DOMESTIC DESTINATIONS
Kamu Sudah Lihat Cantiknya Kebun Bunga Amarilis?

Libur akhir pekan di Jawa Tengah semakin berwarna saja. Di tengah musim hujan ini, kebun bunga amarilis akhirnya mekar!
Setelah sempat tidak mekar secara maksimal karena minimnya curah hujan, tahun ini wisatawan dapat menikmati keindahan kebun amarilis di Padukuhan Ngasem Ayu, Kalurahan Salam, Kapanewon Pathuk, Gunungkidul. Namun, karena pandemi COVID-19 wisatawan yang masuk ke kebun harus menerapkan protokol kesehatan.
Pantauan detikcom, untuk masuk ke dalam kebun milik Sukadi ini wisatawan harus menjalani pengecekan suhu tubuh, wajib mengenakan masker dan menjaga jarak. Bahkan disediakan beberapa titik untuk mencuci tangan dengan air di dalam kebun tersebut.
"Dan kalau jumlah pengunjung di kebun cukup banyak kita coba batasi yang masuk, seperti gantian gitu," kata penjaga tiket masuk wisata Bunga Amarilis Patuk, Mujiono saat ditemui wartawan, Jumat (30/10/2020).
Untuk masuk ke dalam kebun dan menikmati keindahan bunga amarilis ini wisatawan cukup merogoh kocek Rp 10 ribu per orang. Dia mengaku wisatawan yang datang hari ini cukup banyak, apalagi dibandingkan dengan tahun lalu.
![]() |
Menurutnya, wisatawan yang datang adalah mereka yang berencana ke Pantai atau pulang dari pantai. Mengingat lokasi kebun seluas 3500 M2 ini berada di pinggir jalan utama Wonosari-Yogyakarta.
"Akhir-akhir ini sudah mulai padat ya. Karena itu kami minta untuk betul-betul mematuhi protokol kesehatan untuk meminimalisir penyebaran virus Corona," ucapnya.
"Kami juga selalu berkeliling untuk mengingatkan wisatawan yang tidak pakai masker. Kalau ketahuan tidak pakai akan kami beri masker gratis," imbuh Mujiono.
Salah seorang pengunjung, Bagus Adi (30) mengaku sengaja menyempatkan mampir ke kebun amarilis Patuk. Pasalnya tahun kemarin dia bersama saudaranya tidak bisa menikmati keindahan bunga tersebut.
"Tahu dari medsos kalau sudah mekar, ditambah ada saudara yang datang mengajak ke sini, yaudah langsung ke sini (kebun amarilis). Apalagi kondisi kebunnya lebih bagus daripada tahun lalu ya," ucapnya.
![]() |
Perlu diketahui, menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) jumlah pengunjung di kebun Amarilis Dusun Ngasem Ayu, Desa Salam, Kecamatan Pathuk, Kabupaten Gunungkidul menurun 50%. Hal itu karena bunga Amarilis tidak mekar serempak dan kurangnya curah hujan.
Pantauan detikcom, suasana di kebun Amarilis Sukadi tampak sangat lengang. Tak hanya itu, sebagian besar bunga di kebun seluas 3500 meter persegi ini tampak layu, meski ada beberapa petak berisi bunga yang tengah bermekaran.
Pemilik kebun, Sukadi (48) mengatakan, bahwa bunga Amarilis miliknya mulai bermekaran awal bulan Desember. Namun, diakuinya bermekarannya bunga-bunga itu hanya berlangsung sebentar.
"Mulai bermekaran full itu tanggal 4 (Desember) dan sekarang sudah layu karena memang mekarnya kan hanya belasan hari," katanya saat ditemui di kediamannya, Dusun Ngasem Ayu, Desa Salam, Kecamatan Pathuk, Kabupaten Gunungkidul, Rabu (18/12/2019).
Menurutnya, selama 4 hari ini banyak pengunjung yang datang untuk berswafoto ria di kebun miliknya. Bahkan, saat tanggal 4 Desember dalam sehari ada sekitar 1000 orang yang datang ke kebun Amarilis Sukadi.
"Pas hari pertama itu bisa hampir 1000 pengunjung, tapi ramainya pengunjung itu hanya berlangsung 4 hari dan setelah itu, paling hanya ratusan orang yang datang ke sini," ujarnya.
Sukadi menyebut, jumlah pengunjung tahun ini tidak sebanyak tahun lalu. Bahkan, ia mengaku jumlah pengunjung tahun ini mengalami penurunan yang cukup banyak.
"Tahun sebelumnya itu bisa sampai 2 ribuan dalam sehari, jadi bisa dikatakan tahun ini menurun mas. Kalau penurunannya sendiri hampir 50 persen ya," ucapnya.
Bahkan, jumlah kunjungan itu terus mengalami penurunan hingga hari ini. Kendati demikian, Sukadi menyebut hal itu lumrah, Mengingat 6 hari lagi bunga Amarilis sudah berhenti bermekaran.
![]() |
"Tahun ini memang agak nggak bagus bunganya (bunga Amarilis yang bermekaran), karena tidak barengan yang mekar. Ya, kalau sekarang ini paling hanya 1-2 orang yang ke sini, itu juga hanya sebentar karena bunganya sudah layu mas," katanya.
"Tapi untungnya kalau pemesanan bibit (Amarilis) mengalami kenaikan, tapi yang pesan, lo. Kalau yang beli langsung hanya sedikit," imbuh Sukadi.
Sukadi menambahkan, bahwa kondisi semacam ini baru ia temui di tahun ini, di mana curah hujan mengalami penurunan meski sudah tidak memasuki musim kemarau. Berkaca dari kondisi tersebut, ia pun berencana untuk membangun bak penampungan air agar bunga Amarilis di kebunnya mekar secara bersamaan.
Simak Video "Pecel Udang, Cita Rasa Khas Kuliner Semarang"
[Gambas:Video 20detik]
(bnl/bnl)