Traveler penyuka adrenalin rasanya harus mencoba berpetualang naik mobil jeep menaklukkan Taman Nasional Meru Betiri. Dijamin seru dan bikin ketagihan!
Para penyuka wisata Indonesia, khususnya di Jawa Timur perlu mencoba Eco Adventure di kawasan Taman Nasional Meru Betiri, Jember dan Banyuwangi. Selain menambah pengalaman baru, berwisata dengan tetap menerapakan protokol kesehatan CHSE (Chealineass, Healthy and Enviroment Sustainability) akan terasa asyik dan aman saat berwisata.
Acara Eco Adventure yang diselenggarakan Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) tersebut dikemas dalam fun trip dengan menggunakan mobil jeep. Petualangan yang dimulai dari Jember tersebut, selama perjalanan peserta akan diajak menuju kawasan Taman Nasional Meru Betiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para perserta akan diajak berkunjung ke UKM pembuatan tahu yang berada di Desa Gambiran, Kecamatan Gambiran, Banyuwangi. Jarak yang ditempuh dari pusat Kota Jember menuju desa tempat pengerajin tahu tersebut membutuhkan waktu 1,5 jam.
Tidak hanya itu selama perjalanan, mata akan dimanjakan dengan view persawahan dan kawasan perkebunan. Tiba di sana, traveler akan bisa mengetahui cara pembuatan tahu yang sering jadi jujukan para wisatawan lokal dan wisatawan asing.
![]() |
Di perkampungan itu, kurang lebih 200 kartu keluarga yang berprofesi membuat tahu yang sudah dijalankan selama tiga generasi.
"Kalau saya sendiri sudah sejak tahun 90-an. Saya kan generasi ketiga, dari mulai embah, ibu saya terus berlanjut ke saya," kata Muchlisin kepada detikcom, Rabu (18/11/2020).
Muchlisin mengaku sebelum ada pandemi corona melanda Indonesia, wisatawan asing sering berkunjung melihat pembuatan tahu di Desa Gambiran. Namun saat ini masih belum ada wisatawan asing yang berkunjung.
![]() |
Meski begitu, Muchlisin mengaku produksi tahu di kawasan Desa Gambiran tidak lesu. Bahkan setiap hari mereka membutuhkan hampir 2 ton kedelai untuk bahan pembuatan tahu.
"Alhamdulillah meski pandemi. Tidak ada kendala dalam produksi. Karena tahu masih dibutuhkan untuk masyarakat kecil," ungkap Muchlisin.
Selain itu, di sana para pengunjung juga diajari cara memotong tahu dan melihat langsung proses pembuatan tahu dari bahan mentah hingga jadi. Tidak hanya itu protokol kesehatan pun dijaga ketat saat proses pembuatan tahu
SELANJUTNYA-------------->> Berkunjung ke Perajin Gula Kelapa
Berkunjung ke Perajin Gula Kelapa
Sementara itu, salah satu wisata asal Tuban, Auliana Umazah mengaku senang dengan trip yang diikutnya, terutama saat melihat langsung produksi tahu di Desa Gambiran.
"Terutama protokol kesehatannya ini, diterapin diproduksi ini. Jadi semua pengawai dan pengunjung wajib mengunakan masker sebelum masuk ketempat produksinya. Jadi itu yang menarik sih menurutku," ungkap Auliana.
Setelah mendatangi pengrajin tahu di Desa Gambiran. Fun trip dengan menggunakan mobil jeep berlanjut. Nuansa alam semakin terasa saat menuju ke lokasi pembuatan gula kelapa di Desa Sumber Bopong, Kecamatan Pesanggraan.
Waktu yang dibutuhkan dari lokasi sebelumnya, yakni sama 1,5 jam. Untuk menuju ke kawasan pembuatan kelapa tersebut harus melewati perkebunan coklat dan juga hutan jati. Tidak hanya itu jalan yang dilalui harus melintasi aliran Sungai Lembu. Meski tidak dalam dan tidak lebar nuansa petualangan begitu nampak.
![]() |
Setelah itu, sekitar 100 meter dari lokasi yang berada di perkebunan coklat itu, aroma manis gula kelapa sudah terasa. Disana para pembuat gula kelapa juga terlihat menggunakan masker saat memproses nira kelapa untuk menjadi gula kelapa warna merah.
Selesai melihat proses pembuatan tahu dan pembuatan gula kelapa. Perjalanan berlanjut, kali ini, rombongan menggunakan mobil jeep menuju ke Muara Mbaduk, dilokasi ini pemandangan pantai sudah terlihat, deburan ombak pantai selatan pun terasa kencang.
Di sana, sebelum menuju pantai, anda akan disuguhi pemandangan bukit nan hijau dan juga beberapa hewan kerbau milik warga sekitar. Pemandangan semakin asyik, apalagi melihat dari atas atap mobil jeep, bibir pantai Rajegwesi terlihat dengan deburan ombak yang tiada henti.
Simak Video "Video Kemenkraf-Garuda Indonesia Kolaborasi Kembangkan Ekonomi Kreatif"
[Gambas:Video 20detik]
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum