sangat terjangkau yakni hanya Rp 15 ribu per orangnya.
Dianjurkan juga bagi yang ingin datang pada sore hingga malam hari agar membawa jaket atau sweater mengingat suhu di Waja Kopi yang cukup dingin.
Bagaimana traveler, masih ragu untuk menikmati kombinasi kopi dan senja di Kuningan sekaligus?
(bnl/fem)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol